Kasus Hilangnya Turis China yang Mengguncang Pariwisata Thailand

Hilangnya turis China di Thailand telah menjadi sorotan publik setelah insiden penculikan yang menimpa aktor ternama China, Wang Xing.

Setelah Xing ditemukan, laporan mengenai hilangnya dua turis perempuan China juga muncul.

Mereka dinyatakan hilang selama sepekan, dengan laporan resmi yang diterima pada Selasa, 7 Januari 2025, dan baru ditemukan pada Selasa, 14 Januari 2025.

Menariknya, baik aktor Xing maupun kedua turis perempuan tersebut ditemukan di lokasi yang sama, yaitu di perbatasan Thailand-Myanmar.

Apa Dampak Hilangnya Turis China terhadap Pariwisata Thailand?

Kasus hilangnya turis China ini secara berturut-turut menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga negara China yang berencana berlibur ke Thailand.

Banyak dari mereka yang sudah merencanakan perjalanan ke Negeri Gajah Putih tersebut, akhirnya mengurungkan niatnya.

Laporan dari Bangkok Post menunjukkan bahwa kelompok turis China mulai membatalkan pemesanan hotel dan tiket pesawat yang telah dibeli.

Prachoom Tantiprasertsuk, Ketua Pemasaran Asosiasi Hotel Thailand (THA), mengatakan bahwa banyak hotel di destinasi utama, terutama di Bangkok, mulai menerima banyak pembatalan.

"Dampak terhadap kelompok tur lebih terlihat karena agen tur masih bisa membatalkan pemesanan hotel dan tiket pesawat mereka, berbeda dengan wisatawan independen yang pemesanannya tidak dapat dibatalkan," ungkap Tantiprasertsuk.

Selain itu, maskapai Thai Lion Air dan Thai AirAsia melaporkan penurunan signifikan dalam pemesanan tiket pesawat dari wisatawan China.

Nuntaporn Komonsittivate, kepala komersial Thai Lion Air, menambahkan bahwa banyak operator tur yang sebelumnya merencanakan penerbangan carter ke Phuket memutuskan untuk membatalkan rencana mereka karena permintaan yang lemah.

Mengapa Turis China Penting bagi Thailand?

Dampak dari kasus hilangnya turis China ini diperkirakan akan menurunkan jumlah kedatangan turis asal China secara signifikan.

Hal ini terutama disayangkan karena insiden ini terjadi pada bulan yang sama dengan perayaan Tahun Baru Imlek 2025, yang dikenal sebagai momentum besar untuk menyambut kedatangan turis China ke Thailand.

Dok. Unsplash/Waranont (Joe) Ilustrasi Yaowarat di Bangkok, Thailand. Banyak turis China membatalkan liburan ke Thailand karena alasan keamanan.

Diperkirakan, jumlah kedatangan turis China akan menurun antara 10-30 persen.

Padahal, China merupakan salah satu negara penyumbang terbesar untuk jumlah turis asing di Thailand dalam satu dekade terakhir.

Sebelumnya, jumlah turis China juga sempat merosot drastis saat pandemi Covid-19 dan baru berangsur pulih setelah pandemi mereda.

Apa Tindakan Pemerintah Thailand Terkait Kasus Ini?

Menanggapi situasi ini, pemerintah Thailand tidak tinggal diam dan segera melakukan langkah-langkah untuk memulihkan kepercayaan turis China untuk berlibur ke Thailand.

Mereka meluncurkan kampanye pariwisata yang lebih intensif sebagai upaya untuk menarik kembali minat wisatawan China.

Perdana Menteri Thailand juga memerintahkan agar lebih banyak polisi pariwisata dikerahkan di daerah-daerah rawan.

Selain itu, pihak keamanan dianggap perlu memastikan pengawasan yang lebih ketat terhadap geng-geng yang terlibat dalam kejahatan lintas negara.

“Perdana Menteri juga memerintahkan Kementerian Ekonomi Digital dan Masyarakat untuk menangani berita palsu dan bekerja sama dengan otoritas China untuk memulihkan kepercayaan wisatawan China," ujar Jirayu Huangsub, juru bicara pemerintah Thailand.

Dengan berbagai langkah yang diambil, diharapkan kepercayaan wisatawan China terhadap Thailand dapat pulih dan sektor pariwisata dapat kembali bangkit.

Tag:  #kasus #hilangnya #turis #china #yang #mengguncang #pariwisata #thailand