Qomarul Lailiah, Guru SD di Surabaya yang Bakal Memimpin Pertandingan Bulu Tangkis di Olimpiade Paris
Lia saat bertugas di Olimpiade Tokyo 2020. (Qomarul Lailiah untuk JawaPos.com)
13:31
8 Februari 2024

Qomarul Lailiah, Guru SD di Surabaya yang Bakal Memimpin Pertandingan Bulu Tangkis di Olimpiade Paris

Indonesia belum memastikan satu tempat bagi pebulu tangkisnya di Olimpiade 2024 di Paris, Prancis. Perburuan poin untuk bisa lolos ke ajang empat tahunan tersebut belum ditutup. Namun, beda dengan urusan wasit. Indonesia sudah pasti diwakili wasitnya untuk bertugas di sana. Siapa?

---

OLIMPIADE 2024 akan dilaksanakan di Paris, Prancis, 26 Juli-11 Agustus. Di cabang olahraga bulu tangkis, wakil Indonesia masih terus berjuang untuk bisa lolos karena batas penutupan perburuan poin dilakukan

Seperti dikutip laman Olympics.com, "Race to Paris" atau ranking atlet yang lolos Olimpiade Paris 2024 baru akan diumumkan pada 30 April 2024. Daftar itu digunakan untuk menentukan kuota bagi nomor tunggal putra dan putri, serta nomor ganda putra, putri, dan campuran.

Perhitungan poin akan dilakukan selama periode 1 Mei 2023 hingga 28 April 2024. Nantinya, ranking atlet tersebut berdasarkan prestasi yang dicapai di sejumlah event, baik di bawah naungan BWF maupun yang diakui oleh badan bulutangkis dunia itu.

Namun, Indonesia sudah dipastikan punya wakil di cabor bulu tangkis ini. Hanya, wakil ini bukan atlet tapi wasit yang akan bertugas di Paris 2024.

''Surat penugasan dari BWF sudah saya terima Juli 2023. Januari 2024, datang surat lagi dari BWF tentang schedule saya selama di Olimpiade Paris 2024,'' kata Qomarul Lailiah, satu-satunya wakil Indonesia yang akan bertugas di event olahraga terbesar di dunia tersebut.

Menurutnya, bertugas di Olimpiade adalah kali kedua baginya. Sebelumnya, Lia, sapaan karib Qomarul Lailiah. Sebelumnya, perempuan 47 tahun tersebut sudah menjadi wasit di Olimpiade Tokyo 2020 yang dilaksanakan 2021.

Di sana, Lia menjadi salah satu saksi hidup perjuangan pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih emas. Sumbangsih itu menjadi satu-satunya emas yang diraih Indonesia dari event tersebut. Dalam final, Lia menyaksikan Greysia/Apriyani mengalahkan pasangan Tiongkok Chen Qingchen/Jia Yifan dengan dua game langsung 21-19, 21-15.

Memimpin di Olimpiade Tokyo menjadi puncak tugas baginya. Meski, sebelumnya, Lia juga pernah bertugas di putaran final Piala Thomas dan Uber, dua kejuaraan beregu putra dan putri.

''Alhamdulillah, saya punya lisensi wasit BWF, sebuah lisensi tertinggi wasit bulu tangkis dunia. Di Olimpiade Paris nanti, yang dari Indonesia saya sendiri,'' papar Lia.

Mempunyai lisensi wasit tertinggi di Indonesia tak pernah terbayangkan sebelumnya. Apalagi, Lia tak punya dasar bulu tangkis. ''Saya basic-nya mengajar bahasa Inggris. Sekarang saya pun mengajar pelajaran Bahasa Inggris di SDN Sawunggaling I, Kota Surabaya,'' ungkap Lia yang menamatkan pendidikan terakhirnya di Sastra Inggris Stiba Satya Widya Surabaya itu.

''Ajakan teman membuat saya menjadi wasit karena saya bisa Bahasa Inggris. Jadi kalau naik ke internasional tidak mengalami kesulitan,'' kenang Lia yang mulai mengikuti kursus dan tugas sebagai wasit bulu tangkis pada 2000.

Tapi, awalnya memang tidak mudah bagi perempuan kelahiran Surabaya, 24 September 1977 itu menjadi wasit bulu tangkis. Namun,semangatnya yang terus ingin belajar membuat Lia mulai memahami akan aturan aturan di olahraga tersebut.

Meski sudah memimpin pertandingan bulu tangkis kelas dunia tapi ada satu keinginannya yang belum tercapai. Lia berharap suatu saat nanti dia bisa ditugaskan memimpin pertandingan Pekan Olahraga Nasional (PON). "Semoga PBSI memberikan tugas ke sana." (*)

Editor: Dhimas Ginanjar

Tag:  #qomarul #lailiah #guru #surabaya #yang #bakal #memimpin #pertandingan #bulu #tangkis #olimpiade #paris

KOMENTAR