Sosok Mbah Trimo di Balik Pembangunan Masjid Bergaya Arsitek seperti Orang Sujud
Sosok Mbah Trimo di Balik Pembangunan Masjid dengan Filosofi Sujud pada Gaya Arsitek [Ist]
14:24
14 Mei 2024

Sosok Mbah Trimo di Balik Pembangunan Masjid Bergaya Arsitek seperti Orang Sujud

Haji Soetrismo atau yang akrab disapa Mbah Trimo jadi sorotan publik. Bagaimana tidak, pria berambut putih itu rela mewakafkan sejumlah SPBU dan mengeluarkan uang ratusan miliar rupiah untuk pembangunan masjid.

Pria yang hanya lulusan sekolah dasar atau SD ini merupakan pemilik pabrik kacang Shanghai Gangsar. Memiliki harta berlimpah, Mbah Trimo sangat sederhana, bahkan ia wakafkan 12 SPBU dan merogoh kocek 80-100 miliar untuk pembangunan masjid megah di Tulungagung.

Masjid itu megah, dengan arsitek modern namun memiliki nilai filosifis sangat kuat. Masjid itu bernama Al-Fattah dan berlokasi di Tulungagung, Jawa Timur.

Mengutip dari pwmu.co, masjid itu berdiri di atas tanah dengan luas 2.550 meter persegi. Sertikat tanahnya sudah atas nama Muhammadiyah.

Masjid Al Fattah dilengkapi sejumlah fasilitas seperti ruang salat ber-AC. Kabarnya pembangunan masjid ini menelan dana mencapai Rp30 miliar.

Sosok Mbah Trimo di Balik Pembangunan Masjid dengan Filosofi Sujud pada Gaya Arsitek [PWMU.CO]Sosok Mbah Trimo di Balik Pembangunan Masjid dengan Filosofi Sujud pada Gaya Arsitek [PWMU.CO]

Masjid yang memiliki menara setinggi 53 meter itu awalnya hanya masjid kampung dan berdiri pada 1950-an.

Muhanam Rajab, sesepuh masjid, menjelaskan, pembangunan masjid menggunakan desain arsitektur futuristik. Bangunannya mirip orang sujud.

Masjid Al Fattah memiliki kiswah Kakbah terbuat dari kain beludru bersulam benang emas. Ukurannya 6,6 x 3,5 meter. Berat benang emas 40 kg. Total berat kiswah 100 Kg. Kain kiswah ini diletakkan di dinding mihrab sehingga menjadi daya tarik kaum muslimin untuk shalat di sini.

Kembali ke sosok Mbah Trimo, ia saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur UD Gangsar. Padahal dulunya hanya bekerja sebagai buruh pabrik.

Pria yang memiliki delapan anak dan belasan cucu ini memutuskan mendirikan usahanya sendiri berbekal pengalaman kerja di pabrik tersebut. Ia mendirikan usahanya sendiri di tahun 1981. Tentu saja tidak langsung sebesar sekarang. Semuanya dimulai dari jumlah produksi yang kecil.

Berkat ketekunan, sekarang pabriknya mampu memproduksi mencapai 5 ton per hari dengan kisaran harga kacang diproduksinya per satu kilogram adalah 15.000. Hasil produksi kacang Mbah Trimo juga sudah merambah pasar ekspor.

Dengan tingkat produksi pabrik yang tinggi, Mbah Trimo membutuhkan 5 ton kacang. Ia sampai harus melaksanakan impor kacang tanah dari AS ke Indonesia. Dalam sebulan, pabrik yang didirikan Mbah Trimo bisa mendatangkan 100 kontainer kacang untuk keperluan pabrik kacang atom shanghai.

Editor: Galih Prasetyo

Tag:  #sosok #mbah #trimo #balik #pembangunan #masjid #bergaya #arsitek #seperti #orang #sujud

KOMENTAR