Cerita Pemilik Warung Nasi Ayam Ibu Oki di Bali, Selaraskan Warung Tradisional dengan Era Digital
Pemilik Warung Makan Ibu Oki, iSri Maryawati alias Ibu Oki ketika ditemui Kompas.com di Cabang Nusa Dua pada Minggu (21/12/2025).(KOMPAS.com/Bill Clinten)
10:18
22 Desember 2025

Cerita Pemilik Warung Nasi Ayam Ibu Oki di Bali, Selaraskan Warung Tradisional dengan Era Digital

Ringkasan berita:

  • Dari warung tradisional ke platform digital: Warung Nasi Ayam Ibu Oki di Bali bertransformasi dari usaha konvensional menjadi kuliner yang menerima pesanan online untuk mengikuti perubahan zaman.
  • Pandemi jadi titik balik: saat PSBB, 70–80 persen penjualan datang dari online, membuat usaha tetap bertahan lewat pengelolaan dapur dan stok yang lebih rapi.
  • Layanan digital kerek kunjungan: pemanfaatan Grab Dine Out membantu kelola tamu rombongan dan mendorong peningkatan pendapatan di Warung Nasi Ayam Ibu Oki.

- Perubahan perilaku konsumen dan pesatnya adopsi teknologi digital memaksa banyak pelaku usaha kuliner tradisional untuk beradaptasi. 

Salah satunya dialami oleh pemilik Warung Nasi Ayam Ibu Oki di Bali, Sri Maryawati yang perlahan "menyulap" restoran tradisionalnya supaya bisa menerima pesanan makanan secara daring (online).

Sri, yang biasa memang akrab dipanggil "Ibu Oki", mengaku awalnya tidak mudah bagi usaha kuliner tradisional seperti miliknya untuk masuk ke platform digital. 

Sebab, masuk ke ekosistem digital membawa tantangan tersendiri, terutama dalam menyelaraskan sistem pemesanan online dengan operasional dapur dan layanan makan di tempat.

Namun, perubahan zaman membuat langkah tersebut tak terhindarkan.

“Waktu sebelum saya masuk ke online, saya mengakui bahwa saya harus mengikuti perubahan zaman. Perkembangan pesan online di makanan itu sekarang sudah tidak bisa dihindari," kata Ibu Oki kepada Kompas.com pada Minggu (21/12/2025) kemarin. 

Ibu Oki menyebut bahwa tantangan terbesar dalam masuknya sistem online adalah menyelaraskan sistem pemesanan daring dengan operasional dapur dan layanan makan di tempat.

Ia menyiasatinya dengan pengelolaan produksi yang lebih terencana, termasuk menyiapkan stok setengah matang dan menjaga standar rasa agar tetap konsisten meski volume pesanan meningkat.

“Order online dan tamu makan di tempat datang bersamaan. Itu tantangan besar. Tapi sejauh ini masih bisa kami pegang,” jelas Ibu Oki.

Pandemi Covid-19 jadi momentum

Pemilik Warung Makan Ibu Oki, iSri Maryawati alias Ibu Oki ketika ditemui Kompas.com di Cabang Nusa Dua pada Minggu (21/12/2025).
KOMPAS.com/Bill Clinten Pemilik Warung Makan Ibu Oki, iSri Maryawati alias Ibu Oki ketika ditemui Kompas.com di Cabang Nusa Dua pada Minggu (21/12/2025).

Ibu Oki menambahkan bahwa restoran dia sebelumnya mengadopsi pesan makan secara online sejak sebelum pandemi Covid-19, kurang lebih sekitar 2018-2019 lalu.

Saat pandemi dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan, restorannya sepi dan kanal digital justru menjadi penopang utama kelangsungan usaha.

“Waktu PSBB, kondisi sangat berat karena orang tidak boleh ke restoran. Tapi kami tetap buka. Saat itu, 70 sampai 80 persen penjualan justru datang dari online dan kami bersyukur bisa tetap bertahan hingga sekarang,” ujar Ibu Oki.

Transformasi digital Ibu Oki tidak berhenti di layanan pesan-antar. Sekitar tiga minggu lalu, ia sepakat untuk menghadirkan layanan Grab Dine Out (layanan makan di tempat via aplikasi Grab) di seluruh restoran yang ia miliki.

Ibu Oki menilai kehadiran layanan ini membawa dampak baru bagi warungnya, terutama untuk pengunjung yang makan langsung di tempat.

“Baru sekitar tiga minggu sejak ada Grab Dine Out, restoran jadi makin ramai dibanding sebelumnya dan kami mencatatkan peningkatan pendapatan,” klaim Ibu Oki.

Ia tak menjelaskan berapa peningkatan yang didapat setelah ada layanan ini. Namun yang jelas, kehadiran Grab Dine Out membuat pola pengunjung yang datang ke restoran ikut berubah. 

Jika sebelumnya banyak tamu datang secara individu atau keluarga kecil, kini banyak pelanggan semakin sering datang dalam bentuk rombongan.

“Sekarang banyak yang datang rombongan. Kalau sudah lebih dari 10 orang, biasanya kami arahkan pesan pakai Grab Dine Out supaya bisa dapat voucher dan diskon,” katanya.

Grab Dine Out bantu kelola lonjakan tamu

Warung Nasi Ayam Ibu Oki Cabang Nusa Dua, dikunjungi pad a Minggu (21/12/2025).KOMPAS.com/Bill Clinten Warung Nasi Ayam Ibu Oki Cabang Nusa Dua, dikunjungi pad a Minggu (21/12/2025).

Selain bermanfaat bagi konsumen, Ibu Oki juga mengatakan Grab Dine Out juga berguna bagi sistem pemesanan makan di tempat di restoran.

Sebab, fitur ini dapat membantu dia mengelola lonjakan tamu alias pengunjung di semua restoran yang ia miliki.

"Dengan layanan ini, kami bisa memantau dengan mudah siapa saja yang makan di restoran kami, terutama untuk mereka yang datang secara rombongan," ungkap Ibu Oki. 

Terkait transformasi digital, Ibu Oki mengatakan akan terus mengamati hal ini dan mengembangkan sistem layanan di restoran sesuai dengan perubahan zaman.

Pasalnya, ini bukan hanya mengikuti tren semata, melainkan strategi bertahan dan berkembang di tengah persaingan industri kuliner Bali yang kian padat.

“Kami tidak bisa diam. Kami harus terus bergerak dan mengikuti perubahan, sembari menjaga rasa dan kualitas makanan yang kami sajikan di restoran Warung Makan Nasi Ibu Oki," pungkasnya.

Saat ini, Warung Nasi Ibu Oki, yang sudah berdiri sejak tahun 2000, sudah memiliki tiga cabang di Bali, yaitu meliputi Cabang Nusa Dua, Cabang Kuta, dan Cabang Sanur. 

Tag:  #cerita #pemilik #warung #nasi #ayam #bali #selaraskan #warung #tradisional #dengan #digital

KOMENTAR