Kelola Sendiri Sampah MBG, SPPG Mutiara Keraton Solo di Bogor Klaim Untung hingga 1.000 Persen
- SPPG Mutiara Keraton Solo di Bogor mengelola sisa Program Makan Bergizi Gratis secara mandiri menuju *zero waste*.
- Sisa makanan diolah menjadi pakan ternak dan pupuk, bahkan limbah peti kayu dimanfaatkan untuk pabrik tahu.
- Pengelolaan limbah ini memberikan keuntungan ekonomi sirkular bagi SPPG karena mengurangi biaya pakan ternak.
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mutiara Keraton Solo di Bogor menerapkan konsep pengelolaan sampah Program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara mandiri berbasis pemanfaatan ulang bahan organik.
Sisa makanan MBG diolah menjadi pakan ternak hingga pupuk dengan tujuan mencapai zero waste.
Pengelola SPPG Mutiara Keraton Solo, Sujimin atau yang akrab disapa Jimmy Hantu, menyampaikan bahwa seluruh sisa MBG itu dikelola secara berulang di peternakan dan perkebunan miliknya agar tidak berakhir sebagai sampah.
“Sisa bahan dari MBG mulai dari lost-nya sampai waste-nya. Contoh misalkan kadang-kadang saya juga beli buah, buahnya kan pakai peti. Petinya kan saya punya pabrik tahu. Kayunya bisa untuk bikin tahu,” kata Jimmy ditemui di SPPG Mutiara Keraton Solo, Bogor, Selasa (16/12/2025).
Sisa potongan sayur dan limbah makanan juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang dikelola di sekitar SPPG. Apabila masih ada sisa limbah makanan yang tak habis dimakan hewan ternaknya, maka akan dikubur dan dibiarkan terurai oleh tanah.
“Satu bulan mendatang saya buka (timbunan sisa limbah makanan) banyak cacing. Cacingnya yang makan entok lagi. Bebek, entoknya banyak telurnya, saya jadikan roti, saya jadikan telur ceplok, saya kasihkan ke anak-anak. Prosesnya mutar semacam tadi. Termasuk kalkun, gitu loh,” kata dia.
Tidak hanya baik untuk pelestarian lingkungan, Jimmy mengaku kalau konsep pengelolaan limbah makanan itu telah menambah kekuatan ekonomi sirkukar bagi SPPG yang dia kelola.
Setidaknya, praktik tersebut telah membuatnya hemat secara pengeluaran.
PerbesarSatuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mutiara Keraton Solo di Bogor menerapkan konsep pengelolaan sampah Program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara mandiri berbasis pemanfaatan ulang bahan organik. (Suara.com/Lilis)“Kalau keuntungannya ya kalau saya mengatakan 1000 petsen untunglah. Saya punya ikan banyak, saya nggak beli pakan kok. Saya punya kalkun banyak, saya nggak beli pakan. Saya punya entok banyak, bahkan telurnya banyak sekali, nggak beli pakan lagi, ya sangat untung,” tuturnya.
Terkait mekanisme pemilahan limbah itu biasa dilakukan secara fleksibel, dari sekolah penerima MBG maupun di SPPG.
“Kadang-kadang sekolahan itu yang mana memilahkan. Tapi kalau toh nggak dipisahkan, bagi kami enggak masalah. Karena kami punya tim memisahkan lagi,” tuturnya.
Baginya, tak ada yang sulit dalam menerapkan praktik zero waste tersebut.
Ia sendiri telah berpengalaman jadi peternak dan berkebun di Bogor selama hampir 20 tahun.
"Karena saya dari tahun 2006 masuk Bogor itu sudah begitu. Jadi nggak ada problem gitu loh. Karena bicara organik ini kan jadi pupuk sama pakan kan pasti. Kok orang masih membuang pupuk sama pakan, ini kan berarti ada sesuatu masalah di dalam rumah tangga kita,” katanya.
Tag: #kelola #sendiri #sampah #sppg #mutiara #keraton #solo #bogor #klaim #untung #hingga #1000 #persen