Penjelasan BMKG soal Panas Terik di Wilayah Indonesia, Ada Gerak Semu Matahari
- Cuaca di beberapa wilayah Indonesia terasa begitu panas. Saking terik dan panasnya, warga merasakan dampaknya terhadap kesehatan, seperti kepala cenat-cenut dan tidak berani keluar rumah.
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu maksimum mencapai 37 hingga 38,4 derajat Celsius di sejumlah wilayah Indonesia dan perlahan mulai turun. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, cuaca panas belakangan ini yang terjadi karena gerak semu matahari.
“Panas yang terjadi ini bukan kejadian yang luar biasa. Hanya siklus panas terik harian, karena ada pergerakan semu matahari. Saat ini di bulan Oktober posisi matahari ada di 8 atau 9 derajat Lintang Selatan,” tutur Guswanto saat dihubungi JawaPos.com, Sabtu (2/11).
Guswanto melanjutkan, hal tersebut yang menyebabkan wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara menerima sinar matahari langsung. Hal ini juga dikarenakan kurangnya awan hujan di beberapa wilayah.
"Di awal November ini pertumbuhan awan hujan di sebelah selatan wilayah Indonesia itu tidak ada atau minim, sehingga sinar matahari tadi optimal memanasi permukaan bumi kita. Nah, paling tidak dua hal itu lah yang menyebabkan cuaca terasa panas, satu karena gerak semu matahari. Kedua adalah karena tutupan awan di beberapa wilayah kurang," terang Guswanto.
Dia juga menjelaskan jika saat ini wilayah selatan Indonesia masih terjadi musim kemarau dan sedang beralih menuju musim hujan.
Menurut Guswanto, pergantian musim menyebabkan tiupan awan di wilayah selatan masih dipengaruhi oleh angin Muson Timur, hal ini mengakibatkan masih sedikitnya tutupan awan.
Dari data BMKG, panas terik yang memanggang ini merupakan salah satu ciri-ciri masa peralihan musim, yaitu hujan yang terjadi di sore hingga menjelang malam didahului dengan udara panas terik pada pagi dan siang hari.
Berdasarkan observasi dan pengamatan BMKG, cuaca panas diperkirakan berkurang dalam beberapa hari ke depan. Hal ini mengacu pada mulai terbentuknya awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
"Tertinggi itu kan kemarin di 27, 28, 29 Oktober kemarin. 30 Oktober itu sudah turun. Dalam beberapa hari ke depan juga akan turun lagi seiring hujan dasarian satu atau hujan 10 harian di bulan November," tandas Guswanto.
Pihak BMKG mengimbau masyarakat untuk mengurangi dampak yang dapat terjadi akibat suhu panas ini. Yakni, dengan mengonsumsi cukup air untuk menghindari dehidrasi, terutama saat banyak melakukan kegiatan di luar ruangan.
Tag: #penjelasan #bmkg #soal #panas #terik #wilayah #indonesia #gerak #semu #matahari