Klarifikasi Polri Terkait Pernyataan Kapolri soal Estafet Kepemimpinan
- Markas Besar (Mabes) Polri meluruskan pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait estafet kepemimpinan.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan bahwa yang dimaksud kepemimpinan keberlanjutan ialah dari periode presiden sebelumnya ke presiden selanjutnya.
"Perlu kami jelaskan yang dimaksudkan adalah keberlanjutan dari sejak Presiden pertama IR Soekarno sampai dengan saat ini Presiden ke-7 yaitu IR Joko Widodo," laya Trunoyudo kepada wartawan, Jumat (12/1/2024).
Menurutnya, keberlanjutan kepemimpinan sebagaimana yang dimaksud Kapolri tak lain untuk melaksanakan pembangunan Indonesia.
"Untuk mewujudkan pembangunan di Indonesia ya, tentunya yang selalu berkelanjutan dari satu pemimpin kepada pempimpin lainnya," ujarnya.
Ia menggarisbawahi, estafet kepemimpinan pada dasarnya dilakukan oleh siapa pun sosok pemimpinan berikutnya.
Trunoyudo juga menehaskan, Kapolri sebelumnya telah mengintruksikan agar semua jajaran kepolisian agar netral dalam menghadapi Pemilu 2024.
"Kapolri telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran Polri untuk berkomitmen bahwasanya Polri netral sebagaimana amanah pada UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia pada Pasal 28 Ayat 1 dan 2," jelasnya.
Ia menambahkan, Polri berkomitmen akan mengamankan pelaksanaan Pemilu 2024. Harapannya Pemilu tahun ini berlangsung aman dan damai.
"Tentunya Polri komitmen dalam keamanan penyelenggaraan Pemilu 2024 ini sehingga mewujudkan pemilu yang aman dan damai, tentu juga dalam rangka persatuan dan kesatuan bangsa," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kapolri menyorot soal adanya perbedaan pendapat di tengah-tengah pelaksanaan Pemilu 2024.
Kapolri juga menyinggung soal seorang pemimpin yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan. Hal ini disampaikan Kapolri dalam acara Perayaan Natal Mabes Polri 2023 seperti dilihat dalam YouTube Divisi Humas Polri, Kamis (11/1/2024).
"Yang kita cari adalah pemimpin yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan. Bukan karena perbedaan, akhirnya bukan pemimpin yang kita cari, tapi yang kita pelihara perbedaan terus dan kemudian itu kita bawa dalam konflik," kata Kapolri dalam paparannya.
Selain itu, Kapolri juga meminta semua pihak, termasuk tokoh lintas agama untuk ikut mendinginkan suasana atau cooling system selama Pemilu 2024.
"Cooling system, saya titipkan, mumpung di sini yang hadir berbagai macam sodara-saudara dari lintas agama dan ini penting sekali kita sampaikan kepada jemaat kita, kepada jemaah kita untuk terus bisa menjaga persatuan dan kesatuan di tengah-tengah persatuan pendapat yang ada," ucap dia.
Dalam kesempatan itu, Sigit menambahkan, jajaran Polri memiliki tugas berat selama pemilu, di antaranya menjaga keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di tengah adanya perbedaan pilihan pemilu.
Sigit berharap perbedaan pendapat yang ada di masyarakat jangan sampai membuat dan merusak cita-cita seluruh masyarakat Indonesia.
"Kita menginginkan siapapun pemimpin yang saat ini kemudian naik menjadi pasangan calon, tentu lah para pemimpin-pemimpin terbaik," ujar dia.
"Sehingga tentunya perbedaan pendapat yang ada pada saat menentukan dan memilih calon pemimpin nasional tersebut," sambung Sigit.
Di sisi lain, pernyataan Kapolri ini mengundang sorotan. Sejumlah politikus mengkritik pernyataan Kapolri.
Tag: #klarifikasi #polri #terkait #pernyataan #kapolri #soal #estafet #kepemimpinan