Kuningan Biennale Seri Niaga 2021-2028 Siap Dipresentasikan
Kerja kreatif Tudgam siapkan Kuningan Biennale dengan mengangkat tajuk Catu akan dipresentasikan pada awal 2024. (Istimewa)
18:48
5 Januari 2024

Kuningan Biennale Seri Niaga 2021-2028 Siap Dipresentasikan

–Menjelang akhir 2023, proses terus bergulir dalam kerja kreatif Tudgam menuju Kuningan Biennale. Rencananya dengan mengangkat tajuk Catu yang akan siap dipresentasikan pada awal 2024 hingga mencapai puncaknya pada 14-30 September 2024.

Direktur Eksekutif Kuningan Biennale Agung M. Abul menjelaskan, Kuningan Biennale kali ini memilih fokus melanjutkan rantai gagasan Seri Niaga 2021-2028. Yakni dengan mengupas lebih dalam gerak perniagaan yang sebelumnya telah diusung pada 2021.

Kuningan Biennale Catu berusaha menelisik lebih detail tentang pola niaga di lingkungan masyarakat yang lebih luas dan mendasar, yang begitu bersinggungan dengan keadaan dan cara masyarakat Kuningan dalam bertahan hidup,” ujar Agung M. Abul.

Menurut dia, proses kurasi berjalan selama proses Kuningan Biennale 2023 itu berdasar riset yang telah dihasilkan sebelumnya oleh Yayasan Tulisan dan Gambar (Tudgam) sebagai penyelenggara.

”Proses kurasi kami berdasar hasil riset dan sudah ada nama yang ditunjuk untuk mengkuratori Kuningan Biennale 2023. Dipilih langsung karena kelekatan dengan tema yang kami usung, Catu,” ungkap Agung M. Abul.

Perniagaan, lanjut dia, Tudgam suarakan sejak 2021 dengan tagline besar Kuningan Biennale Niaga, sebagai perhelatan besar seni dua tahunan yang berfokus pada daerah non seni. Niaga menjadi titik berangkat yang menjadi seri Biennale Kuningan dalam tenggat waktu yang cukup panjang.

”Kuningan Biennale bertekad menjadikan Kuningan sebagai lokasi yang harus diperhitungkan dalam konstelasi perniagaan nasional lewat seni lintas disiplin,” papar Agung M. Abul.

Dia mengatakan, Catu diangkat sebagai lanjutan niaga secara umum untuk menemukan kemungkinan bagi hasil yang dapat dijumpai keterkaitannya dengan seni. Peran yang timbul dari niaga di Kuningan dinilai menjadi penting untuk hal yang belum sepenuhnya mendapatkan perhatian dari masyarakat hingga lini pemegang kepentingan pemajuan roda ekonomi di Kuningan.

”Hal ini kami angkat karena secara mendasar, realitanya kebudayaan Kuningan adalah kebudayaan perniagaan, dan bisa memungkinkan Kuningan menjadi sebuah kabupaten perniagaan di Jawa Barat,” tutur Agung M. Abul.

Untuk seniman pada Kuningan Biennale 2023/2024, lanjut dia, Tudgam memprioritaskan seniman Kuningan lintas generasi. Mereka dapat mewakili pandangan setiap angkatan, ditambah seniman luar Kuningan sebagai undangan khusus.

Untuk mengisi kegiatan selama proses, program Kuningan Biennale mengangkat kembali nga-biennale yaitu sesi ngobrol dengan seniman atau membahas sesuatu perihal tema tentang niaga. Selain itu, launching buku puisi penyair muda yang cukup lama tertunda akan diadakan pada awal 2024. Juga musik kisum merupakan program musik dua tahunan Kuningan Biennale yang akan menghadirkan beberapa musisi dan kelompok musik dari berbagai daerah.

”Ada juga terbitan berkala tiga bulanan sampai 2028, lokakarya tentang sastra dan seni rupa, simposium, pameran utama, dan kami juga membuka residensi seniman tamu untuk menangkap lebih banyak perspektif gagasan Catu dalam koridor perniagaan,” terang Agung M. Abul.

Beberapa person Tudgam untuk Kuningan Biennale sebagai roda penggerak hajat seni dua tahunan di antaranya Agung M. Abul, kurator Royadi, artistik Ryan Ginanjar, pelaksana Maulana Prasaja, program sastra Hikmat Fauzi Yahya, musik Nugiraitem.

”Yayasan Tulisan dan Gambar membuka program volunteer mengingat hajat besar Kuningan Biennale yang membutuhkan fokus yang intens juga sekaligus mengepakkan jejaring yang lebih luas untuk bertukar gagasan dan ide yang lebih kaya,” ucap Agung M. Abul.

Tag:  #kuningan #biennale #seri #niaga #2021 #2028 #siap #dipresentasikan

KOMENTAR