Saat Prabowo Lebih Pilih Jadi Tamu Utama di Rusia Ketimbang Jadi Pendengar di KTT G7...
Presiden RI Prabowo Subianto di JCC, Jakarta, Kamis (12/6/2025).(KOMPAS.com/Rahel)
06:56
13 Juni 2025

Saat Prabowo Lebih Pilih Jadi Tamu Utama di Rusia Ketimbang Jadi Pendengar di KTT G7...

- Pada 6 Juni 2025, Presiden RI Prabowo Subianto ditelepon oleh Perdana Menteri Kanada, Mark Carney.

Mereka bercakap tentang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 yang akan diselenggarakan pada 15-17 Juni 2025 di Kananaskis, Alberta, Kanada.

Meskipun Indonesia bukan termasuk anggota KTT G7, Kanada secara resmi mengundang Prabowo sebagai tamu kehormatan dalam pertemuan itu.

Sepekan setelah undangan tersebut diterima, Kementerian Luar Negeri RI mengonfirmasi bahwa Prabowo tak akan menghadiri undangan KTT G7 tersebut.

Juru Bicara Kemenlu RI Ruliansyah Soemirat mengatakan, Kepala Negara lebih memilih menghadiri Anual Leaders Retreat di Singapura dan melanjutkan kunjungan kenegaraan ke Rusia.

Lebih pilih Putin ketimbang KTT G7

Pria yang akrab disapa Roy ini mengatakan, ada alasan mendasar yang menyebabkan Prabowo lebih memilih menyambangi Presiden Rusia Vladimir Putin ketimbang duduk sebagai tamu kehormatan di forum KTT G7.

Dia mengatakan, undangan dari Putin untuk Prabowo ke Rusia jauh lebih awal ketimbang undangan dadakan dari Mark Carney.

Rusia dan Singapura telah melayangkan surat undangan sejak awal tahun 2025, sedangkan KTT G7 memberikan undangan kehormatan dua pekan sebelum forum terselenggara.

"Nah, karena datangnya belakangan, juga sudah dipertimbangkan segala macam mengenai substansi, ataupun juga mengenai scheduling lainnya, maka dengan berat hati disampaikan bahwa karena ada konflik di jadwal dengan janji-janji sebelumnya, maka tidak bisa hadir," ucap dia.

Roy menegaskan, tidak ada alasan lain Prabowo memilih Putin ketimbang KTT G7 selain faktor janji telah menyanggupi undangan Rusia lebih awal.

Dia juga membantah anggapan bahwa pilihan Presiden Prabowo menunjukkan kedekatan Indonesia dengan organisasi ekonomi BRICS Plus. Roy menegaskan, kehadiran Prabowo di Rusia adalah bentuk komitmen terhadap hubungan bilateral yang sudah terjalin lama.

"Saya pikir tidak ada yang luar biasa dari sebuah pertemuan bilateral di antara kedua negara yang sudah disepakati sebelumnya," imbuh dia.

Terlebih, kata Roy, Presiden Prabowo sudah menyampaikan bahwa dengan banyak kesempatan ingin terus bekerja sama dengan banyak negara yang juga dapat digunakan untuk bertukar pikiran mengenai masalah-masalah global dan regional.

"Jadi tidak ada yang luar biasa dari itu, kenapa harus dianalisis lebih lanjut," tuturnya.

 

Keputusan Prabowo dinilai tepat

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menilai, langkah Prabowo sudah tepat.

Menurut Hikmahanto, setidaknya ada tiga alasan mengapa langkah Prabowo dinilai tepat dan menguntungkan posisi Indonesia di kancah global.

"Pertama, kalau Presiden ke Kanada, seolah-olah Indonesia berpihak ke negara-negara barat yang tergabung dalam OECD (Organization for Economic Co-operation and Development). Nah, kalau ke Rusia, akan dipersepsikan Indonesia (serius) ke BRICS," kata Hikmahanto.

Untuk diketahui, saat ini Indonesia telah tergabung sebagai anggota BRICS Plus.

Alasan kedua, langkah Prabowo ke Rusia akan memberikan kesempatan lebih besar untuk membicarakan nasib rakyat Palestina di Gaza.

"Ini penting karena AS selalu berada di belakang Israel. Pengimbangnya hanya Rusia dan China," imbuh dia.

Alasan ketiga, Indonesia bukan bagian dari negara KTT G7 dan hanya diposisikan sebagai negara berkembang dalam forum tersebut.

Substansi dan daya tawar Indonesia jauh lebih baik dalam kunjungan ke Rusia, karena bisa jadi akan ada kesepakatan-kesepakatan bilateral yang baru antar kedua negara.

"Kunjungan Presiden ke Rusia akan menjadi tamu utama, tidak seperti kunjungan ke Kanada (KTT G7)," ucap dia.

"Kehadiran Presiden hanya sekadar mendengarkan perspektif negara berkembang, meski Kanada menjanjikan penerimaan Presiden (Prabowo) sebagai tamu kehormatan," ujar Hikmahanto.

Tag:  #saat #prabowo #lebih #pilih #jadi #tamu #utama #rusia #ketimbang #jadi #pendengar

KOMENTAR