Media Asing Sorot Pengusiran Kapal Coast Guard China di Laut Natuna Utara
Insiden pengusiran kapal patroli perbatasan China, China Coast Guard 5402 (CCG 5402). Begini posisi kapal patroli China dan KN Tanjung Datu dan KRI Sutedi. 
15:47
25 Oktober 2024

Media Asing Sorot Pengusiran Kapal Coast Guard China di Laut Natuna Utara

- Pengusiran kapal penjaga pantai Tiongkok dari perairannya di Laut Cina Selatan atau Laut Natuna Utara menjadi sorotan media asing. 

Media Business Insider dan AFP menuliskan berita tentang pengusiran kapal Tiongkok oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla) Indonesia.

Dikutip dari Business Insider,  Kapal Tiongkok tersebut diketahui mengganggu kegiatan survei perusahaan minyak dan gas Indonesia di wilayah itu.

Badan Keamanan Laut (Bakamla) Indonesia menyatakan telah mengerahkan dua kapal dan sebuah pesawat untuk mengusir kapal Tiongkok dari perairan yang disengketakan di Laut Cina Selatan

Kapal penjaga pantai Tiongkok terdeteksi di ujung selatan Laut Cina Selatan, Senin.

Kapal tersebut diduga mengganggu kegiatan survei milik PT Pertamina yang mencari cadangan minyak dan gas di bawah dasar laut.

"Insiden ini menjadi babak lain dalam sengketa bertahun-tahun mengenai kepemilikan Laut Cina Selatan dan eksploitasi sumber daya di wilayah itu," sebutnya.

Tiongkok mengklaim hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan sebagai teritorialnya, meskipun klaim ini ditolak oleh negara-negara tetangganya dan negara-negara Barat.


Klaim yang saling bertentangan ini sering memicu pertemuan sengit, terkadang bahkan kekerasan, antara kapal-kapal Tiongkok dan negara lainnya.

Dalam insiden hari Senin tersebut, Indonesia mengatakan telah mengirim kapal patroli untuk memberikan peringatan melalui radio kepada kapal Tiongkok tersebut.

Namun, kapal itu bersikukuh bahwa perairan tersebut adalah milik Tiongkok, sehingga Indonesia mengirim kapal angkatan laut dan pesawat ke area tersebut.

"Dua kapal patroli Indonesia melakukan pengawalan dan berhasil mengusir kapal CCG 5402 dari yurisdiksi Indonesia," demikian pernyataan tersebut.

Pengawalan atau *shadowing* adalah metode mengikuti kapal lain dari jarak tertentu sebagai bentuk tekanan tanpa melakukan konfrontasi langsung.

Bakamla Indonesia juga membagikan rekaman udara operasi tersebut pada hari Rabu, yang menunjukkan insiden itu.

Kedua pihak belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari Business Insider, dan hingga Kamis pagi, Tiongkok belum mengeluarkan pernyataan publik mengenai pertemuan tersebut.

Sementara itu AFP menyebutkan kapal penjaga pantai China itu berlayar di lokasi survei milik BUMN, PT Pertamina (Persero).

Menurut Bakamla, apa yang dilakukan kapal China itu telah mengganggu survei yang dilakukan perusahaan minyak itu. 

Sebelumnya, kapal China juga terlihat Senin dan saat Bakamla mencoba menghubungi kapal tersebut melalui radio, penjaga pantai China mengatakan bahwa wilayah tersebut merupakan bagian dari yurisdiksi Beijing.

Kapal penjaga pantai Indonesia lalu membayangi kapal tersebut dan mengusirnya.

Kapal penjaga pantai China pergi setelahnya.

Masih dikutip Business Insider, insiden ini memperburuk sengketa di Laut Cina Selatan dan menyoroti kekayaan sumber dayanya. Laut ini diperkirakan memiliki sekitar 3,6 miliar barel minyak dan 40,3 triliun kaki kubik gas alam.

Klaim Tiongkok tumpang tindih dengan klaim beberapa negara tetangganya, termasuk Indonesia, Taiwan, Vietnam, Brunei, Malaysia, dan Filipina.

Pada bulan Juni, sebuah insiden antara Filipina dan Tiongkok berujung pada perkelahian fisik yang melibatkan tangan kosong, pisau, dan pedang.

Angkatan Laut AS secara rutin beroperasi di Laut Cina Selatan, berlayar di wilayah yang dianggapnya sebagai perairan internasional.

Malaysia dan Vietnam juga menjalankan proyek minyak dan gas di Laut Cina Selatan, yang kerap mendapatkan tentangan dari Tiongkok.

Menurut Asia Maritime Transparency Initiative di Center for Strategic and International Studies, pada Maret lalu, kapal penjaga pantai Tiongkok pada tahun 2023 berpatroli di dekat operasi minyak dan gas Vietnam di Vanguard Bank selama 221 hari dan di dekat kluster operasi minyak dan gas utama Malaysia selama 338 hari.

Sejauh ini, pertemuan ini belum berkembang menjadi konfrontasi militer sejati yang dapat memicu perang yang menghancurkan.

Sebuah konflik di Laut Cina Selatan — jalur perdagangan penting yang diperkirakan membawa sepertiga dari pengiriman global — dapat menyebabkan penurunan PDB sebesar 10-33 persen untuk Taiwan, Singapura, Hong Kong, Vietnam, Filipina, dan Malaysia, menurut makalah kerja tahun 2020 oleh Biro Riset Ekonomi Nasional AS.  (Business Insider/AFP)

 

Editor: Eko Sutriyanto

Tag:  #media #asing #sorot #pengusiran #kapal #coast #guard #china #laut #natuna #utara

KOMENTAR