Saham BYD Melonjak Usai Gandeng DeepSeek untuk Teknologi AI
BYD Sealion 07(Foto: KOMPAS.com/Fathan)
23:16
11 Februari 2025

Saham BYD Melonjak Usai Gandeng DeepSeek untuk Teknologi AI

- Saham BYD mencatat rekor tertinggi setelah raksasa otomotif asal China ini mengumumkan peluncuran teknologi asisten berkendara terbaru, "DiPilot". Teknologi tersebut didukung kecerdasan buatan (AI) dari DeepSeek.

Langkah ini menandai pergeseran strategi BYD dari perang harga menuju peningkatan fitur dan inovasi teknologi.

Pada perdagangan Selasa (11/2/2025), saham BYD di bursa Hong Kong naik lebih dari 4 persen hingga mencapai rekor HKD 345 (44,24 dollar AS), sebelum akhirnya mengalami koreksi.

 

Kenaikan ini mengikuti lonjakan hampir 21 persen dalam sepekan terakhir menjelang peluncuran resmi teknologi terbaru BYD pada 10 Februari 2025.

DiPilot: Teknologi Asisten Berkendara Canggih dengan Harga Terjangkau

Dilansir dari CNBC, pendiri sekaligus Chairman BYD, Wang Chuanfu, menegaskan bahwa teknologi smart driving akan menjadi fitur standar keselamatan, sebagaimana sabuk pengaman dan airbag.

BYD mengumumkan bahwa "DiPilot" akan tersedia di seluruh jajaran kendaraannya, termasuk model kendaraan dengan harga terjangkau, yakni 69.800 yuan (9.555 dollar AS).

Dengan demikian, BYD menjadi produsen pertama di China yang menawarkan teknologi asisten berkendara canggih pada kendaraan dengan harga di bawah 70.000 yuan.

 

Analis dari Nomura menyebut langkah ini sebagai pergeseran strategi BYD dari pemotongan harga menuju peningkatan fitur dan teknologi.

Kolaborasi dengan DeepSeek: Lompatan Besar dalam AI Kendaraan

Teknologi "DiPilot" kini diperkuat oleh AI dari startup China, DeepSeek, yang diklaim mampu meningkatkan efisiensi sistem asisten berkendara BYD.

Sistem ini mengombinasikan perangkat lunak, AI, kamera, serta sensor untuk membantu kendali kendaraan, sehingga mengurangi ketergantungan pada pengemudi.

Tu Le, pendiri dan Managing Director Sino Auto Insights, menilai integrasi AI dari DeepSeek sebagai langkah penting bagi BYD.

"Sekarang BYD memiliki teknologi AI mandiri yang dapat bersaing dengan fitur canggih dari kompetitor. Ini menempatkan BYD kembali di posisi terdepan dalam inovasi teknologi kendaraan," ujar Tu Le.

Selama lebih dari dua tahun terakhir, berbagai produsen otomotif China berlomba-lomba menghadirkan fitur asisten berkendara guna bersaing di pasar kendaraan listrik yang semakin kompetitif.

Namun, BYD sebelumnya bersikap lebih hati-hati terhadap teknologi ini, terutama terkait regulasi dan tanggung jawab hukum dalam kecelakaan kendaraan otonom.

Tantangan Regulasi dan Persaingan dengan Tesla

Meski teknologi asisten berkendara semakin berkembang, regulasi masih menjadi tantangan utama bagi produsen kendaraan listrik di China.

Sejumlah wilayah di China mulai mengizinkan penggunaan teknologi ini di jalanan perkotaan yang padat, tetapi masih ada banyak kendala regulasi yang harus diatasi.

Tesla, misalnya, hingga kini masih menunggu persetujuan pemerintah China untuk merilis fitur "Full-Self Driving" di negara tersebut.

 

Elon Musk sebelumnya optimistis bahwa fitur ini dapat tersedia di China pada akhir 2024, namun hingga kini masih terkendala regulasi serta batasan antara China dan Amerika Serikat dalam pengembangan perangkat lunak kendaraan otonom.

Dampak pada Pasar Global

Meskipun kolaborasi dengan DeepSeek memberikan keunggulan kompetitif bagi BYD, beberapa analis mengingatkan potensi hambatan dalam ekspansi ke pasar global.

Brian Tycangco, analis di Stansberry Research, menyoroti bahwa kemitraan dengan DeepSeek dapat meningkatkan kekhawatiran terkait keamanan nasional di negara-negara Barat, khususnya di Amerika Serikat (AS).

 

Tag:  #saham #melonjak #usai #gandeng #deepseek #untuk #teknologi

KOMENTAR