Honda Sambut Baik Insentif Mobil Hybrid, Tapi Mobil EV Impor Harus Disertai Komitmen Investasi
- Pernyataan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bahwa pihaknya telah mengusulkan stimulus berupa insentif untuk kendaraan hybrid di Indonesia, disambut baik oleh APM di Indonesia.
Menurutnya Agus rancangan insentif ini merupakan kelanjutan dari langkah pemerintah sebelumnya yang pernah menerapkan program Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) selama pandemi COVID-19.
"Insentif untuk mobil hybrid juga kita sudah usulkan dan dalam waktu dekat akan dibahas. Kita juga berkoordinasi dengan Kemenko Ekon (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian). Kita sudah siapkan, nantinya insentif bukan hanya EV (kendaraan listrik) tetapi juga untuk hybrid," ujar Agus di ICE BSD, Tangerang, beberapa waktu lalu di ajang GJAW 2024.
Agus menambahkan bahwa dengan adanya stimulus tersebut terbukti efektif dalam meringankan tekanan pada sektor otomotif sekaligus menjaga volume penjualan kendaraan selama pandemi covid lalu.
Apalagi saat ini pasar otomotif sedang lesu, yang dipicu diantaranya tingginya suku bunga serta rencana penambahan pajak, seperti kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Ini dinilai berpotensi menghambat pertumbuhan industri otomotif.
Jadi sangat diharapkan pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian dapat memberikan stimulus untuk menjaga kelangsungan pasar kendaraan di Indonesia.
"Insya Allah dalam waktu dekat akan diputuskan oleh pemerintah terhadap program insentif dan stimulus untuk sektor industri otomotif," kata dia.
Tetap Harus Lakukan Investasi
Namun di sisi lain Pemerintah Indonesia juga telah resmi memperluas pemberian insentif terhadap mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) yang diimpor ke dalam negeri.
Ini termaktub dalam Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM Nomor 1 Tahun 2024. Dimana kendaraan jenis terkait mendapatkan pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) setelah sebelumnya hanya bebas tarif bea masuk impor.
Beleid ini merupakan perubahan atas Peraturan Menteri Investasi/Kepala BKPM No. 6 Tahun 2023 tentang Pedoman dan Tata Kelola Pemberian Insentif Impor dan/atau Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat Dalam Rangka Percepatan Investasi.
Secara tidak langsung ini membuat "kecemburuan" usaha dalam pemberlakuan aturan awal sebelum adanya aturan pemberian insentif untuk impor. Khususnya bagi APM yang sudah melakukan investasi di Indonesia.
Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy menanggapi terkait hal tersebut kalau kebijakan ini bertujuan untuk memperkenalkan lebih banyak pilihan mobil berteknologi ramah lingkungan kepada konsumen di Indonesia, meskipun tetap disertai dengan komitmen untuk investasi di Indonesia.
"Saat ini kami sudah menyiapkan roadmap untuk pengenalan produk elektrifikasi kami berdasarkan kondisi pasar dan kebijakan yang berlaku," ujarnya kepada JawaPos.com saat dihubungi melalui pesan singkat, Rabu (27/11).
Insentif tambahan untuk hybrid bisa berdampak positif untuk meningkatkan minat dan menumbuhkan pasar.
"Kami akan terus mempelajari setiap perubahan kebijakan serta kebutuhan pasar untuk menyesuaikan strategi kami," pungkas Billy.
Seperti diketahui Honda kini mempunyai line up yang cukup lengkap untuk bermain di pasar otomotif Indonesia yang mengedepankan teknologi. Dalam ajang GJAW 2024, jenama berlogo H tersebut memamerkan 10 mobil, termasuk Step WGN e: HEV dan mobil listrik e:N1.
Honda eN1 mobil listrik Honda yang tahun depan akan dipasarkan di Indonesia. (Dony)
Model e: N1 rencanannya akan meluncur di 2025, sekaligus menjadi mobil listrik pertama Honda buat pasar Indonesia. Namun sayangnya untuk Step WGN, sampai saat ini belum ada tanda-tanda peluncuran MPV hybrid tersebut.
"Step WGN di GJAW memang belum resmi diluncurkan. Masih dilihat permintaan konsumen seperti apa terhadap Step WGN seperti apa," ujar Billy.
Billy mengatakan bahwa Step WGN sudah dipamerkan ke luar kota, seperti Semarang, Surabaya, Jakarta, Bandung. Penerimaan positif dari konsumen didapatkan, namun sayang sampai saat ini Billy belum bisa memberi tahu informasi tambahan kapan Step WGN segera dipasarkan.
"Kami benar-benar serius untuk mempertimbangkan (Step WGN) untuk diluncurkan segera. Tapi kita belum tahu kapannya," kata Billy.
Di sisi lain untuk mendongkrak pasar otomotif yang sedang lesu di ajang GJAW Honda memberikan beberapa program penjualan menarik seperti cicilan mulai Rp 2 juta untuk produk Honda Brio.
"Market LCGC ini kan bagus sudah sampai 20% dan 70% itu adalah First Time Buyer," ujarnya tutup Billy.
Kelangsungan industri otomotif di Indonesia secara signifikan dan harus terus dijaga. Tak salah bila para pelaku industri otomotif mengharapkan perhatian dari pemerintah khususnya dari aturan insentif.
Apalagi saat ini pertumbuhan kendaraan hybrid semakin pesat di Indonesia. Dengan adanya insentif tersebut dapat memperkuat ekosistem kendaraan hybrid di dalam negeri.
Tag: #honda #sambut #baik #insentif #mobil #hybrid #tapi #mobil #impor #harus #disertai #komitmen #investasi