Mengenal Minyak Makan Merah dan Perbedaannya dengan Minyak Goreng Biasa? Simak Penjelasannya
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan pabrik percontohan minyak makan merah Pagar Merbau, di Deli Serdang. (Setpres)
06:48
31 Maret 2024

Mengenal Minyak Makan Merah dan Perbedaannya dengan Minyak Goreng Biasa? Simak Penjelasannya

 

Presiden RI Joko Widodo belakangan ini sedang menggalakkan jenis minyak goreng baru, yakni minyak merah.

Minyak Makan Merah, disebut bisa menjadi pilihan yang lebih sehat dan Ahli Gizi membenarkan hal tersebut.

Meski demikian, penggunaan menyak merah tetap memerlukan adanya batasan.

Meski aman digunakan, minyak merah bukan berarti kaya akan kandungan vitamin E.

Untuk diketahui, Minyak Makan Merah menjadi aman dan tidak bisa memicu efek buruk pada tubuh saat dikonsumsi berlebihan.

Dilansir dari laman kominfo.jatimprov, Minggu (31/8), Lailatul Muniroh SKM M Kes Ahli Gizi Universitas Airlangga menjelaskan bahwa kandungan nutrisi minyak merah memang lebih tinggi.

Namun Minyak Makan Merah juga lebih rentan terhadap oksidasi yang dapat memperpendek umur simpannya, karena tidak melalui proses bleaching yang memungkinkan akan mengandung kontaminan yang lebih tinggi, sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan keamanan produk akhir.

Sebelumnya, Jokowi telah meresmikan pabrik pertama yang menjadi percontohan Minyak Makan Merah Indonesia di Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis 14 Maret 2024. Produksi Minyak Makan Merah ini diyakini Jokowi dapat meningkatkan daya saing produk petani sawit dalam negeri.

Presiden menjelaskan bahwa harga Minyak Makan Merah ini lebih murah dari minyak goreng yang ada di pasaran. Artinya, barang ini bisa bersaing di pasar dan mampu bersaing dan harganya kompetitif.

Selain itu, kandungan Vitamin A dan Vitamin E dalam minyak makan merah juga terjaga. Hal ini, menjadikan produk ini tidak hanya sehat tetapi juga ekonomis bagi masyarakat, tambah orang nomor satu di Indonesia ini.

Pabrik dengan kapasitas produksi 10 ton CPO (crude palm oil) per hari ini diharapkan dapat menghasilkan sekitar 7 ton minyak makan merah setiap hari. Jokowi mengajak masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri ini sebagai langkah mendukung pemasaran dan konsumsi produk yang berkelanjutan.

Sebenarnya apa Minyak Makan Merah? Dilansir dari sawitindonesia, Minyak Makan Merah adalah minyak yang diperoleh dari rafinasi tanpa pemucatan (bleaching) dan deodorisasi, dan melalui fraksinasi minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil atau CPO).

Seperti yang biasa digunakan untuk minyak goreng pada umumnya. Pengertian ini berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2023 tentang Tata Kelola Minyak Makan Merah berbasis Koperasi.

Minyak Makan Merah memiliki warna terang mencolok dan aroma yang kuat. Warna mencolok dari minyak ini berasal dari kelapa sawit yang memang berwarna merah tua. Sebab selama proses produksi, minyak makan merah tidak melalui proses penyulingan atau bleaching seperti minyak goreng sawit biasa.

Minyak Makan Merah yang sudah diresmikan ini memiliki beberapa perbedaan dari minyak goreng biasa. Berikut ini perbedaan dari dua jenis minyak tersebut:

  1. Proses penyulingan

Minyak Makan Merah selama proses produksi tidak melalui proses penyulingan. Proses ini berbeda dengan minyak goreng sawit biasa yang masih melalui proses penyulingan.

Pada minyak goreng sawit biasa, proses penyulingan masih dilakukan. Proses ini membuat minyak dicampurkan dengan asam fosfat dan soda kaustik yang menghilangkan asam lemak bebas sehingga memberikan konsistensi sabun pada minyak.

  1. Lebih rendah kalori

Menurut Pusat Penelitian Kelapa Sawit, dikutip dari laman Kementerian Pertanian, minyak makan merah mempertahankan kandungan senyawa fitonutrien. Kandungan tersebut terdiri dari karoten sebagai sumber vitamin A, tokoferol dan tokotrienol sebagai vitamin E, dan squalene. Minyak makan merah juga berpotensi menjadi pangan fungsional, seperti bahan anti stunting.

Di sisi lain, minyak goreng biasa mengandung kalori dan lemak yang relatif tinggi. Minyak goreng biasa mengandung lemak jenuh dan lemak trans yang meningkatkan penyakit jantung.

Namun, Minyak Makan Merah ini juga mengandung lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda yang mengelola metabolisme kolesterol.

  1. Harga lebih murah

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki mengatakan minyak merah akan dijual dengan harga murah atau di bawah harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng biasa.

Teten menjelaskan adapun HET minyak goreng senilai Rp14.000 per liter, harga Minyak Makan Merah akan jauh lebih murah yakni sekitar Rp 9.000 per liter.***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #mengenal #minyak #makan #merah #perbedaannya #dengan #minyak #goreng #biasa #simak #penjelasannya

KOMENTAR