Sajak: Mahacinta
ILUSTRASI (BUDIONO/JAWA POS)
05:04
24 Maret 2024

Sajak: Mahacinta

Mahacinta


Cita-cita ialah niat

Niat ialah doa

Doa ialah kenyataan yang

Dirancang melalui langit dan bumi


Semua dan segala

Benda dan tanbenda

Menjadi alamat Tuhan

Niatan pun tak luput dari frekuensi


Yang sambung-menyambung

Menjadi bagian niatan Tuhan

Maka niatkanlah yang baik-baik

Niatkanlah yang indah-indah


Engkau dan aku menjadi

Niatan-Nya untuk saling mengenali

Seperti sebuah cermin besar yang

Semesta cinta kita ada di dalamnya


Cinta bercinta ialah hasrat

Hasrat ialah titah alam

Titah alam ialah firman yang

Dirancang untuk menahbiskan


Wahai! betapa berkuasanya

Cinta akan diri

Agar tidak sendiri

Dalam keabadian abadi


Semarang, 3 Februari 2024

----

Fana


Kau aku sebuah taman indah ketika datang

Kepergian ialah kehilangan yang tidak tenang


Bila suatu hari pergi: Kita

Akan membacanya sebagai kisah berulang


Kali lain kau aku membacanya

Terpisah halaman oleh fajar menjelang


Jogjakarta, 10 Oktober 2022

---

Yang Abadi ialah Doa


Sekuat apa cipta

Bangunan

Ia punya usia


Selagi di dalam

Ruang dan waktu

Ia hanya menunggu


Kapan saatnya

Menjadi

Tiada


Pulang kembali

Ke haribaan

Pengharapan


Sekalipun doa-doa kau aku

Sedekah recehan

Tetapi cukup lumayan


Sebagai alasan kunci sogokan

Memasuki gapura

Keabadian


Jogjakarta, 10 Oktober 2022

---

ABDUL WACHID B.S., Lahir di Bluluk, Lamongan, Jawa Timur. Mengajar di Universitas Islam Negeri Prof KH Saifuddin Zuhri, Purwokerto.

 

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #sajak #mahacinta

KOMENTAR