Beda Dengan Binus, Kemendikbudristek Ungkap Anak Vincent Rompies dkk Belum di-DO
Ilustrasi gedung Binus School (DOK.BINUS SCHOOL)
11:40
27 Februari 2024

Beda Dengan Binus, Kemendikbudristek Ungkap Anak Vincent Rompies dkk Belum di-DO

- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memastikan jika para pelaku perundungan di Binus School Serpong, Tangerang Selatan belum dikeluarkan dari sekolah. Keterangan ini sendiri bertentangan dengan pernyataan pihak Binus yang telah men-drop out siswa yang menjadi pelaku perundungan.   "Sampai saat ini masih status siswa Binus karena proses hukum masih berjalan, itu yang harus kami hormati," kata Irjen Kemendikbudristek Chatarina Muliyana kepada wartawan, Selasa (27/2).   Chatarina menyampaikan, para siswa terduga pelaku masih menjalani proses hukum. Oleh karena itu, sanksi belum dijatuhkan sampai putusan hukum tetap.  

  "Jadi ini akan didiskusikan untuk cari jalan keluar dengan berpihak kepada kepentingan anak dan kepentingan korban, kalau ada orang tua yang sukarela itu tidak bisa kita larang, yang penting kita berpihak kepada anak baik sebagai korban maupun anak pelaku," jelasnya.   Beberapa waktu lalu, Binus School Serpong menyatakan resmi mengeluarkan atau men-drop out para siswa yang menjadi pelaku perundungan terhadap siswa lainnya yang sempat viral di media sosial. Diketahui bahwa salah satu siswa yang terlibat dalam kasus itu adalah anak dari artis Vincent Rompies berinisial L.   "Seluruh siswa yang terbukti melakukan tindakan kekerasan sudah tidak menjadi bagian dari komunitas Binus School," ujar Humas Binus School Serpong Haris Suhendra dalam keterangan resminya kepada wartawan, Rabu (21/2).   Ia mengatakan bahwa putusan untuk men-drop out para siswa yang terlibat dalam perundungan itu dilakukan usai pihaknya melakukan investigasi secara intensif terhadap kasus tersebut.   

  Sebelumnya, viral kabar terjadi aksi kekerasan di Binus Serpong, Tangerang Selatan. Dalam informasi yang beredar disebutkan di sekolah tersebut ada siswa yang membentuk geng dan sudah berlangsung 9 generasi.   Geng ini dikendalikan oleh senior kelas 12 yang disebut Agit. Agit selain bertugas sebagai pemimpin juga menjadi pihak yang merekrut anggota baru.   Keuntungan bergabung dengan geng ini yakni diberi uang, mendapat parkir kendaraan dekat Binus, dan yang terpenting adalah status hierarki yang lebih tinggi dibanding siswa lain. Siswa yang tidak bergabung ke dalam geng kerap mendapat perundungan atau bullying bahkan pemukulan.   Geng Tai ini biasanya nongkrong sepulang sekolah di Warung Ibu Gaul (WIG) yang terletak di belakang sekolah. Di sana mereka biasa melakukan kegiatan menyimpang, seperti merokok, vaping, dan melakukan kekerasan, termasuk melalukan rekruitmen anggota baru.   Syarat untuk masuk ke geng ini harus melewati beberapa tahapan. Mulai dari disuruh meneriakan nama seseorang, membelikan makanan untuk senior, mendapat aksi kekerasan hingga pelecehan. 

Editor: Bintang Pradewo

Tag:  #beda #dengan #binus #kemendikbudristek #ungkap #anak #vincent #rompies #belum

KOMENTAR