Sistem Irigasi di Bali Bakal Diperkenalkan Indonesia di World Water Forum ke-10
Sawah berundak di Jatiluwih, Bali menjadi atraksi menarik bagi wisatawan (Foto: shutterstock)
14:36
5 Mei 2024

Sistem Irigasi di Bali Bakal Diperkenalkan Indonesia di World Water Forum ke-10

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa Bali merupakan salah satu tempat di Indonesia yang mengaitkan air dengan seluruh aspek kehidupan.

Sistem irigasi di Bali yang dikenal dengan Subak sendiri akan menjadi kebanggaan Indonesia pada ajang World Water Forum ke-10.

Subak merupakan wujud suatu sistem keswadayaan masyarakat yang berfungsi mengatur pembagian air irigasi pada area persawahan secara adil dan merata.

Sistem Subak siap diperkenalkan, bahkan menjadi salah satu destinasi wisata para peserta yang hadir di Nusa Dua, 18-25 Mei 2024.

“Subak merupakan sistem irigasi Bali sebagai perwujudan tatanan hukum budaya dengan ciri-ciri yaitu kemandirian sosial, ketahanan pangan, dan  kekuatan agama dengan tekad dan semangat gotong royong memperoleh air untuk menghasilkan makanan, khususnya beras dan palawija,” kata Menteri Basuki dalam Kongres Air Dunia/the XVIII World Water Congress di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok, beberapa waktu lalu.

Sistem Subak ini, lanjut dia, adalah sebuah manifestasi dari hubungan erat yang tidak terpisahkan antara Tuhan, manusia dan alam dalam menghasilkan makanan dan kebutuhan lainnya. Subak mencerminkan konsep filosofis Tri Hita Karana yang menyatukan alam roh, dunia manusia, dan alam/lingkungan.

Lantaran sarat makna filosofis, Subak akan menjadi salah satu destinasi kunjungan lapangan dalam World Water Forum ke-10 di Bali. Saat ini, sistem dan lanskap Subak telah diakui menjadi salah satu Warisan Budaya Dunia dari UNESCO.

"Dengan mengkombinasikan proses politik, regional, tematik, dan agenda kunjungan lapangan (site visits), akan memperkuat dan menjadi daya tarik World Water Forum ke-10. Bali juga telah terkenal dan menjadi tempat legendaris sebagai tujuan wisatawan selama beberapa dekade," ujar Menteri Basuki.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro menambahkan, keberhasilan Indonesia dalam menerapkan sistem monitoring dan menjaga kualitas air bisa dijadikan contoh bagi negara lain yang berpartisipasi pada forum air terbesar di dunia itu.

“Kita akan membuat side event, terutama untuk sistem pengelolaan air yang berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS), pengelolaan air di Subak, danau, dan kita akan berbagi juga sistem monitoring pengendalian air yang menurut kita relatif lebih maju dibanding negara lain. Bagaimana kita bisa mengintegrasikan sistem monitoring itu untuk juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah, kolaborasi pentahelix dengan perguruan tinggi, serta bekerjasama dengan pihak swasta lainnya,” kata Sigit.

Sebagai informasi, Pemerintah Indonesia bersama World Water Council (WWC) telah menyiapkan rangkaian forum pertemuan menuju acara puncak World Water Forum ke-10. Forum tersebut terdiri dari tiga proses utama yakni politik, regional/kawasan, dan tematik. Sinergi ketiga proses ini diperlukan dalam upaya mewujudkan air sebagai sarana menuju kesejahteraan bersama.

Editor: Fabiola Febrinastri

Tag:  #sistem #irigasi #bali #bakal #diperkenalkan #indonesia #world #water #forum

KOMENTAR