Seberapa Akurat Fitur Pelacak Tidur di Smartwatch? Ini Faktanya
Smartwatch Amazfit Active 2 Square resmi dirilis pada Rabu (18/6/2025). Arloji pintar ini menawarkan 160 mode olah raga dan baterai awet hingga 10 hari. (Gizmochina)
13:36
5 November 2025

Seberapa Akurat Fitur Pelacak Tidur di Smartwatch? Ini Faktanya

- Banyak produsen smartwatch kini membekali perangkat mereka dengan fitur pelacak tidur (sleep tracking) yang diklaim mampu memantau kualitas istirahat pengguna. 

Melalui sensor detak jantung, gerakan tubuh, hingga pola pernapasan, fitur ini dirancang untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai durasi dan tahapan tidur seseorang. 

Namun, pertanyaannya, seberapa akurat hasil pengukuran tersebut? Apakah data yang dihasilkan benar-benar dapat diandalkan layaknya alat medis, atau sekadar estimasi berbasis algoritma yang memiliki keterbatasan tersendiri? Selengkapnya KompasTekno menguraikan penjelasan mengenai seberapa akurat fitur pelacak tidur di smartwatch

Smartwatch dengan fitur pelacak tidur

Dirangkum dari laman Cleveland Clinic dan National Sleep Foundation, yang diakses KompasTekno pada Senin (20/10/2025), sejumlah perangkat populer seperti Apple Watch Series, Samsung Galaxy Watch, Fitbit, Garmin, Xiaomi Smart Band, hingga Oura Ring, telah menghadirkan fitur pemantauan tidur sebagai bagian dari ekosistem kesehatan digital mereka.

Setiap perangkat menawarkan pendekatan berbeda. Apple dan Samsung misalnya, mengintegrasikan fitur sleep tracking dengan platform kesehatan bawaan seperti Apple Health dan Samsung Health. Sementara itu, Fitbit dan Garmin memberikan analisis lebih mendalam melalui skor tidur (sleep score), pemantauan pola pernapasan, serta deteksi gangguan tidur ringan. Secara umum, perangkat ini terbagi menjadi dua kategori:

  • Wearable trackers, yakni perangkat yang dipakai langsung di tubuh (seperti jam tangan, gelang, atau cincin pintar).
  • Nearable trackers, yakni perangkat yang ditempatkan di dekat tempat tidur, misalnya di bawah kasur atau di meja samping tempat tidur.

Cara kerja sensor pelacak tidur

Mengutip penjelasan Dr. Brian Chen, spesialis kedokteran tidur dari Cleveland Clinic, fitur sleep tracking tidak secara langsung mengukur tidur, tetapi memperkirakan aktivitas tubuh melalui serangkaian sensor. Beberapa sensor yang digunakan antara lain:

Akselerometer, untuk mendeteksi gerakan tubuh. Jika tubuh tidak bergerak dalam jangka waktu tertentu, perangkat menganggap pengguna sedang tidur.

  • Sensor PPG (Photoplethysmography), untuk memantau detak jantung dan variasinya selama tidur.
  • Sensor SpO2 (oksigen darah), untuk melihat kestabilan pernapasan.
  • Sensor suhu dan mikrofon, yang membantu mendeteksi perubahan suhu tubuh atau suara seperti dengkuran.

Dari kombinasi data tersebut, algoritma perangkat akan memperkirakan waktu mulai tidur, lama tidur, frekuensi terbangun, hingga tahap-tahap tidur seperti light sleep, deep sleep, dan REM.

Efektivitas dan akurasi

Masih merangkum laman Cleveland Clinic, pelacak tidur pada smartwatch paling akurat dalam membedakan antara kondisi terjaga dan tertidur, tetapi belum sepenuhnya presisi dalam menentukan tahapan tidur. 

Beberapa perangkat juga cenderung melebihkan durasi tidur nyenyak karena algoritma kesulitan mendeteksi fase tidur ringan atau saat pengguna terbangun tanpa banyak bergerak.

Dr. Chen menjelaskan bahwa untuk hasil yang benar-benar akurat, seseorang perlu menjalani uji tidur medis (polysomnography) di laboratorium tidur. Tes tersebut menggunakan sensor elektroda untuk merekam aktivitas otak, gelombang otot, dan pola napas, sesuatu yang belum dapat ditiru oleh perangkat konsumen seperti smartwatch.

Namun demikian, pelacak tidur tetap memiliki nilai praktis. Data dari perangkat ini dapat membantu pengguna mengenali pola tidur pribadi, seperti jam tidur ideal, pengaruh kafein, suhu ruangan, atau stres terhadap kualitas tidur.

Dapat disimpulkan bahwa fitur pelacak tidur pada smartwatch bukanlah alat diagnostik medis, tetapi dapat menjadi sarana efektif untuk memahami kebiasaan tidur dan meningkatkan kualitas istirahat. 

Data yang dihasilkan sebaiknya digunakan sebagai panduan reflektif, bukan acuan medis absolut. Jika hasil pelacakan menunjukkan pola yang tidak wajar, seperti sering terbangun di malam hari atau durasi tidur terlalu singkat, sebaiknya konsultasikan dengan tenaga medis profesional.

Dapatkan update berita teknologi dan gadget pilihan setiap hari. Mari bergabung di Kanal WhatsApp KompasTekno.

Caranya klik link https://whatsapp.com/channel/0029VaCVYKk89ine5YSjZh1a. Anda harus install aplikasi WhatsApp terlebih dulu di ponsel.

Tag:  #seberapa #akurat #fitur #pelacak #tidur #smartwatch #faktanya

KOMENTAR