Siap Memimpin Dekarbonisasi Maritim, PIS Ungkap Strategi Menuju Nol Emisi 2050
Eka Suhendra selaku pembicara dalam International Maritime Week (IMW) 2025, di JCC, Jakarta.(Dok. PT Pertamina)
09:38
4 Juni 2025

Siap Memimpin Dekarbonisasi Maritim, PIS Ungkap Strategi Menuju Nol Emisi 2050

– Dalam rangka memenuhi komitmen Net Zero Emission (NZE) pada 2050, PT Pertamina International Shipping (PIS) menyiapkan sejumlah langkah strategis yang terbagi dalam dua aspek, yakni bahan bakar dan kargo.

Sebagai Sub Holding Integrated Marine Logistics (SH IML) dari PT Pertamina (Persero), PIS berambisi memenuhi target nol emisi pada 2050.

Komitmen tersebut sejalan dengan target International Maritime Organization (IMO) dan Paris Agreement terkait perubahan iklim.

Direktur Perencanaan Bisnis PIS Eka Suhendra mengatakan bahwa PIS melakukan dua pendekatan secara jangka panjang.

Pertama, beralih menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, seperti liquefied natural gas (LNG). Ke depannya, penggunaan amonia dan liquefied petroleum gas (LPG) juga mungkin dipertimbangkan,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (4/6/2025).

Pernyataan tersebut disampaikan Eka saat menjadi pembicara di International Maritime Week (IMW) 2025.

Ia menambahkan bahwa mayoritas armada PIS sudah berteknologi dual-fuel.

Saat ini, kata Eka, PIS menantikan kolaborasi untuk menciptakan ekosistem yang siap menggunakan bahan bakar alternatif.

Sebagai informasi, lebih dari 50 persen kapal yang dioperasikan PIS menggunakan biofuel. Enam kapal dalam armada PIS juga telah memanfaatkan LPG dan LNG sebagai bahan bakar alternatif.

Tak cuma penggunaan bahan bakar alternatif, 40 kapal di armada PIS juga telah dilengkapi dengan perangkat hemat energi (energy-saving devices) yang mampu meningkatkan efisiensi bahan bakar kapal antara 3-20 persen.

PIS juga menerapkan pembatasan daya mesin secara menyeluruh dan manajemen pelayaran untuk mengurangi emisi.

Selain modernisasi armada, Eka menyebutkan bahwa PIS semakin serius menggarap pasar kargo yang ramah lingkungan.

Rencana dekarbonisasi PIS

Tak hanya mengincar potensi LNG yang pasarnya masih luas, PIS juga mengantisipasi bisnis baru berupa pengangkutan karbon.

Bentuk bisnis ini adalah carbon capture and storage (CCS) atau carbon capture utilization and storage (CCUS).

Bisnis ramah lingkungan baru ini memiliki potensi cukup luas. Mulai dari pengantaran, penyimpanan, injeksi, hingga infrastruktur terminal karbon. 

"Indonesia adalah negara dengan kapasitas penyimpanan karbon terbesar di dunia. Pemerintah pun sedang mendorong inisiatif dan memaksimalkan potensi penyimpanan karbon. Itulah yang akan PIS lakukan di masa depan," imbuh Eka.

Meski demikian, rencana dekarbonisasi PIS tersebut memiliki sejumlah tantangan.

Dalam diskusi panel IMW 2025 bertajuk Decarbonizing Asia’s Maritime Industry, terkuak berbagai tantangan dalam mengimplementasikan dekarbonisasi di operasional industri maritim.

Terdapat beberapa aspek yang disorot dalam diskusi untuk mendorong percepatan dekarbonisasi, yaitu biaya investasi, regulasi perkapalan, penyediaan fasilitas dan teknologi, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).  

Dalam sesi panel yang sama, Wakil Ketua Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Faty Khusumo turut menyampaikan pandangannya.

“Kami terbuka terhadap banyaknya pilihan bahan bakar alternatif. Namun, kami juga perlu pertimbangkan kapasitas regional dalam menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan dekarbonisasi,” ucapnya.

Salah satu panelis IMW 2025, Chairman China Classification Society (CCS) sekaligus perwakilan Asian Classification Society (ACS) Lin Fuquan mengatakan, pihaknya siap membantu para pemilik kapal dalam merealisasikan dekarbonisasi melalui sejumlah panduan standardisasi.

Panduan yang dimaksud adalah energy efficiency existing ship index (EEXI), carbon intensity indicator (CCI), dan ship energy efficiency management plan (SEEMP).

“Panduan tersebut dibuat dengan tujuan memperjelas interpretasi serta memastikan pemahaman dan penerapan regulasi kepada seluruh anggota perkumpulan industri perkapalan,” imbuh Lin.

Direktur Perencanaan Bisnis PIS Eka Suhendra pun membenarkan adanya sejumlah tantangan yang dihadapi industri dalam upaya dekarbonisasi, sekaligus opsi solusi yang tersedia saat ini.

Ia menilai kolaborasi yang baik dari seluruh pemangku kepentingan di industri maritim dapat menjadi jalan tengah untuk mempercepat langkah mereka menekan emisi karbon.

Sementara itu, Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan bahwa Pertamina mendukung pengembangan industri maritim nasional sebagai moda transportasi distribusi energi ke seluruh wilayah Indonesia.

Melalui upaya dekarbonisasi PIS, Pertamina juga menunjukan komitmennya dalam mencapai target NZE pemerintah dan lingkungan yang lebih baik.

Tag:  #siap #memimpin #dekarbonisasi #maritim #ungkap #strategi #menuju #emisi #2050

KOMENTAR