



Lulusan Kampus Keagamaan Islam Kerap Dipandang Sebelah Mata, Menag Nasaruddin Minta Perubahan Sistem
JAKARTA - Selama ini lulusan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) maupun swasta (PTKIS) kerap dipandang sebelah mata. Kondisi tersebut diakui langsung oleh Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar. Dia meminta ada perubahan sistem di kampus keagamaan Islam. Supaya alumninya lebih siap menghadapi perubahan zaman.
Sorotab tersebut disampaikan Nasaruddin dalam program PRIMA Magang PTKI (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam) di Jakarta pada Jumat (20/6). Dia menekankan pentingnya perubahan dalam sistem pendidikan tinggi keagamaan. Tujuannya supaya lulusan PTKI tidak tertinggal oleh perkembangan zaman.
Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal itu, selama ini alumni PTKI negeri maupun swasta seringkali dinilai memiliki kelemahan. Tetapi baginya kelemahan itu justru menjadi ciri khas. “Selama ini alumni PTKI sering dinilai punya kelemahan. Tapi bagi kami, itu bukan kelemahan, melainkan sebuah trademark. Yang perlu diubah justru lingkungan pacunya agar lebih kompetitif,” ujarnya.
Nasaruddin juga menyoroti karakter khas alumni PTKI yang mayoritas berasal dari pesantren. Sehingga memiliki cara berpikir yang luas dan mendalam. Dia lantas mengingatkan pentingnya menempatkan sikap tawadhu’ secara tepat. Alumni PTKI harus tetap rendah hati. Tetapi juga tidak ragu untuk menunjukkan keahliannya.
“Di sisi yang lain jangan sombong. Sebab dalam suatu riwayat disebutkan, orang sombong tidak akan mencium bau surga,” kata Nasaruddin. Dia mengimbau mahasiswa dan alumni PTKI untuk menjaga marwah atau kehormatan diri. Dengan terus menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman. Serta tidak pasrah dalam menghadapi kompetisi di masyarakat.
Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Amien Suyitno, menjelaskan bahwa PRIMA Magang adalah respons konkret terhadap tingginya angka pengangguran lulusan perguruan tinggi sebagaimana dirilis BPS pada 2023. “Karena itu, lulusan tidak hanya perlu ijazah, tetapi juga keterampilan praktis, pengalaman kerja, dan kesiapan mental,” ungkap Suyitno.
Dalam kesempatan yang sama Direktur PTKI Kemenag Sahiron menjelaskan bahwa PRIMA Magang dirancang untuk memperkenalkan mahasiswa pada keterampilan baru yang relevan, termasuk teknologi Artificial Intelligence (AI). “Alumni kita harus memperhatikan hal-hal ukhrawi, tapi juga jangan meninggalkan aspek duniawi. Mahasiswa akan dibekali ilmu, skill tambahan, bahkan pengenalan teknologi seperti AI,” ujarnya.
Program ini bersifat nasional dan terbuka bagi seluruh mahasiswa PTKIN dan PTKIS. Untuk kemudahan akses, Kemenag menyediakan platform digital bernama Prima Magang PTKIN yang dapat ditemukan melalui pencarian Google. Di dalamnya tersedia fitur pendaftaran untuk mitra industri, perguruan tinggi, dan mahasiswa. “Klik saja kolom mahasiswa, isi data, langsung daftar. Mudah, tinggal buka laptop,” jelas Sahiron.
Tag: #lulusan #kampus #keagamaan #islam #kerap #dipandang #sebelah #mata #menag #nasaruddin #minta #perubahan #sistem