Legislator PDIP Apresiasi Program MBG di Setahun Prabowo-Gibran, tetapi Ingatkan Evaluasi Kualitas
Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto(KOMPAS.com/Dian Ade Permana)
17:14
19 Oktober 2025

Legislator PDIP Apresiasi Program MBG di Setahun Prabowo-Gibran, tetapi Ingatkan Evaluasi Kualitas

- Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI-P, Edy Wuryanto, berharap program makan bergizi gratis (MBG) dapat ditingkatkan kualitasnya.

Dia pun berharap momentum satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka turut mengevaluasi total pelaksanaan program tersebut.

“MBG adalah program ambisius yang patut diapresiasi, tetapi pelaksanaannya belum sepenuhnya aman dan efektif. Banyak pelajaran dari tahun pertama yang harus dibenahi,” ujar Edy dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Minggu (19/10/2025).

Politikus PDI-P itu mengakui bahwa program MBG telah berhasil menjangkau banyak masyarakat, yakni mencapai 35 juta penerima manfaat walaupun belum setahun penuh berjalan.

Namun, kata Edy, persoalan keracunan massal, lemahnya pengawasan keamanan pangan, dan belum adanya dasar hukum yang kuat masih membayangi pelaksanaannya.

Berdasarkan laporan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) hingga 13 Oktober, kata Edy, sebanyak 11.566 anak mengalami keracunan setelah mengonsumsi MBG.

Sebagian besar korban mengalami gejala mual, muntah, hingga diare.

Menurut Edy, fakta tersebut menunjukkan lemahnya sistem keamanan pangan di lapangan dan belum tuntasnya regulasi tata kelola program.

“Pemerintah memang menyebut rancangan Peraturan Presiden tentang MBG sedang dalam proses harmonisasi. Tapi program ini sudah berjalan hampir setahun tanpa payung hukum yang jelas. Akibatnya, pelaksanaan di lapangan cenderung semrawut,” tutur politisi PDI-P itu.

Secara ekonomi, Edy mengakui MBG mulai bisa menggerakkan sektor pangan lokal seperti UMKM, petani, dan nelayan.

Meski begitu, dia menilai indikator dampak ekonomi program tersebut masih perlu diuji lebih lanjut dengan data konkret.

“Pembentukan SPPG di daerah 3T masih belum merata. Artinya, manfaat ekonomi MBG belum dirasakan secara setara. Kita perlu evaluasi lebih lanjut agar tidak terjadi ketimpangan,” kata Edy.

Selain itu, Edy juga menyoroti hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang melaporkan bahwa angka stunting nasional menurun dari 21,5 persen menjadi 19,8 persen.

Menurut Edy, dampak MBG terhadap penurunan angka stunting belum bisa disimpulkan, karena program ini baru berjalan kurang dari setahun.

“Menurunkan stunting tidak bisa diukur dalam satu tahun. Intervensi gizi harus dilakukan sejak remaja, calon pengantin, ibu hamil, hingga anak usia dua tahun. MBG hanya salah satu bagian dari rantai panjang itu,” ucapnya.

Untuk memastikan efektivitas program, Edy mendorong Kementerian Kesehatan dan BGN melakukan survei gizi tahunan terhadap kelompok sasaran MBG.

“Kita perlu tahu apakah MBG benar-benar berdampak terhadap status gizi anak-anak,” tegasnya.

Untuk diketahui, pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka akan genap berusia satu tahun pada 20 Oktober 2025.

Selama periode tersebut, sejumlah capaian telah diraih oleh pemerintah, meski masih dihadapkan pada berbagai tantangan, baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik.

Tag:  #legislator #pdip #apresiasi #program #setahun #prabowo #gibran #tetapi #ingatkan #evaluasi #kualitas

KOMENTAR