IMF, ADB, dan WTO Kompak Ingatkan Dampak Tarif Trump ke Ekonomi Dunia
Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat akan menandatangani salah satu perintah eksekutif di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington DC, Selasa (11/2/2025).(GETTY IMAGES NORTH AMERICA/ANDREW HARNIK via AFP)
09:48
6 April 2025

IMF, ADB, dan WTO Kompak Ingatkan Dampak Tarif Trump ke Ekonomi Dunia

- Lembaga-lembaga internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Pembangunan Asia (ADB), dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) kompak memperingatkan dampak penerapan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap perekonomian dunia.

Menurut Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, penerapan tarif impor AS menimbulkan risiko yang signifikan terhadap ekonomi global di saat pertumbuhan ekonomi sedang lesu.

Mengecam tarif impor Trump terhadap sebanyak 180 negara, Georgieva mengatakan dalam pernyataan resmi bahwa pihaknya masih menilai implikasi ekonomi makro dari langkah-langkah tarif yang diumumkan.

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva. WIKIMEDIA COMMONS/PREISS/MSC Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva.

"Tetapi hal itu jelas merupakan risiko yang signifikan terhadap prospek global di saat pertumbuhan ekonomi sedang lesu. Penting untuk menghindari langkah-langkah yang dapat semakin merugikan ekonomi dunia," kata Georgieva.

IMF, imbuh dia, mengimbau AS dan mitra dagangnya untuk bekerja secara konstruktif guna menyelesaikan ketegangan perdagangan dan mengurangi ketidakpastian.

“Kami akan membagikan hasil penilaian kami dalam prospek ekonomi dunia, yang akan dipublikasikan pada saat pertemuan musim semi IMF/Bank Dunia akhir bulan ini,” terang Georgieva.

Dia mengatakan tarif Trump yang luas telah menciptakan ketidakpastian yang besar dan merusak kepercayaan, tetapi itu tidak mungkin memicu resesi jangka pendek.

Sementara itu, dalam pernyataan yang dikeluarkan di Manila, Filipina, ADB mengatakan rezim tarif baru AS berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi AS dan global, menyusutkan pasar ekspor dan berpotensi mendorong respons bank sentral AS Federal Reserve.

 

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.THINKSTOCKS Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.

Kepala ekonom ADB Albert Park mengatakan tidak seperti ketegangan perdagangan AS-China sebelumnya yang menyebabkan pergeseran manufaktur ke Asia Tenggara, putaran tarif ini cukup luas untuk memperlambat perdagangan di seluruh kawasan dan dampaknya dapat meredam pertumbuhan ekonomi AS dan mendorong The Fed untuk menurunkan suku bunga acuan.

"Besarnya dan luasnya tarif baru AS dapat memperlambat pertumbuhan di AS dan secara global secara signifikan sehingga akan menyusutkan total peluang ekspor Asia Timur daripada sekadar mengalihkan produksi di dalamnya," kata Park, dikutip dari The New Indian Express, Minggu (6/4/2025).

Park menuturkan, peningkatan tarif akan memiliki dampak negatif bagi prospek pertumbuhan ekonomi China. Sebagai informasi, China dikenakan tarif impor sebesar 34 persen, sementara Trump mengklaim China menerapkan tarif impor sebesar 67 persen terhadap produk-produk AS.

"China kemungkinan akan menggandakan perubahan kebijakan mereka baru-baru ini untuk memprioritaskan konsumsi domestik sambil meningkatkan perdagangan dengan mitra selain AS," ujar Park.

Park juga memperingatkan bahwa arus modal keluar dari Asia Tenggara merupakan kemungkinan yang jelas, karena investor asing biasanya mundur dari pasar yang lebih berisiko, dan tarif telah menambah lapisan baru ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.

Di sisi lain, Bank Dunia tidak berkomentar secara langsung mengenai rincian tarif impor Trump.

Akan tetapi, lembaga itu secara umum menyatakan kekhawatiran tentang potensi dampak negatif proteksionisme perdagangan, termasuk tarif, terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi global.

"Perang dagang dan ketidakpastian perdagangan yang diakibatkannya dapat mengganggu rantai pasokan global, mengurangi investasi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi, khususnya di negara-negara berkembang," kata Bank Dunia.

 

Lembaga itu menambahkan bahwa tarif yang lebih tinggi dapat berdampak negatif pada ekonomi berkembang yang sering kali bergantung pada perdagangan untuk pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala.WIKIMEDIA COMMONS/WORLD TRADE ORGANIZATION Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala.

Sementara itu, WTO mengatakan perdagangan barang dunia dapat terkontraksi 1 persen karena perang tarif.

"Meskipun situasinya berkembang pesat, perkiraan awal kami menunjukkan bahwa tarif timbal balik ini, ditambah dengan tarif yang diperkenalkan sejak awal tahun, dapat menyebabkan kontraksi keseluruhan sekitar 1 persen dalam volume perdagangan barang global tahun ini, yang merupakan revisi ke bawah hampir 4 poin persentase dari proyeksi sebelumnya," kata Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala dalam pernyataan resminya.

Ia lebih lanjut mengatakan sangat prihatin dengan penurunan perdagangan dunia ini dan potensi eskalasi menjadi perang tarif dengan siklus tindakan pembalasan yang menyebabkan penurunan lebih lanjut dalam perdagangan.

Okonjo-Iweala lebih lanjut mengatakan penting untuk diingat bahwa meskipun ada langkah-langkah baru yang sebagian besar perdagangan global masih berjalan di bawah ketentuan negara yang paling disukai (MFN) WTO.

“Perkiraan kami sekarang menunjukkan bahwa pangsa ini saat ini berada di 74 persen, turun dari sekitar 80 persen di awal tahun. Anggota WTO harus bersatu untuk menjaga keuntungan ini,” katanya.

Tag:  #kompak #ingatkan #dampak #tarif #trump #ekonomi #dunia

KOMENTAR