Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Diprediksi Melemah, Mengapa?
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 5 tahun terakhir menunjukkan stabilitas di tengah berbagai guncangan global. ()
21:40
11 Juni 2025

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Diprediksi Melemah, Mengapa?

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 dan 2026 diproyeksikan mengalami penurunan signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh melemahnya daya beli masyarakat serta menurunnya kinerja industri nasional.

Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7 persen untuk tahun 2025 dan 4,8 persen untuk tahun 2026.

Angka ini lebih rendah dibandingkan laporan Global Economic Prospects (GEP) edisi Januari 2025 yang memproyeksikan pertumbuhan sebesar 5,1 persen untuk kedua tahun tersebut.

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. FREEPIK/PIKISUPERSTAR Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.

Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7 persen pada 2025 dan 4,8 persen pada 2026.

Sebelumnya, pada Maret 2025, proyeksi OECD berada di angka 4,9 persen untuk 2025 dan 5,0 persen untuk 2026.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,7 persen untuk tahun 2025 dan 2026, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,1 persen.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menyampaikan bahwa kebijakan ekonomi pemerintah saat ini tidak jauh berbeda dengan periode sebelumnya. Menurutnya, pendekatan pembangunan masih berada dalam jalur yang sama.

"Program Prabowo adalah kelanjutan. Kalaupun ada akselerasi, itu pada program pengembangan SDM yang dampaknya baru terasa dalam jangka panjang," kata Huda kepada Kontan.co.id, Rabu (11/6/2025).

 

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi RI. SHUTTERSTOCK Ilustrasi pertumbuhan ekonomi RI.

Huda menilai strategi ekonomi yang serupa akan menghasilkan proyeksi pertumbuhan yang tidak jauh berbeda dari pencapaian pemerintahan sebelumnya.

Ia menekankan bahwa strategi jangka panjang, seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia, memang penting, namun tidak berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dalam waktu dekat.

“Program hilirisasi dan pembangunan infrastruktur masih menjadi andalan utama pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Namun demikian, Huda mengingatkan bahwa ketergantungan terhadap pembangunan infrastruktur dan hilirisasi tetap mendominasi. Di sisi lain, melemahnya permintaan masyarakat turut menekan kinerja industri nasional. Daya beli yang rendah menjadi salah satu hambatan utama dalam proses pemulihan ekonomi.

“Meskipun ada program peningkatan kualitas SDM, dampaknya baru bisa dirasakan dalam jangka panjang,” jelas Huda.

Huda juga mengutip data dari S&P yang menunjukkan bahwa sektor industri mengalami tekanan dalam beberapa bulan terakhir. Indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia pada April 2025 tercatat sebesar 46,7 dan sedikit meningkat menjadi 47,4 pada Mei 2025. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan capaian Maret 2025 yang mencapai 52,4.

"PMI di bawah 50 menunjukkan bahwa sektor manufaktur mengalami kontraksi, tanpa ekspansi produksi," kata Huda.

Menurutnya, sektor industri belum menunjukkan peningkatan produksi domestik. Hal ini menandakan bahwa utilitas industri akan terus menurun seiring dengan lemahnya permintaan, baik dari pasar domestik maupun internasional.

“Tidak adanya ekspansi berarti tidak ada tambahan produksi dari industri manufaktur dalam negeri,” tegas Huda.

Ia menambahkan bahwa sektor tekstil dan produk tekstil menjadi salah satu yang paling terdampak. Tingkat utilisasi di sektor ini diperkirakan bisa turun di bawah 50 persen, yang berisiko menimbulkan pengurangan tenaga kerja secara signifikan. (Reporter: Indra Khairuman | Editor: Noverius Laoli)

 

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Diproyeksi Melemah, Ini Pemicunya

Tag:  #pertumbuhan #ekonomi #indonesia #2025 #diprediksi #melemah #mengapa

KOMENTAR