Produk Buatan Korsel Bakal Banjiri Asia Tenggara, Termasuk Indonesia
Bendera korea Selatan [Unsplash/Daniel Bermard]
14:01
16 Juni 2025

Produk Buatan Korsel Bakal Banjiri Asia Tenggara, Termasuk Indonesia

Korea Selatan (Korsel) terus meningkatkan produk ekspornya ke beberapa negara. Termasuk pada negara ASEAN yang mengalami surplus perdagangan tahun ini.

Apalagi, Ekspor Korea Selatan ke negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara sedang meningkat, membantu mengimbangi penurunan pengiriman baru-baru ini ke Amerika Serikat dan Tiongkok.

Lantaran masih berlangsung perang dagang global yang sebagian dipicu oleh kebijakan tarif AS yang terus berkembang.

Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan di Korea, ekspor ke kawasan ASEAN mencapai 47,88 miliar dolar AS pada periode Januari-Mei. Angka ini naik 4,3 persen dari periode yang sama tahun lalu.

"Di tengah pemisahan antara AS dan Tiongkok, Tiongkok semakin berupaya untuk memperluas kehadirannya di pasar ASEAN. ASEAN akan menjadi pasar yang lebih penting di masa mendatang karena AS juga mengalihkan sumber impornya dari Tiongkok ke ASEAN," kata Austin Chang, presiden lembaga perdagangan internasional di bawah KITA dilansir Korea Herald, Senin (16/6/2026).

Selama periode yang sama, ekspor Korea Selatan ke AS turun 4,3 persen karena dampak kebijakan tarif pemerintahan Donald Trump mulai terwujud, sementara pengiriman ke Tiongkok turun 5 persen.

Pada bulan Februari, ekspor ke ekonomi ASEAN mencatat 9,56 miliar dolar AS melampaui pengiriman bulanan ke Tiongkok, yang mencapai 9,5 miliar dolar AS, untuk pertama kalinya dalam 23 tahun.

Tentunya, pengiriman ke ASEAN melampaui ekspor ke Tiongkok lagi pada bulan Maret, yaitu 10,26 miliar dolar AS menjadi 10,06 miliar dolar AS. Sedangkan, pads bulan Mei, ekspor ke AS turun 8,4 persen secara tahunan menjadi 10,05 miliar dolar AS.

Sedangkan, ekspor ke Tiongkok turun 8,1 persen menjadi 10,4 miliar dolar AS. Penurunan ini akibat dampak kebijakan tarif yang diberlakukan pemerintahan Trump. Sementara itu, pengiriman ke ASEAN turun 1,3 persen menjadi 10 miliar dolar AS pada bulan tersebut.

Badan Promosi Perdagangan-Investasi Korea sebelumnya menyebut negara-negara ASEAN sebagai tujuan ekspor yang menguntungkan bagi Korea Selatan tahun ini di tengah tren global untuk menurunkan ketergantungan rantai pasokan pada Tiongkok, pertumbuhan ekonomi digital yang pesat, dan perluasan rumah tangga kelas menengah di kawasan tersebut.

Sedangkan Barang ekspor yang menjanjikan ke kawasan tersebut meliputi semikonduktor, elektronik, peralatan rumah tangga, robot, suku cadang baterai EV, fasilitas energi terbarukan, dan lainnya.

Sebagai informasi,Korea Selatan dan ASEAN merupakan mitra dagang yang sangat berharga bagi satu sama lain. Pada tahun 2023, volume perdagangan antara ASEAN dan Korea Selatan tercatat sebesar 187,1 miliar USD.

ASEAN merupakan mitra dagang terbesar kedua bagi Korea Selatan. Lebih jauh lagi, ASEAN merupakan tujuan investasi terbesar kedua bagi Korea Selatan dengan arus masuk investasi asing langsung dari Korea Selatan masing-masing mencapai 10,8 miliar USD pada tahun 2022 dan 7,31 miliar USD pada tahun 2023.

Selain itu, ASEAN bersama Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan (ASEAN+3) menegaskan kembali komitmen mereka terhadap perdagangan multilateral bebas.

Pernyataan ini dikeluarkan dalam pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN+3 di Italia, Minggu (4/5/2025), dilansir dari NHK Japan.

Pertemuan ini digelar di tengah kekhawatiran bahwa langkah tarif Amerika Serikat dapat mengganggu perekonomian kawasan.

Dalam pernyataan bersama yang disusun seusai pertemuan, para pejabat menyoroti bahwa prospek ekonomi kawasan kini berada dalam tekanan.

Mereka mengungkapkan bahwa hal ini disebabkan oleh meningkatnya ketidakpastian global. Pejabat juga menggarisbawahi bahwa eskalasi proteksionisme perdagangan global menimbulkan fragmentasi ekonomi.

Fragmentasi tersebut akhirnya berdampak pada arus perdagangan, investasi, dan modal lintas negara. Pernyataan tersebut menegaskan komitmen penuh negara-negara ASEAN+3 terhadap sistem perdagangan multilateral yang berbasis aturan.

Sistem perdagangan ini juga diharapkan tidak diskriminatif, terbuka, adil, inklusif, setara, dan transparan. Sistem ini, menurut mereka, harus tetap berpusat pada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Selain itu, negara-negara tersebut juga sepakat untuk mendorong peningkatan perdagangan dan investasi intra-kawasan guna memperkuat ketahanan ekonomi regional.

Menteri Keuangan Jepang, Kato Katsunobu, menyampaikan Jepang akan aktif mendesak Amerika Serikat untuk meninjau kembali kebijakan tarifnya yang dinilai merugikan.

Editor: Iwan Supriyatna

Tag:  #produk #buatan #korsel #bakal #banjiri #asia #tenggara #termasuk #indonesia

KOMENTAR