Kombes Donald Simanjuntak Diduga Pimpin 'Operasi Bersinar DWP', Target Rp200 Juta Per Kepala
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto lebih dulu melakukan pencopotan dan mutasi 34 perwira hingga anggota di Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat dan Polsek Metro Kemayoran, untuk kepentingan pemeriksaan kasus pemerasan penonon DWP 2024 oleh Propam Polri. Bahkan, beberapa orang di antaranya dilakukan penempatan khusus (patsus).
Kabar terkini, diduga aksi pemerasan para polisi Indonesia terhadap penonton asing di DWP JiExpo Kemayoran Jakarta Pusat pada 13-15 Desember 2024 itu diduga dilakukan secara terencana dan dipimpin oleh Kombes Donald Simanjuntak selaku Dirresnarkoba Polda Metro Jaya.
Berikut liputan Tribunnews.com.
Pengakuan KorbanGelaran konser Djakarta Warehouse Project (DWP) yang digelar di Indonesia jelang penutupan tahun 2024 menjadi isu hangat diperbincangkan.
Pasalnya, konser yang digelar di JIEXpo Kemayoran, Jakarta Pusat, 13-15 Desember 2024 tersebut tercoreng akibat aksi dugaan pemerasan yang dilakukan oleh anggota Polri dengan dalih operasi penyalahgunaan narkoba.
Adapun yang menjadi sorotan karena para korban ini banyak yang berasal dari negara tetangga yakni warga negara Malaysia hingga akhirnya viral di media sosial.
Awalnya, viral jika warga negara Malaysia ini memboikot konser DWP akibat dugaan pemerasan yang dilakukan polisi Indonesia. Bahkan disebutkan ada sebanyak 400 orang dengan nilai kerugian Rp32 miliar.
Saat itu, event internasional ini masih berlangsung. DJ Steve Aoki yang sedang berpentas, membuat sejumlah penontonnya kegirangan dengan melompat-lompat di lokasi kejadian.
Namun, tak lama seorang penonton bernama Santi (bukan nama asli) yang sedang merasakan euforia dengan kondisi gegap gempitanya lampu-lampu dari arah panggung tersebut, dia mengaku dihampiri polisi untuk melakukan tes kesadaran.
"Kita (lagi) senang-senang lah pas lagi loncat-loncat beberapa orang mengatasnamakan "polisi" menarik bilang “ayo ikut ke belakang”. Saya menuruti,” ucap Santi saat dihubungi.
Tes kesadaran ini disebut Santi yakni tes membaca angka di jari serta berjalan apakah linglung atau tidak. Selain itu, dia melihat juga beberapa orang lain yang dilakukan tes urine kala itu.
Paspor miliknya pun sempat disita oleh oknum polisi tersebut. Di sana, dia pun akhirnya memberikan uang sebesar Rp200 juta agar paspor miliknya dikembalikan.
Namun belakangan Polri meralat jumlah tersebut. Hasil pemeriksaan, jumlah korban pemerasan hanya sebanyak 45 orang dengan jumlah uang yang diperas sekira Rp2,5 miliar.
34 Polisi Dicopot dan Dimutasi Sebanyak 450 personel dikerahkan mengamankan Djakarta Wharehouse Project (DWP) 2024 yang akan dilaksanakan di JIEXpo Kemayoran, Jakarta Pusat, 13-15 Desember 2024. (Tribunnews.com/Reynas Abdila)Dalam hal ini, sebanyak 18 orang anggota Polri yang terdiri anggota Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat hingga Polsek Kemayoran pun diduga terbukti melakukan pemerasan tersebut.
Namun, terakhir ada 34 anggota Polri yang dimutasi ke Yanma Polda Metro Jaya dalam rangka pemeriksaan yang di antaranya 4 perwira menengah (pamen).
Mereka yakni AKBP Bariu Bawana yang sebelumnya menjabat sebagai Kasubdit 1 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, AKBP Wahyu Hidayat Kasubdit 2 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, AKBP Malvino Edward Yusticia Kasubdit 3 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya hingga Kompol Jamalinus Laba Pandapotan Nababan dari Ps Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat.
Kombes Donald Diduga Pimpin Operasi Pemerasan "Bersinar DWP", Rp200 Juta Per KepalaTerakhir, nama Dirresnarkoba Polda Metro Jaya Kombes Donald Parlaungan Simanjuntak atau Kombes Donald Simanjuntak yang dimutasi sebagai Analis Kebijakan Madya Bidang Binmas Baharkam Polri di tengah isu pemerasan di konser DWP tersebut.
Informasi yang beredar, Kombes Donald ini diduga menjadi aktor utama dalam pusaran pemerasan yang dilakukan para polisi Indonesia tersebut.
Bahkan, kabarnya Kombes Donald memimpin rapat langsung sebelum melaksanakan operasi bernama "Operasi Bersinar DWP".
"IPW mendapat informasi bahwa operasi penangkapan untuk para pengguna dalam acara musik DWP itu memang dilakukan persiapan yang dipimpin oleh Dirnarkoba Polda Metro Jaya," kata Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (30/12/2024).
Sebelum melakukan operasi, Sugeng mengatakan ada rapat terbatas (ratas) yang diduga dihadiri oleh para Kasubdit di Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya hingga para penyidik reserse narkoba.
Sugeng mendapat informasi jika operasi tersebut menargetkan para pengguna narkoba di acara itu. Namun, dalam pelaksanaannya, para pengguna ini akan dilakukan restorative justice (RJ).
Bukan tanpa syarat, RJ ini memaksa para pengguna narkoba yang tertangkap agar membayar sejumlah uang yang nominalnya tidak sedikit.
"Informasinya (diminta) Rp200 juta per orang," ungkap Sugeng.
Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso melakukan sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra Di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2024). Dalam wawancara tersebut Sugeng Teguh Santoso menyampaikan tentang permasalahan penanganan kasus Vina di Cirebon oleh Polisi. TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN (TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN)Pemerasan ini dinilai Sugeng memang sudah direncanakan oleh anggota kepolisian ini. Hal ini karena target dalam operasi itu hanya bertujuan terhadap para pengguna narkoba.
Sugeng mengatakan informasi yang ia dapat, tak ada pengedar narkoba yang ditangkap dalam operasi tersebut. Padahal, seharusnya para pengedar ini dianggap yang perlu dijadikan target.
Meski begitu, kata Sugeng, Kombes Donald masih belum mengakui jika dia yang memerintah anggotanya melakukan pemerasan dalam ajang yang digelar rutin setiap tahunnya tersebut.
"Propam harus bisa membuktikan adanya pelanggaran tersebut. Kalau terbukti arahan permintaan uang RJ atas dasar perintah Direktur (Narkoba) maka (Kombes Donald) harus diajukan ke sidang kode etik dan harus dipecat. Juga proses pidana," ucapnya.
Sumber Tribunnews.com di lingkungan Polda Metro Jaya menyatakan saat ini Kombes Donald Simanjuntak tengah menjalani penempatan khusus (patsus).
"Yang saya dapat informasinya, Direkturnya (Kombes Donald) telat aja dipatsusnya. Jadi anggota dulu nih (dipatsus), abis itu baru beberapa hari kemudian," ucapnya.
Sumber mengatakan patsus yang dilakukan ke Kombes Donald dilakukan sejak pekan lalu. "Setau saya sih iya, minggu lalu itu iya (dipatsus), tapi kalau sekarang saya belum update lagi," singkatnya.
Meski begitu, kebenaran soal patsus terhadap Kombes Donald ini belum dipastikan benar atau tidak.
Tribunnews.com sudah mencoba menghubungi Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim dan Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko terkait hal tersebut melalui pesan singkat.
Namun, hingga berita ini diturunkan keduanya belum merespons.
Tag: #kombes #donald #simanjuntak #diduga #pimpin #operasi #bersinar #target #rp200 #juta #kepala