Menteri PPPA: Perempuan Alami Trauma Lebih Berat Usai Banjir Sumatra
Menteri PPPA Arifah Fauzi (suara.com/Lilis Varwati)
13:56
4 Desember 2025

Menteri PPPA: Perempuan Alami Trauma Lebih Berat Usai Banjir Sumatra

Baca 10 detik
  • Menteri PPPA menyatakan anak korban bencana Sumatra tidak menunjukkan trauma berat, sementara perempuan paling terdampak psikologis.
  • Anak korban bencana terlihat bermain, namun dampaknya membekas secara emosional hingga mereka dewasa nanti.
  • Pemerintah pusat berkoordinasi cepat menyediakan layanan trauma healing spesifik bagi perempuan dan anak terdampak.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menegaskan bahwa anak-anak korban banjir bandang dan tanah longsor di berbagai wilayah Sumatra tidak menunjukkan tanda trauma berat. Sebaliknya, kelompok yang paling merasakan dampak psikologis mendalam justru para perempuan.

Ia menjelaskan, anak-anak terlihat tetap aktif bermain dan berinteraksi satu sama lain, sehingga secara kasat mata tampak tidak mengalami gangguan psikologis. Namun, ia mengingatkan bahwa pengalaman bencana tetap bisa meninggalkan memori emosional yang terbawa hingga dewasa.

"Kalau secara keseluruhan kita lihat anak-anak kelihatannya mereka tidak trauma karena mereka bermain. Tapi itu punya kesan mendalam yang akan dibawa sampai nanti dewasa," kata Arifah ditemui usai peluncuran survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2024 di Jakarta, Kamis (4/12/2025).

Menurutnya, kelompok yang paling membutuhkan penanganan psikososial jangka panjang ialah perempuan. Karena banyak di antara mereka kehilangan rumah, harta, serta menghadapi ketidakpastian masa depan, sehingga tekanan emosional lebih besar.

"Saya melihat justru yang trauma yang perlu pendekatan berkelanjutan adalah kaum perempuan karena dia melihat rumahnya hanyut, kemudian bagaimana masa depannya dan sebagainya. Sehingga ini perlu ada counseling atau trauma healing secara berkelanjutan," ujarnya.

Arifah mengatakan pemerintah pusat bergerak cepat mengoordinasikan penanganan korban bencana di Sumatra. Sebelum kunjungan dilakukan, KemenPPPA telah berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait di tingkat provinsi dan kabupaten. Respons cepat itu, kata dia, sudah terlihat melalui layanan trauma healing yang mulai berjalan di sejumlah lokasi pengungsian.

Ia juga menyoroti upaya pemerintah dalam menjangkau daerah-daerah terdampak yang sulit diakses.

Menteri PPPA memastikan bahwa pihaknya memberi perhatian khusus pada kebutuhan spesifik perempuan dan anak, yang dinilainya berbeda dari kelompok penyintas lainnya.

"Kami fokus pada kebutuhan spesifik perempuan dan anak. Karena perempuan dan anak mempunyai kebutuhan yang berbeda dengan korban-korban yang lain," pungkasnya

Editor: Vania Rossa

Tag:  #menteri #pppa #perempuan #alami #trauma #lebih #berat #usai #banjir #sumatra

KOMENTAR