Riset Ungkap Cuaca Dingin Bikin Baterai Mobil Listrik jadi Cepat Habis, 20 Persen Lebih Boros
Tren kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) mulai membuat masyarakat banyak beralih ke moda transportasi yang diklaim ramah lingkungan itu.
Mobil berpenggerak listrik msialnya, sekarang semakin masif digunakan masyarakat di banyak negara. Namun, karena tergolong baru, masih banyak penyempurnaan yang mesti dilakukan pada kendaraan listrik.
Demikian pula dengan temuan dan fakta-fakta baru mengenai teknis kendaraan listrik yang perlu menjadi catatan produsen kendaraan listrik dan masyarakat yang ingin membeli EV.
Salah satunya adalah temuan baru yang menyatakan bahwa cuaca dingin akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya jelajah baterai kendaraan listrik. Cuaca dingin disebut akan membuat baterai kendaraan listrik jadi lebih boros.
Dilansir dari Carscoops, sebuah studi baru telah memberikan beberapa angka pasti tentang hal tersebut. Rata-rata, ditemukan bahwa kendaraan listrik mengalami penurunan jarak tempuh sekitar 20 persen saat suhu mencapai 32 derajat Fahrenheit (nol derajat Celsius) atau lebih rendah.
Studi ini dilakukan oleh Recurrent. Dengan menganalisis lebih dari 18.000 kendaraan di 20 model populer di Amerika Serikat, Recurrent mampu menentukan seberapa jauh jarak tempuh yang biasanya hilang setiap EV dalam kondisi beku.
Tesla Model X memiliki performa terbaik, mempertahankan 89 persen jarak tempuhnya, menempatkannya tepat di depan Tesla Model S di angka 88 persen.
Pesaing kuat lainnya termasuk Audi e-tron dan Tesla Model 3 dengan 87 persen, diikuti Tesla Model Y pada 86 persen. Hyundai Ioniq 5 dan Hyundai Kona juga bertahan dengan baik, mempertahankan 85 dan 84 persen jangkauan idealnya.
Menariknya, 11 dari 13 EV dengan performa terbaik dalam kondisi beku dilengkapi dengan pompa panas. Sementara tujuh dari sembilan model dengan performa terburuk tidak memilikinya.
Pompa panas meningkatkan efisiensi dengan mentransfer panas dari udara luar ke dalam kabin menggunakan siklus refrigeran, sehingga mengurangi ketergantungan pada pemanas resistansi yang kurang efisien.
Sementara banyak EV menawarkan pompa panas sebagai standar, beberapa masih hanya menyertakannya sebagai opsi atau tidak memilikinya sama sekali.
Secara keseluruhan, penelitian menyimpulkan bahwa EV rata-rata dengan pompa panas mempertahankan 83 persen jangkauannya dalam kondisi beku, sedangkan EV rata-rata tanpa pompa panas hanya bagus untuk 75 persen jangkauan.
Ditetapkan juga bahwa kendaraan dengan baterai lithium-besi-fosfat (LFP) tidak berkinerja lebih buruk daripada alternatif NCA saat cuaca beku.
Tag: #riset #ungkap #cuaca #dingin #bikin #baterai #mobil #listrik #jadi #cepat #habis #persen #lebih #boros