Agar Tak Membeli Kucing dalam Karung, Ikuti Cara Memilih Rumah Subsidi
Ilustrasi rumah. (Shutterstock/hydebrink)
06:09
23 Juni 2025

Agar Tak Membeli Kucing dalam Karung, Ikuti Cara Memilih Rumah Subsidi

Rumah subsidi menjadi solusi utama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), termasuk Gen Z dan first home buyers, untuk memiliki hunian terjangkau.

Memilih rumah subsidi yang tepat memerlukan pemahaman mendalam tentang kualitas, legalitas, dan kelayakan huni.

Rumah subsidi adalah hunian yang dibangun dengan dukungan pemerintah melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Selisih Bunga (SSB), atau Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) untuk MBR dengan penghasilan maksimal Rp 12 juta (lajang), dan Rp 14 juta (pasangan.

Rumah subsidi dirancang dengan luas bangunan 21–36 meter persegi (dengan wacana 18 meter persegi di perkotaan) dan luas tanah 60–200 meter persegi, dengan harga plafon mulai Rp 150,5 juta hingga Rp 219 juta tergantung wilayah.

Menurut Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho, hingga Mei 2025, KPR FLPP yang telah disalurkan mencapai 220.000 unit.

Berikut panduan memilih rumah subsidi yang aman, berkualitas, dan sesuai kebutuhan

1. Pastikan Kelayakan sebagai Penerima Subsidi 

Verifikasi bahwa Anda memenuhi syarat sebagai penerima rumah subsidi, yaitu Warga Negara Indonesia (WNI) berusia minimal 21 tahun, belum memiliki rumah sendiri atau belum pernah menerima subsidi perumahan. 

Penghasilan maksimal Rp 12 juta per bulan (lajang), dan Rp 14 juta per bulan (pasangan).

Gunakan aplikasi SiKasep dari Kementerian PU untuk memeriksa kelayakan Anda atau konsultasikan dengan bank penyalur KPR seperti BTN. 

2. Pilih Lokasi yang Strategis 

Prioritaskan lokasi yang mendukung mobilitas, seperti dekat akses transportasi umum (MRT, LRT, atau Transjakarta), tempat kerja, sekolah, dan fasilitas kesehatan. 

Hindari lokasi terlalu jauh dari pusat kota yang sulit dijangkau, seperti beberapa proyek di pinggiran Bogor atau Bekasi. Perhatikan potensi banjir atau kemacetan di area tersebut. 

Contoh proyek rumah subsidi di Tangerang atau Depok sering lebih diminati karena akses ke Jakarta lebih mudah dibandingkan Karawang.

Lokasi strategis meningkatkan kenyamanan hidup dan nilai investasi jangka panjang.

3. Periksa Legalitas dan Sertifikat Tanah 

Pastikan rumah subsidi memiliki dokumen legal yang jelas, termasuk Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) atau Hak Milik (HM) yang terdaftar di Badan Pertanahan Nasional (BPN). 

Kemudian, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), Bukti pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Verifikasi sertifikat melalui aplikasi Sentuh Tanahku atau kantor BPN setempat untuk menghindari risiko mafia tanah, seperti sertifikat ganda. Gunakan notaris atau PPAT terpercaya untuk memeriksa Akta Jual Beli (AJB). 

4. Evaluasi Kualitas Bangunan dan Spesifikasi 

Periksa kualitas konstruksi rumah, termasuk material, struktur, dan fasilitas dasar.

Pastikan menggunakan material tahan lama, seperti baja ringan untuk atap atau dinding bata ringan. 

Pilih rumah dengan ventilasi silang dan bukaan lebar untuk kesehatan udara, terutama jika luas hanya 18–21 meter persegi. 

Pastikan tersedia air bersih, listrik, dan sanitasi yang memadai.

Catatan penting bagi Anda, kunjungi langsung unit contoh (show unit) untuk mengevaluasi kualitas.

5. Bandingkan Harga dan Skema Pembiayaan 

Bandingkan harga rumah subsidi dengan plafon yang ditetapkan pemerintah (misalnya Rp 150,5 juta di Jawa, Rp 219 juta di Papua).

Periksa skema pembiayaan, seperti:  KPR FLPP berbunga rendah (5% tetap), uang muka 1 persen, tenor hingga 20 tahun atau KPR Hijau untuk rumah ramah lingkungan, dengan bunga lebih kompetitif.

Hitung cicilan bulanan agar sesuai kemampuan finansial (idealnya tidak lebih dari 30 persen penghasilan). Waspadai pengembang yang menawarkan harga di atas plafon tanpa fasilitas tambahan jelas. 

6. Cek Reputasi Pengembang 

Pilih pengembang terpercaya yang terdaftar di asosiasi seperti REI, Apersi, atau Himperra. Teliti rekam jejak pengembang melalui proyek sebelumnya, ulasan konsumen, atau laporan media. 

7. Pertimbangkan Potensi Pengembangan Rumah 

Pilih rumah dengan desain yang memungkinkan pengembangan di masa depan, seperti menambah kamar atau lantai.

Periksa koefisien dasar bangunan (KDB) di lokasi tersebut untuk memastikan ada ruang ekspansi. Pastikan struktur awal cukup kuat untuk renovasi, seperti pondasi yang mendukung dua lantai. 

 

Tag:  #agar #membeli #kucing #dalam #karung #ikuti #cara #memilih #rumah #subsidi

KOMENTAR