Pengamat: Ekspresi Keras Megawati Cermin “Banteng Ketaton”, Siap Mengamuk ke yang Melukai
Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri (DOK. DISKOMINFO SURABAYA )
09:08
12 Januari 2024

Pengamat: Ekspresi Keras Megawati Cermin “Banteng Ketaton”, Siap Mengamuk ke yang Melukai

- Pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 PDI-P, Rabu (10/1/2024) dinilai kelabu dan tegang. Berbeda dari biasanya, pada pidato kali ini, Megawati banyak berkeluh kesah tentang jalannya kekuasaan dan penyelenggaraan pemilu.

Menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam, materi pidato Megawati menunjukkan bahwa partai banteng tengah merasa terluka.

“Ekspresi keras Megawati itu mengindikasikan ‘banteng ketaton’ atau ‘banteng yang terluka’, yang siap mengamuk kepada pihak yang melukainya,” kata Umam kepada Kompas.com, Kamis (11/1/2024).

Dalam pidatonya, Megawati menyebut bahwa hukum saat ini dipermainkan. Mega juga menyentil pemerintah yang menurutnya kini semuanya sendiri.

Presiden kelima RI itu juga mengungkit soal kaderisasi partai politik (parpol) dan peran partai sebagai penentu calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

“Mega juga mencoba memukul perilaku kekuasaan saat ini dengan menggunakan ekspresi keras ‘no, no, no!’ yang ia ulang tiga kali,” ujar Umam.

Bahkan, dalam pidatonya, Megawati kembali menyinggung soal praktik kekuasaan yang mirip dengan era Orde Baru. Ia bicara mengenai asas pemilu luber jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil), politik pecah belah, hingga intimidasi oleh TNI dan Polri.

Meski tak spesifik menyebut nama Presiden Joko Widodo, Umam yakin sentilan-sentilan Megawati itu dialamatkan untuk Kepala Negara.

“Mega jelas sedang menyinggung Jokowi yang telah menggunakan kekuasaan untuk mengutak-atik, cawe-cawe, hingga melemahkan kedaulatan partai-partai politik,” kata Umam.

Atas kritik Megawati itu, lanjut Umam, PDI-P seakan sedang memainkan peran sebagai oposisi pemerintah.

“Uniknya, meskipun Megawati protes keras terhadap praktik kekuasaan saat ini, Megawati tetap memilih untuk mengambil sikap aman dan tidak bersikap tegas,” kata Umam.

“Misalnya dengan keluar dari pemerintahan Jokowi, menarik semua kader PDI-P dari semua pos menteri, hingga bahkan memecat Jokowi dari PDI-P itu sendiri,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.

Sebagaimana diketahui, dalam pidatonya di HUT ke-51 PDI-P yang digelar di Sekolah Partai, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024), Megawati menyampaikan sejumlah kritik.

Megawati menyinggung hukum dan kekuasaan saat ini yang menurutnya tidak berjalan baik. Ia tidak ingin hal ini terus menerus terjadi.

"Sekarang hukum itu dipermainkan, bahwa kekuasaan itu dapat dijalankan semau-maunya saja, no, no, and no!” kata Megawati.

Presiden kelima RI itu juga menyentil penyelenggaraan Pemilu 2024 yang menurutnya sudah bergeser arah karena rakyat gelisah akibat intimidasi oleh aparat.

Ia menyinggung peristiwa penganiayaan relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD oleh enam oknum TNI di Boyolali, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Mega tak habis pikir tindakan tersebut dilakukan aparat ke rakyat.

“Pencermatan saya, akhir-akhir ini sepertinya arah pemilu sudah bergeser, ada kegelisahan rakyat akibat berbagai intimidasi,” katanya.

Megawati menyebut, Indonesia merupakan negara merdeka dan berdaulat. Oleh karenanya, tak boleh ada segelintir pihak yang merasa memegang kuasa.

“Ini adalah negara merdeka dan berdaulat, Saudara-saudara, tidak ada sebagian yang merasa berkuasa, kekuasaan itu adalah di tangan rakyat,” lanjutnya dengan nada meninggi.

Adapun perayaan HUT ke-51 PDI-P tersebut dihadiri oleh jajaran elite partai banteng. Ada pula capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, serta cawapres pendampingnya, Ma’ruf Amin, yang hadir secara daring.

Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju juga tampak hadir. Sementara, Presiden Joko Widodo absen lantaran alasan kunjungan kerja ke luar negeri.

Tag:  #pengamat #ekspresi #keras #megawati #cermin #banteng #ketaton #siap #mengamuk #yang #melukai

KOMENTAR