Pengamat Sebut Paslon Pilkada yang Didukung KIM Plus Benahi Disharmoni Pusat dan Daerah, Termasuk di Jakarta

- Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang secara bersama-sama mengusung paslon di Pilkada, termasuk pasangan Ridwan Kamil-Suswono di Jakarta dinilai untuk memperbaiki ketidakharmonisan hubungan pemerintah pusat dan daerah yang terjadi selama ini.

Praktisi Hukum Hendarsam Marantoko menilai, kehadiran KIM Plus yang mengusung paslon yang sama di Pilkada sejumlah daerah, termasuk Jakarta adalah karena ego sektoral dan simpul relasi yang terputus antara pemerintah pusat dan daerah    "Pertama, ego sektoral atas nama mandat langsung dari rakyat telah memposisikan kepala daerah terpilih berada pada arus kedaulatan yang ekstrem," ujarnya kepada wartawan, Senin (11/11).   Lantaran merasa dipilih langsung oleh rakyat melalui pilkada, ia menyebut bahwa tidak jarang kepala daerah enggan menyesuaikan dengan kebijakan pusat dan bahkan acap kali memosisikan dirinya sebagai penguasa mutlak di wilayahnya.     "Keengganan pemerintah daerah menyesuaikan kebijakan stragegis nasional, terjadi ketika pemimpin daerah itu memiliki preferensi sikap politik yang berbeda dengan pemerintah pusat," tuturnya.     Di sisi lain, ia mengatakan bahwa kepala daerah terpilih tidak memiliki simpul relasi dengan pemerintah pusat. Faktor yang kedua ini terjadi jika kepala daerah terpilih tidak diusung dan didukung oleh partai politik atau koalisi pendukung pemerintah pusat.    "Kepala daerah terpilih itu tertutup atau terbatas aksesnya dengan pemerintah pusat. Akibatnya banyak program strategis yang tidak dapat ditarik dan dibawa ke daerah," ucapnya.    Oleh karena itu, Ketua Umum Lingkar Nusantara (LISAN) itu menyebut bahwa pastinya setiap calon kepala daerah yang diusung dan didukung KIM Plus telah memiliki komitmen politik terhadap program strategis pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan Indonesia maju dan menuju Indonesia emas 2045.   Untuk diketahui, selain mengusung RK-Suswono di Pilkada Jakarta, KIM Plus juga bergabung mengusung Andra Soni-Dimyati di Pilkada Banten, Rahmat Mirzani Djausal-Jihan Nurlela di Pilkada Lampung, ⁠I Made Muliawan Arya-Putu I Agus Suradnyana di Pilkada Bali, dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak di Pilkada Jawa Timur.

Tag:  #pengamat #sebut #paslon #pilkada #yang #didukung #plus #benahi #disharmoni #pusat #daerah #termasuk #jakarta