Program Transformasi Waskita Karya Mendorong Keberlanjutan di Sektor Infrastruktur
Ilustrasi Waskita Karya. (Istimewa)
07:27
19 Februari 2025

Program Transformasi Waskita Karya Mendorong Keberlanjutan di Sektor Infrastruktur

–PT Waskita Karya (Persero) Tbk berkomitmen menjalankan transformasi secara berkelanjutan. Tidak hanya fokus pada penyehatan keuangan, Waskita pun memiliki empat aspek utama dalam strategi transformasi, meliputi pemulihan bisnis, organisasi dan budaya, restrukturisasi keuangan, serta digitalisasi.

”Melalui strategi itu, diharapkan visi Perseroan menjadi perusahaan terdepan dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan dapat tercapai,” jelas Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita dalam keterangan resmi.

Mengenai strategi bisnis, lanjut Ermy, kini Waskita fokus pada perolehan Nilai Kontrak Baru (NKB). Dalam pelaksanaannya, perseroan mengadakan Komite Manajemen Risiko, untuk menilai risiko dan kelayakan proyek, sebelum memutuskan untuk mengambil suatu proyek dan melakukan tender.

Peningkatan kompetensi pegawai, lanjut dia, juga menjadi bagian dari strategi bisnis. Perseroan terus melaksanakan pemenuhan pelatihan dan sertifikasi guna menjawab tantangan pasar ke depan.

Dia menambahkan, Waskita juga telah menerapkan lean construction atau metode konstruksi yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan kualitas proses, serta menerapkan optimalisasi penyerapan stok. Selain itu, pengembangan program Value Stream Booster (VSB) turut dilakukan guna mendeteksi potensi deviasi biaya sejak dini dan akurat.

Menurut Ermy, penguatan Governance, Risk, & Compliance (GRC) terus dilakukan. Salah satunya dengan memenuhi Roadmap Perbaikan Manajemen Risiko. Peningkatan fungsi manajemen risiko ini telah dilakukan melalui assesment Risk Maturity Index (RMI) serta memastikan fungsi legal berjalan.

Waskita, kata dia, turut melakukan transformasi digital pada berbagai bidang. Pada bidang operasional, perseroan mengintegrasikan Core System ERP SAP S/4 HANA dengan Building Information Modelling (BIM) dan perencanaan Last Planner System (LPS). Waskita menjadi satu-satunya perusahaan konstruksi yang menggabungkan ketiga sistem tersebut.

Ada pula beberapa inovasi digital lain, seperti penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) WISENS (Waskita Intelligent Sensing System) pada beberapa pembangunan proyek. Itu guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan. Dua di antaranya yaitu AI Pavement Crack Detection, membantu Waskita mendeteksi kerusakan jalan, sekaligus sebagai target tidak adanya kegagalan dalam proses konstruksi atau zero defect.

”Melalui penggunaan AI tersebut, penghitungan jumlah dan jenis kerusakan secara otomatis bisa dilakukan lebih efisien, sehingga dapat mendukung inspeksi dan pengawasan aset jalan tol. Waktu inspeksi yang dapat diefisiensi mencapai 40 persen lebih cepat,” jelas Ermy.

Kemudian guna memastikan para pekerja mengenakan Alat Pelindung Diri (APD), perseroan memanfaatkan teknologi AI APD Inspection. Penerapan AI ini berfungsi juga sebagai upaya mencapai target tidak adanya kecelakaan kerja atau zero fatality.

”Secara keseluruhan, ultimate goals transformasi Waskita yang dilakukan adalah terciptanya operational excellence secara berkesinambungan. Kami akan selalu berupaya untuk menyelesaikan proyek-proyek dengan mutu terbaik, tepat waktu, dan biaya yang efisien,” tutur Ermy Puspa Yunita.

Saat ini, kata Ermy, penyehatan keuangan Waskita menjadi prioritas, di antaranya dengan menjalankan restrukturisasi. Perseroan telah mendapat persetujuan dari 22 kreditur perbankan terkait penyempurnaan atas Master Restructuring Agreement (MRA) 2021 dan terkait Pokok Perubahan Perjanjian fasilitas Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP), dengan nilai outstanding Rp 31,5 triliun.

”Kini restrukturisasi tersebut sudah efektif. Dengan begitu, kegiatan operasional Waskita bisa berjalan secara optimal,” ujar Ermy Puspa Yunita.

Berdasar laporan keuangan pada kuartal III 2024, Waskita mencatat kenaikan laba bruto 33,18 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 1,03 triliun. Sebelumnya, pada periode sama tahun lalu Rp 773,93 miliar.

Nilai Gross Profit Margin (GPM) perseroan pun naik menjadi 15,19 persen, setelah sebelumnya pada kuartal tiga tahun lalu sebesar 9,90 persen. EBITDA Waskita turut naik hingga 141 persen, dari Rp 252 miliar menjadi Rp 609 miliar per September 2024.

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tag:  #program #transformasi #waskita #karya #mendorong #keberlanjutan #sektor #infrastruktur

KOMENTAR