Istri Sandy Permana Bantah Pengakuan Nanang Gimbal, Tak Terima Suami Disebut Tempramental
Nanang mengenal Sandy Permana sebagai sosok yang tempramental atau pemarah.
Dari sifat tersebut hingga sejumlah rentetan peristiwa perseteruan keduannya itu lah yang membuat Nanang nekat melakukan aksi kejinya.
Ade mengatakan bahwa Sandy Permanabukan sosok yang pemarah.
Hanya saja, kata Ade, sang suami memang tegas saat berbicara.
"Kalau suami saya enggak temperamen, dia kalau ngomong memang agak tegas, mungkin suami enggak ada musuh, si pelaku ini mungkin yang mengganggap suami saya musuh," kata Ade, Kamis (16/1/2025) dikutip dari tayangan YouTube MetroTV.
Ade juga membantah kalau hubungan suaminya dengan Nanang tak rukun.
Menurutnya, pelaku selama ini memiliki sifat tertutup dan pendiam sehingga tidak berbaur dengan warga.
"Kalau enggak rukun, enggak ya memang kan si pelaku ini orangnya tidak berbaur sama warga, tertutup jarang ngobrol. Bukan jarang lagi emang enggak pernah ngobrol," jelasnya.
Diketahui, aksi keji Nanang ini juga dipicu karena pelaku merasa direndahkan karena ditatap sinis oleh Sandy saat melintas di kawasan perumahannya.
Lagi-lagi sang istri juga membantah hal tersebut.
Sandy yang disebut meludah ke arah Nanang dan menatap sinis sebelum kejadian, menurutnya tidak lah benar.
"Tidak sesuai (pernyataannya) suami saya enggak mungkin dia sinis dan meludahi (depan) pelaku karena yang selama ini saya tahu pelaku yang malah sering melototin saya," ujar Ade.
Nanang yang notabene merupakan tetangga Sandy tega menikam berkali-kali pemeran aktor Misteri Gunung Merapi atau Mak Lampir itu.
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, peristiwa nahas ini terjadi pada Minggu (12/1/2025) pagi pukul 06.30 WIB.
Wira mengatakan bahwa Nanang menikam Sandy tak ada perencanaan.
Nanang disebut emosi sesaat karena perlakuan Sandy terhadapnya saat melintas di depan rumahnya di Cibarusah Jaya, Kabupaten Bekasi.
"Untuk terkait masalah apakah ada perencanaan untuk menghabisi, hasil pemeriksaan yang kami temukan, tentunya dengan pendalaman maupun saksi-saksi, untuk sementara masih kita temukan ini emosi sesaat," ujar Wira di Polda Metro Jaya, Kamis (16/1/2025).
Wira mengatakan, Nanang naik pitam karena ditatap sinis oleh Sandy saat di depan rumahnya.
Emosi Nanang semakin meluap ketika Sandy meludah ke arahnya.
"Disebabkan karena pelaku atau tersangka sakit hati karena merasa direndahkan oleh korban dengan cara melihat tersangka secara sinis dan korban meludah ke arah tersangka," jelasnya.
Dari situ lah Nanang gelap mata kemudian langsung lari ke kandang ayam dan mengambil sebilah pisau.
"Tersangka mengambil pisau dari kandang ayam di samping rumah," katanya.
Ada Dendam Sejak 2019
Ternyata Nanang juga memiliki rasa dendam terhadap Sandy sejak lama.
Cek-cok antara keduannya terjadi sejak 2019.
Adapun pemicu dari bencinya Nanang kepada Sandy ketika korban tengah menggelar hajatan pernikahan 2019.
Lalu, tenda yang didirikan korban sampai ke rumah tersangka tanpa adanya izin darinya.
Tak cuma itu, Sandy juga tidak meminta izin kepada Nanang ketika pohon yang ada di depan rumahnya ditebang oleh korban.
"Pada tahun 2019, ketika korban akan melakukan atau mengadakan pesta perkawinan dan akan mendirikan tenda dengan memasuki pekarangan rumah daripada tersangka serta melakukan penebangan pohon di pekarangan tersangka tanpa izin terlebih dahulu."
Namun, kata Wira, tindakan Sandy itu tidak membuat Nanang menegurnya.
Pasalnya, tersangka tahu bahwa korban memiliki sifat tempramental.
Wira mengungkapkan peristiwa tersebut berujung hubungan Nanang dan Sandy sebagai sesama tetangga semakin tidak harmonis.
Bahkan, mereka sampai tidak pernah saling tegur sapa setelah peristiwa tersebut.
Nanang Irawan alias Gimbal dan aktor Misteri Gunung Merapi atau Mak Lampir, Sandy Permana. (Kolase Tribunnews.com)Akhirnya, pada tahun 2020, Nanang memutuskan untuk menjual rumahnya dan mengontrak di blok berbeda tetapi masih di perumahan yang sama.
Nanang dan Sandy kembali bertemu pada Oktober 2024 lalu dalam rapat warga yang membahas dilengserkannya Ketua RT setempat karena diduga berselingkuh dengan warga sekitar.
Pada momen tersebut, Sandy terlibat adu mulut dengan istri Ketua RT setempat. Lalu, Nanang pun menegur korban.
"Lalu tersangka menegur korban dengan kalimat 'nggak usah teriak-teriak, biasa aja," kata Wira menirukan perkataan Nanang kepada Sandy.
Ditikam 7 Kali
Dendam dan tatapan sinis itu yang diduga membuat Nanang melakukan aksi nekatnya.
Saat kejadian, Nanang mulanya menikam Sandy pada bagian sisi kiri perut sebanyak dua kali.
Tikaman itu dilakukan Nanang saat Sandy masih menaiki motor,
Setelah ditikam dua kali, korban langsung berhenti dan melakukan perlawanan dengan cara menangkis dan menghalang-halangi tersangka.
Namun, Nanang tetap meluapkan emosinya dengan kembali menusuk Sandy di bagian pelipis kiri, kepala, dada hingga leher.
"Korban melakukan perlawanan dengan cara menangkis dan menghalangi tersangka untuk menusuknya. Lalu tersangka tetap berusaha untuk melukai korban dengan cara menusuk kembali ke pelipis kiri korban sebanyak 1 kali, menusuk kepala korban sebanyak 1 kali, menusuk dada korban sebanyak 1 kali, menusuk leher kiri korban sebanyak 1 kali," kata dia.
Sandy kemudian berusaha melarikan diri menggunakan motornya, namun ia tetap dikejar oleh tersangka.
Nanang kembali menikam Sandy di bagian punggung sebanyak 1 kali.
"Tersangka mengejar dan menusuk kembali kearah punggung kiri korban sebanyak 1 kali sehingga membuat motornya terjatuh," imbuhnya.
Sandy Permana kemudian berlari meminta tolong ke rumah tetangga.
Sandy Permana sempat dibawa ke rumah sakit, namun sayang nyawanya tak tertolong.
(Tribunnews.com/Milani/Yohannes Liestyo)
Tag: #istri #sandy #permana #bantah #pengakuan #nanang #gimbal #terima #suami #disebut #tempramental