Said: Dulu Ada yang Ingin Nyembelih Banteng Moncong Putih, Namun Ternyata Kenyataan Berkata Lain
Ketua DPP PDIP, Said Abdullah. (Instagram.com/mh_said_abdullah)
18:56
21 Maret 2024

Said: Dulu Ada yang Ingin Nyembelih Banteng Moncong Putih, Namun Ternyata Kenyataan Berkata Lain

 

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ditetapkan sebagai pemenang Pemilu 2024. Partai politik (parpol) dibawah komando Megawati Soekarnoputri ini berhasil mendapatkan 25.387.279 suara atau 16,72 persen. 

"PDIP tetap menjadi partai pemenang, berhasil hattrick, tiga kali berturut-turut menjadi pemenang pemilu sejak 2014. Alhamdulillah," ujar anggota Komisi XI DPR Said Abdullah, Kamis (21/4). 

Said menuturkan, menjelang pelaksanaan Pemilu 2024 sempat beredar berbagai provokasi yang ingin menghancurkan PDI Perjuangan. Bahasa yang digunakan pun sarkastis, saatnya untuk menyembelih Banteng Moncong Putih. Namun, ternyata kenyataan berkata lain. 

Diketahui, berdasarkan perhitungan riil dan keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU), PDIP tetap menjadi pemenang Pemilu 2024. Berdasarkan hasil rekapitulasi nasional, Rabu, 20 Maret 2024 PDIP meraih 25.387.279 suara. Kemudian disusul Partai Golkar dengan mendapat 23.208.654 suara dan Partai Gerindra dengan 20.071.708 suara. 

Said yang merupakan ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini mempertanyakan apa salah PDI Perjuangan sehingga merebak berbagai kalimat provokatif ingin menghancurkan partai yang dipimpin putri Proklamator Megawati Soekarnoputri. 

Apalagi, fakta memperlihatkan PDI Perjuangan beberapa kali memenangkan pemilu dan kadernya mendapat kepercayaan rakyat untuk menempati posisi puncak pimpinan Indonesia. 

"Itu artinya, PDI Perjuangan menjadi partai tertinggi yang masih mendapatkan kepercayaan rakyat Indonesia," katanya. 

Dalam perjalanan Indonesia, kata Said, sejak Reformasi 1998 tidak ada partai yang memenangkan pemilu lebih banyak dari PDIP. Sampai saat ini, sejak Reformasi sudah empat kali PDIP berhasil memenangkan pemilu bahkan berhasil tiga kali berturut-turut. 

"Lagi-lagi bukti tak terbantahkan betapa sebagian besar rakyat Indonesia sangat mencintai dan mempercayai PDI Perjuangan. Dan kepercayaan inilah yang dijaga sepenuh oleh PDI Perjuangan," ucapnya. 

Ketua DPD PDIP Jawa Timur ini menyebut, pada konteks inilah berbagai pernyataan provokatif yang ingin menghancurkan PDIP memperlihatkan kentalnya kepentingan politik jangka pendek dan sekadar memenuhi syahwat kekuasaan untuk terus berkuasa. 

"Mereka berupaya merusak citra dan karakter PDI Perjuangan, bahkan menekan PDI Perjuangan melalui alat-alat kekuasaan, hanya semata mata karena PDI Perjuangan tidak bisa memenuhi syahwat kekuasaan tersebut," katanya. 

Menurut Said, sudah menjadi rahasia umum ada kalangan yang ingin mencoba melabrak konstitusi misalnya, ingin merubah periodesasi jabatan presiden, yang berdasarkan UUD 1945 dibatasi hanya dua periode dan menunda pemilu. 

"Mereka mencoba mengajak PDIP untuk merubah konstitusi agar jabatan Presiden dapat diperpanjang lagi. Jika PDI Perjuangan gelap mata, dan hanya menghitung keuntungan politik, tentu ajakan ini menguntungkan bagi PDIP, sebab posisi kadernya ditampuk kekuasaan, sekaligus partai pemenang pemilu," paparnya. 

Karena ajakan ini bertentangan dengan semangat Reformasi yang diperjuangan PDIP bersama seluruh rakyat tentu saja ditolak mentah-mentah. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan tegas tanpa tedeng aling-aling menolak menghianati perjuangan Reformasi untuk merubah batasan konstitusi tentang periodesasi jabatan Presiden. 

PDIP juga konsisten menaati konstitusi negeri ini, yang diperjuangkan melalui Reformasi dengan pengorbanan darah dan air mata serta jiwa rakyat. Melalui pembatasan kekuasaanlah PDIP berkeyakinan, demokrasi tetap terjaga, dan tidak menjelmakan kekuasaan untuk kepentingan pribadinya. 

"Tidak mudah memang untuk tidak melayani hasrat kekuasaan. Perjalanan Pemilu 2024 bagi PDIP adalah jalan terjal. PDIP seperti dejavu mendapatkan tekanan sana sini dari kekuasaan. Hampir mirip era Orde Baru," ujarnya. 

Lebih lanjut Said menegaskan, partai ini telah ditempa oleh sejarah. Meski pernah digencet bertahun tahun, namun tetap di sokong oleh para pengikut yang terus loyal pada jalan ideologi. Loyalitas ideologis inilah yang menghidupkan nyawa PDI Perjuangan hingga kini dan ke depan. 

"Meskipun menghadapi jalan terjal, PDIP tetap berkeyakinan, kewarasan rakyat tetap terjaga," kata Said. 

Menjaga konstitusi dan demokrasi memang mahal harganya, Nyatanya atas keyakinan ini, PDIP tetap tegak berdiri meskipun ditinggalkan oleh kekuasaan. Rakyat masih menaruh harapan terhadap PDIP. Harapan itu disematkan oleh lebih dari 25 juta rakyat Indonesia.

Said juga berharap kepercayaan rakyat ini, akan terus membuat PDIP berbenah untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan, dan meningkatkan kualitas sumber daya, yang akan diabdikan untuk kepentingan rakyat. 

"Kami meyakini, partai adalah pilar penting bagi pelembagaan demokrasi. Partai sekaligus tempat untuk menyemaikan semangat kegotong royongan, dan mengikis watak individualistis. PDIP juga akan menguatkan perannya sebagai tempat kaderisasi bagi kepemimpinan bangsa dan negara ke depan," katanya.

 

 

 

Editor: Dimas Ryandi

Tag:  #said #dulu #yang #ingin #nyembelih #banteng #moncong #putih #namun #ternyata #kenyataan #berkata #lain

KOMENTAR