Kaleidoskop 2025: 6 Kasus Bullying Paling Tragis, Ada yang Tewas Dikeroyok Hingga Bom Balas Dendam!
Tahun 2025 menjadi tahun yang kelam bagi dunia pendidikan Indonesia. Fenomena perundungan atau bullying mencatatkan rapor merah dengan rentetan tragedi yang tak hanya menyisakan luka fisik, tapi juga merenggut nyawa.
Angka kasus perundungan di tahun ini diprediksi melonjak drastis dibanding 2024. Ironisnya, para pelaku dan korban mayoritas masih berstatus pelajar. Berikut adalah Kaleidoskop 2025: Deretan Kasus Bullying Paling Tragis yang disusun secara kronologis dari awal hingga akhir tahun.
1. Bocah SD di Riau Tewas Dikeroyok karena Suku dan Agama
Tragedi memilukan terjadi di Riau pada Mei 2025. KB, 8, seorang siswa kelas 2 SD, harus kehilangan nyawa setelah diduga dikeroyok oleh lima orang kakak kelasnya. Motifnya sangat sensitif yakni perbedaan latar belakang suku dan agama.
Puncaknya terjadi pada 19 Mei, saat ban sepeda KB dikempeskan pelaku. Beberapa hari kemudian, kondisi KB memburuk hingga mengalami muntah darah dan kejang-kejang sebelum akhirnya meninggal dunia pada 26 Mei.
Gimson Beni Butarbutar, ayah korban, mengungkapkan kepedihannya.
"Seminggu yang lalu, dia itu sudah sering di-bully. Dibilang suku ini, agama ini. Itu sebelum dia sakit. Itu biasalah karena mereka namanya anak-anak sekolah," ujar Gimson.
2. Viral Video Penganiayaan Remaja di Sawah Bondowoso
Pada 23 Juli 2025, sebuah video kekerasan di Desa Pengarang, Bondowoso, mendadak viral. Seorang remaja berusia 15 tahun menjadi sasaran amuk dua temannya di tengah sawah hanya karena masalah sepele yakni menggunakan jaket milik kelompok pelaku.
Dalam video tersebut, korban hanya bisa pasrah saat ditendang dan dipukuli tanpa ampun. Mirisnya, rekan-rekan pelaku lainnya justru menonton dan merekam kejadian tersebut.
"Ayo kamu mengeluh. Makanya jangan sembarangan pakai. Lihat dulu. Mau nangis, kamu laki-laki," hardik pelaku dalam video tersebut.
3. Tragedi 'Wadon' di SMPN 1 Geyer Grobogan
Bulan Oktober menjadi bulan paling berdarah. Kasus pertama menimpa ABP (12), siswa SMPN 1 Geyer, Grobogan. Kejadian bermula saat korban diejek dengan sebutan "wadon" (perempuan) oleh temannya saat kerja bakti pada 14 Oktober.
Cekcok tersebut berujung pada perkelahian fisik. Korban didorong dan dipukul hingga kepalanya terbentur lantai kelas. ABP dinyatakan meninggal dunia tak lama setelah dibawa ke Puskesmas.
Kapolres Grobogan AKBP Ike Yulianto memaparkan hasil autopsi yang menyebabkan korban kehilangan nyawa.
"Hasilnya ada tulang dibelakang yang menyambung ke kepala ini patah," ungkap AKBP Ike Yulianto.
4. Mahasiswa Unud Bunuh Diri dan Dibully Oleh Teman Usai Meninggal
Pada 15 Oktober, dunia kampus diguncang aksi bunuh diri Timothy Anugerah, 22, mahasiswa Universitas Udayana (Unud), Bali. Ia melompat dari lantai empat Gedung FISIP.
Timothy diduga mengalami masalah kesehatan mental akibat perundungan. Bukannya simpati, setelah Timothy wafat, muncul tangkapan layar percakapan grup mahasiswa yang menertawakan kematiannya. Akibatnya, empat pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) dipecat secara tidak hormat. Mahasiswa yang terlibat juga diberikan sanksi oleh pihak universitas.
5. Siswa SMPN 19 Tangsel Dipukul Bangku hingga Tewas
Masih di bulan Oktober, siswa berinisial MH, 13, di Tangerang Selatan mengembuskan napas terakhirnya pada 20 Oktober. Nestapa MH sudah dimulai sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Ia kerap mendapatkan kekerasan fisik dari teman sekelasnya. Puncaknya, MH dipukul menggunakan bangku sekolah. Setelah berjuang selama sepekan di rumah sakit, nyawa remaja yang baru masuk SMP ini tidak tertolong.
6. Balas Dendam Berujung Ledakan di SMAN 72 Jakarta
Penutup tahun yang mengejutkan terjadi di SMAN 72 Jakarta pada 7 November. Sebuah ledakan terjadi di lingkungan sekolah yang dipicu oleh seorang siswa kelas XII berinisial FN.
FN dikenal sebagai pribadi pendiam yang diduga menyimpan dendam karena sering menjadi korban bullying di sekolah. Meski motif balas dendam mencuat kuat dari keterangan saksi, pihak sekolah memberikan klarifikasi berbeda.
Kepala Sekolah SMAN 72 Jakarta, Tetty Helena Simbolon, membantah adanya perundungan terhadap pelaku.
***
Tag: #kaleidoskop #2025 #kasus #bullying #paling #tragis #yang #tewas #dikeroyok #hingga #balas #dendam