Menko Airlangga dan Perusahaan UEA Bahas Rencana Produksi Aluminium
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan dengan CEO Emirate Global Aluminium (EGA) Abdulnasser Ibrahim Saif Bin Kalban.(DOK. KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN )
20:52
15 Februari 2025

Menko Airlangga dan Perusahaan UEA Bahas Rencana Produksi Aluminium

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan dengan CEO Emirate Global Aluminium (EGA) Abdulnasser Ibrahim Saif Bin Kalban.

Pertemuan ini dilakukan di sela-sela acara the World Government Summit 2025 di Dubai.

Pertemuan ini membahas kelanjutan rencana kerja sama EGA untuk mendukung pengembangan produksi alumunium, melalui pengembangan smelter yang mengolah bauksit di Indonesia.

Abdulnasser menyampaikan, Indonesia memiliki potensi besar sebagai salah satu pemain utama di industri alumunium, namun demikian perlu pembahasan lebih lanjut untuk memetakan proyek-proyek yang dapat dikerjasamakan.

“Indonesia adalah negara potensial di sektor alumunium, oleh karena itu perlu terus dilakukan feasibility study guna mengukur efisiensi produk alumunium Indonesia” ungkap Abdulnasser dalam siaran pers Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Sabtu (15/2/2025).

EGA merupakan perusahaan produsen aluminium premium terbesar di dunia, yang memiliki smelter aluminium di Dubai dan Abu Dhabi, dan merupakan perusahaan industri terbesar di Uni Emirat Arab (UEA) di luar sektor minyak dan gas.

EGA telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama strategis dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), dalam mendorong ekspansi produksi dan sekaligus mendorong hilirisasi industri aluminium yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk Indonesia.

Abdulnasser juga menyatakan EGA telah menyepakati kerja sama dengan Inalum untuk memperluas Smelter di utara Sumatera hingga 400.000 ton per tahun.

Namun demikian, proyek kerja sama tersebut belum terealisasi karena faktor tingginya biaya listrik dan pasokan listrik rendah karbon, yang digunakan untuk memproduksi alumunium hijau.

EGA telah melakukan pengembangan teknologi secara mandiri dalam hal peleburan aluminium, dan melakukan berbagai studi untuk penggunaan teknologi tinggi di smelter Inalum Kuala Tanjung Sumatera Utara untuk mencapai peningkatan produksi hingga 400.000 ton per tahun.

Dengan demikian, diharapkan akan bisa mengeksplorasi potensi-potensi baru dalam sektor industri pengolahan aluminium di Indonesia.

 

Abdulnasser juga menyampaikan, EGA menggunakan panel surya sebagai sumber tenaga pengolahan alumunium dan berencana akan menjajaki alternatif pengembangan energi bersih di Indonesia.

“Dengan kemampuan dan teknologi maju yang kami gunakan, dan potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia akan menghasilkan alumina terbaik dalam jumlah yang besar," lanjut Abdulnasser.

Adapun Airlangga mengungkapkan akan berkoordinasi dengan Inalum untuk menindaklanjuti kerja sama yang sebelumnya sudah disepakati. Selain itu, Airlangga juga menyampaikan stakeholder terkait juga perlu dilibatkan untuk percepatan implementasi komitmen kerja sama.

“Kerja sama perlu dilakukan dengan pihak lain seperti PLN untuk mengembangkan tenaga listrik rendah karbon guna memenuhi pasokan listrik yang mencukupi untuk produksi alumunium," ucap Airlangga.

Airlangga menegaskan, kerja sama ini harus memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia dan melibatkan sektor swasta di Indonesia.

“Perlu dipastikan bahwa kerja sama sektor Alumunium ini memiliki dampak ekonomi yang besar terutama dalam penciptaan lapangan kerja," tuturnya.

Tag:  #menko #airlangga #perusahaan #bahas #rencana #produksi #aluminium

KOMENTAR