



Auditornya Disebut Minta Rp12 Miliar ke Kementan untuk WTP, Respons BPK Cuma Begini
Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) menanggapi fakta persidangan kasus dugaan korupsi mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Pada persidangan, saksi mengungkap adanya permintaan uang Rp12 miliar dari orang BPK agar Kementerian Pertanian mendapatkan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP).
BPK lewat keterangannya yang diakses di laman resminya, Jumat (10/5/2024), menyampaikan akan menindaklanjuti fakta persidangan tersebut.
"Pelaksanaan tugas pemeriksaan BPK dilakukan berdasarkan standar dan pedoman pemeriksaan serta dilakukan review mutu berjenjang (quality control dan quality assurance). Apabila ada kasus pelanggaran integritas, maka hal tersebut dilakukan oleh oknum yang akan diproses pelanggaran tersebut melalui sistem penegakan kode etik," tulis BPK.
BPK menyatakan, tetap berkomitmen untuk menegakkan nilai-nilai dasarnya, yakni independensi, integritas, dan profesionalisme dalam setiap pelaksanaan tugasnya.
"BPK menghormati proses persidangan kasus hukum tersebut, dan mengedepankan asas praduga tak bersalah. BPK mendukung upaya pemberantasan korupsi di Indonesia dan tidak mentolerir tindakan yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan, Kode Etik, standar dan pedoman pemeriksaan," jelasnya.
Pada sidang SYL dan kawan-kawan, Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Hermanto dihadirkan sebagai saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (8/5).
Dalam keterangannya, dia menyebut ada pihak dari BPK meminta uang Rp12 miliar agar Kementan mendapatkan predikat WTP. Dari Rp12 miliar yang dimintakan, pihaknya hanya menyerahkan Rp5 miliar.
Hermanto pun mengaku sempat ditagih orang BPK bernama Victor, agar sisa permintaan itu dibayarkan. Namun demikian, Kementan tetap mendapatkan predikat WTP.
Tag: #auditornya #disebut #minta #rp12 #miliar #kementan #untuk #respons #cuma #begini