Hujan saat Tahun Baru Imlek, Simbol Keberuntungan dan Penjelasan Ilmiah
Hujan yang terjadi pada Januari-Februari di Indonesia sering dikaitkan dengan Tahun Baru Imlek.
Sebagian orang percaya dengan mitos beranggapan, hujan yang sering terjadi pada periode tersebut menandakan Imlek akan segera tiba.
Meski begitu, perayaan Imlek ternyata tidak berkaitan secara langsung dengan fenomena hujan.
Ada penjelasan ilmiah mengapa hujan sering terjadi saat masyarakat Tionghoa merayakan Imlek.
Bagaimana penjelasannya?
Makna hujan saat Imlek menurut filosofis Tionghoa, simbol keberuntungan
Bagi masyarakat Tionghoa, turunnya hujan saat Imlek menjadi simbol keberuntungan.
Masyarakat Tionghoa percaya hujan adalah simbol keberuntungan.
Menurut para ahli Feng Shui, hujan berarti Dewi Kwan Im sedang menyiram bunga Mei Hwa yang bisa diartikan sebagai berkah dari langit.
Mereka percaya bunga Mei Hwa adalah bunga yang ditanam oleh Dewi Kwan Im sebelum Tahun Baru Imlek.
20 Ucapan Imlek 2025 Bahasa Mandarin dan Artinya (Kolase Tribunnews.com)
Alasan lain mengapa hujan identik dengan simbol keberuntungan adalah karena tidak lepas dari sejarah suku Tionghoa.
Sejarahnya, warga Tionghoa sebagian besar berprofesi sebagai petani dan mencari nafkah dengan berkebun.
Dikutip dari laman newsdelivers.co, Selasa 27 Januari 2022, Tahun Baru Imlek merupakan bentuk rasa syukur masyarakat Tionghoa atas datangnya musim semi.
Karena pada musim tersebut mereka merasa dipenuhi berkah, mulai dari panen yang melimpah hingga musim semi yang indah.
Itulah sebabnya Tahun Baru Imlek juga dikenal sebagai festival musim semi.
Awalnya, Tahun Baru Imlek adalah perayaan yang dilakukan oleh para petani di China untuk menyambut musim semi setiap tahun.
Pada momen ini, mereka menyampaikan rasa syukur dan berdoa dengan harapan mendapatkan berkah melimpah di tahun depan.
Biasanya akan ada ritual yang menentukan apakah saat Imlek akan turun hujan atau tidak.
Ritualnya adalah dengan memakan makanan seperti onde-onde atau di China disebut Jian Dui.
Penjelasan ilmiah, mengapa hujan sering terjadi saat Imlek
Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani mengatakan, sebenarnya tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa hujan saat Imlek secara langsung terkait dengan perayaan itu sendiri.
Ia menjelaskan, hujan sering turun ketika Imlek karena perayaan ini memang bertepatan dengan musim penghujan di Indonesia pada Januari-Februari.
Datangnya hujan pada periode tersebut disebabkan oleh pola angin Monsun Asia yang membawa udara basah dari benua Asia dan Samudera Pasifik ke wilayah Indonesia melalui angin baratan.
Ilustrasi hujan (pexels)Monsun Asia adalah angin yang bertiup dari arah barat menuju timur, dari benua Asia bertekanan tinggi ke benua Australia bertekanan rendah.
Angin Monsun Asia biasanya terjadi saat musim hujan dan membawa banyak uap air yang bisa menimbulkan hujan.
“Pada bulan-bulan tersebut, Indonesia berada dalam puncak musim hujan, yang biasanya ditandai dengan curah hujan yang cukup tinggi,” ujar Ida dikutip dari Kompas.com, Kamis (23/1/2025).
“Oleh karena itu, meskipun Imlek sendiri tidak memengaruhi cuaca, potensi hujan di Indonesia saat perayaan tersebut cukup tinggi, mengingat periode tersebut memang berada di tengah musim hujan,” tambahnya.
Penyebab selalu turun hujan saat perayaan Tahun Baru Cina Imlek hingga makna hujan dalam budaya Tionghoa.
Dari penjelasan ilmiah, setiap perayaan Imlek selalu bertepatan dengan Musim Hujan yaitu antara akhir Januari hingga awal Februari.
Menurut BMKG, bulan tersebut bertepatan dengan puncak musim hujan di Indonesia.
Selain hujan, perayaan Tahun Baru Imlek juga berdasarkan perhitungan hari dalam fase bulan mengelilingi Bumi dengan Bumi mengelilingi Matahari.
Prakiraan cuaca saat Imlek 2025
Merujuk Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri 2025, masyarakat Tionghoa di Indonesia akan merayakan Imlek pada Rabu (28/1/2025).
Berdasarkan prakiraan BMKG, potensi hujan lebat hingga ekstrem berpotensi masih terjadi dalam intensitas tinggi di sejumlah wilayah Indonesia sebelum dan saat Imlek.
Kondisi ini dipengaruhi oleh angin Monsun Asia, La Nina lemah, dan pola siklonik di Kalimantan, NTT, Maluku, serta selatan Samudera Hindia Jawa.
“Faktor-faktor ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor. Masyarakat diimbau tetap waspada dan memantau informasi cuaca dari BMKG,” jelas Ida.
Ida menjelaskan, cuaca secara umum di Indonesia diprediksi berawan-hujan ringan pada 24-26 Januari 2025.
Namun, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di wilayah berikut ini:
Hujan sedang-lebat:
- Aceh
- Sumatera Barat
- Riau
- Kepulauan Riau
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kepulauan Bangka Belitung
- Bengkulu
- Banten
- Jakarta
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- NTB
- NTT
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat Daya
- Papua Barat
- Papua Tengah
- Papua Pegunungan
- Papua
- Papua Selatan
Hujan lebat-sangat lebat:
- Sumatera Selatan
- Lampung
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Jawa Timur
- NTT
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Barat
- Papua Pegunungan
- Papua Selatan.
- Potensi angin kencang:
- Bengkulu
- Kepulauan Riau.
BMKG juga memprediksi, cuaca selama periode 25-30 Januari 2025 di Indonesia umumnya hujan ringan.
Meski begitu, hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di:
Hujan sedang-lebat:
- Aceh
- Sumatera Barat
- Riau
- Kepulauan Riau
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kepulauan Bangka Belitung
- Bengkulu
- Banten
- Jakarta
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- NTB
- NTT
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat Daya
- Papua Barat
- Papua Tengah
- Papua Pegunungan
- Papua
- Papua Selatan.
Hujan lebat-sangat lebat:
- Sumatera Selatan
- Lampung
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Jawa Timur
- NTT
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Barat.
Hujan sangat lebat-ekstrem:
- Lampung
- Jawa Tengah.
- Potensi angin kencang:
- Sumatera Selatan
- Lampung
- Jawa Barat
- Kalimantan Barat.
(TribunPontianak.co.id) (Kompas.com/Yefta Christopherus Asia Sanjaya)
Tag: #hujan #saat #tahun #baru #imlek #simbol #keberuntungan #penjelasan #ilmiah