



Sikap Irit Bicara Nadiem Makarim dan Rapat Mencurigakan soal Chromebook yang Terendus Kejagung
- Kabut masih menyelimuti kasus dugaan korupsi pengadaan laptop berbasis Chromebook di Kemendikbudristek.
Pemeriksaan eks Menteri Nadiem Makarim selama kurang lebih 12 jam pada Senin (23/6/2025) seakan tidak berdampak signifikan di mata publik.
Pendiri Gojek ini enggan bicara banyak selain membacakan pernyataan yang sudah diketik rapi.
Selembar kertas itu berisi apresiasi, janji kooperatif, dan rasa rindu kepada keluarga, bukan substansi penyidikan.
“Izinkan saya pulang karena keluarga saya telah menunggu. Terima kasih,” kata Nadiem di tengah sorotan kamera.
Rapat Bulan Mei 2020 Disorot
Selang beberapa waktu, mobil hitam memboyong Nadiem pergi dari lobi Gedung Bundar Jampidsus, Kejagung.
Sosok berambut putih berseragam coklat tua keluar dari pintu samping.
“Pak Harli, doorstop pak,” kata sejumlah awak media tergesa-gesa sambil masih memproses kepergian Nadiem.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, yang telah berulang kali memberikan keterangan kepada media, pun menghampiri titik tengah dari layar pandang kamera.
Dalam pertanyaannya, Harli menyinggung soal rapat di tanggal 9 Mei 2020.
Ia mengatakan, penyidik menaruh fokus dalam rapat itu.
Jika dilihat dari runtutan peristiwa, rapat 9 Mei terjadi setelah internal Kemendikbudristek menyelesaikan kajian teknis yang menyebutkan Chromebook kurang cocok digunakan di Indonesia, yang diterbitkan pada April 2020.
Namun, di bulan Juni atau Juli 2020, hasil kajian ini justru diubah.
“Tetapi, sebelum itu (kajian diubah), ada rapat tanggal 9 Mei 2020 dan oleh penyidik ini yang akan didalami,” kata Harli.
Harli belum bisa membahas banyak terkait rapat di bulan Mei 2020 ini.
Pasalnya, keterangan dari Nadiem masih harus dikonfirmasi dengan saksi-saksi lain yang masih perlu diperiksa.
Isi Pemeriksaan Nadiem
Lebih lanjut, Harli mengungkap, selama diperiksa penyidik, Nadiem dicecar sebanyak kurang lebih 31 pertanyaan.
Secara umum, pertanyaan ini mendalami terkait kewenangan Nadiem selaku menteri.
Mulai dari pengetahuannya dalam proses pengadaan, arahan-arahannya kepada para staf, hingga ada tidaknya komunikasi dengan pihak vendor.
“(Nadiem ditanya) bagaimana pengetahuan yang bersangkutan dalam kapasitasnya sebagai menteri terkait dengan penggunaan anggaran Rp 9,9 triliun ini dalam proyek pengadaan Chromebook ini,” lanjut Harli.
Mengingat angka anggaran untuk program ini cukup besar, Nadiem juga dicecar soal perencanaan program dan kaitan spesifik dengan salah satu vendor.
“Ada hubungan-hubungan seperti penawaran yang dilakukan oleh pihak Google dan sebagainya terkait dengan Chromebook ini. Itu yang masih dibicarakan,” jelas Harli.
Belum Ada Tersangka
Setiap saksi yang diperiksa Kejagung dalam kasus ini masih pulang dengan batik atau kemeja yang melekat di badan mereka ketika matahari masih terang.
Belum ada yang berompi pink dan harus masuk mobil hijau untuk digiring ke rumah tahanan.
Sejauh ini, penyidik masih menunggu minimal satu saksi lagi untuk memberikan kesaksian.
Ia adalah Jurist Tan, eks stafsus Nadiem.
Hingga saat ini, Jurist sudah mangkir tiga kali karena alasan kesibukan dan urusan keluarga yang tidak bisa ditinggal.
Penyidik masih mengkaji langkah hukum yang sesuai mengingat Jurist tengah berada di luar negeri dan belum kembali ke Tanah Air.
Tag: #sikap #irit #bicara #nadiem #makarim #rapat #mencurigakan #soal #chromebook #yang #terendus #kejagung