Wall Street Melemah, Pasar Cermati Konflik Iran-Israel dan Data Penjualan Ritel AS
Ilustrasi bursa saham New York Stock Exchange (NYSE) atau Wall Street.(SHUTTERSTOCK/STUART MONK)
07:40
18 Juni 2025

Wall Street Melemah, Pasar Cermati Konflik Iran-Israel dan Data Penjualan Ritel AS

Pasar saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan rilis data ekonomi yang mengecewakan.

Para investor mencermati dengan seksama perkembangan konflik antara Israel dan Iran yang telah berlangsung selama lima hari terakhir. Situasi tersebut menambah kekhawatiran pasar, terutama di tengah ketidakpastian kebijakan AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 299,29 poin atau 0,70 persen, berakhir di level 42.215,80. Indeks S&P 500 turun 0,84 persen ke posisi 5.982,72, sementara indeks teknologi Nasdaq Composite terkoreksi lebih dalam sebesar 0,91 persen menjadi 19.521,09.

Dari sisi geopolitik, mantan Presiden AS Donald Trump kembali menjadi sorotan. Melalui platform Truth Social, Trump mendesak pemimpin Iran untuk menyerah tanpa syarat. Ia juga menggelar pertemuan dengan tim keamanan nasionalnya di Gedung Putih pada Selasa sore, sementara Pentagon dikabarkan mulai memindahkan aset militernya ke Timur Tengah guna memperkuat posisi pertahanan dan memberikan opsi tambahan bagi Trump.

Trump bahkan meninggalkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Kanada lebih awal untuk menangani situasi ini. Presiden Prancis Emmanuel Macron sempat menyebut bahwa Trump tengah mengupayakan gencatan senjata antara Iran dan Israel. Namun, Trump membantah keterkaitan kepergiannya dari G7 dengan isu gencatan senjata, menyebut langkahnya itu “jauh lebih besar dari itu.”

Ketegangan tersebut turut mendorong harga minyak dunia. Setelah sempat melemah pada awal pekan, harga minyak kembali melonjak lebih dari 4 persen pada Selasa, seiring kekhawatiran eskalasi konflik. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dan Brent tercatat mengalami kenaikan tajam.

Di luar isu geopolitik, pasar juga dibebani oleh data ekonomi domestik. Data penjualan ritel AS untuk bulan Mei menunjukkan penurunan sebesar 0,9 persen, lebih dalam dari perkiraan konsensus Dow Jones yang memproyeksikan penurunan 0,6 persen. Lemahnya belanja konsumen ini menambah tekanan bagi pasar saham.

Laporan ini muncul menjelang pertemuan penting Federal Reserve minggu ini. Pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga tetap, namun fokus kini tertuju pada proyeksi ke depan. Menurut CME FedWatch, pasar masih memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin tahun ini, dimulai pada pertemuan bulan September.

Tag:  #wall #street #melemah #pasar #cermati #konflik #iran #israel #data #penjualan #ritel

KOMENTAR