



Mbak Ita dan Suaminya Terjerat 3 Kasus Korupsi, Ada Pengadaan Kursi SD
- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (HGR), yang biasa disapa Mbak Ita, dan suami sekaligus Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah, Alwin Basri (AB) pada Rabu (19/2/2025).
Keduanya dijerat tiga pasal yang disangkakan, yaitu pasal suap, gratifikasi, dan pemerasan.
"Bahwa sejak saat HGR menjabat sebagai Wali Kota Semarang, HGR dan AB telah menerima sejumlah uang dari fee atas pengadaan meja kursi fabrikasi SD pada Dinas Pendidikan Kota Semarang TA 2023, pengaturan proyek penunjukan langsung pada tingkat kecamatan TA 2023, dan permintaan uang ke Bapenda Kota Semarang," kata Wakil Ketua KPK Ibnu Basuki Widodo di Gedung Merah Putih, Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Kasus pertama, Mbak Ita dan Alwin Basri terlihat terlibat dalam kasus korupsi pengadaan meja dan kursi SD pada Dinas Pendidikan.
Dalam perkara ini, Alwin Basri memerintahkan anak buahnya berinisial MF untuk menunjuk PT Deka Sari Perkasa sebagai penyedia pengadaan meja dan kursi.
Pada bulan Juni 2023, Mbak Ita memerintahkan masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menyisihkan 10 persen anggaran untuk digunakan di APBD-P.
Mbak Ita juga meminta Dinas Pendidikan untuk mengurangi beberapa pekerjaan fisik.
Kemudian, Alwin memerintahkan Kadis Pendidikan Semarang untuk memasukkan usulan anggaran Rp 20 miliar ke APBD perubahan.
"Bahwa atas keterlibatan dari AB membantu pihak PT Deka Sari Perkasa berinisial RUD mendapatkan proyek tersebut, RUD telah menyiapkan uang sebesar Rp 1.750.000.000 atau sebesar 10 persen untuk AB (Alwin Basri)," ujarnya.
Kedua, Mbak Ita dan suaminya diduga terlibat dalam pengaturan proyek penunjukan langsung pada tingkat kecamatan. Dalam perkara ini, Alwin diduga menerima uang sebesar Rp 2 miliar.
"Bahwa pada sekitar bulan Desember tahun 2022, M menyerahkan uang senilai Rp 2 miliar kepada AB sebagai komitmen fee proyek PL Kecamatan," ujarnya.
Terakhir, Mbak Ita juga meminta tambahan uang kepada Bappeda Kota Semarang. Mbak Ita meminta kepada anak buahnya berinisial IIN untuk memberikan uang tambahan setiap triwulannya.
"Bahwa atas permintaan dari HGR, pada periode bulan April sampai Desember 2023, IIN memberikan uang sekurang-kurangnya Rp 2.400.000.000 kepada HGR dan AB yang dipotong dari iuran sukarela Pegawai Bapenda Kota Semarang dari TPP triwulan 1 sampai 4 tahun 2023. Dengan rincian pemberian per orang per triwulan Rp 300.000.000," tuturnya.
Ibnu mengatakan, KPK menahan Mbak Ita dan Alwin Basri di Rumah Tahanan Negara Kelas 1 Jakarta Timur, Cabang Rumah Tahanan KPK, selama 20 hari terhitung mulai 19 Februari 2025 sampai dengan 10 Maret 2025.
Atas perbuatannya, Mbak Ita dan Alwin Basri diduga melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b dan Pasal 12 huruf f serta Pasal 12 B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Empat kali mangkir
Catatan Kompas.com, Mbak Ita sudah empat kali dipanggil KPK. Dalam empat kali pemanggilan tersebut, Mbak Ita mangkir pada 10 Desember 2024, 17 dan 22 Januari 2025, serta 11 Februari 2025.
Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto mengatakan, Mbak Ita batal menghadiri pemeriksaan penyidik pada Selasa kemarin lantaran sedang dirawat di RSD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang.
"Informasi terakhir yang didapat, yang bersangkutan gagal hadir. Dan ada penyampaian dari stafnya bahwa saudari HGR (Mbak Ita) sedang dirawat di Rumah Sakit Wongsonegoro, Semarang," kata Tessa di Gedung Merah Putih, Jakarta, Selasa (11/2/2025).
Tessa mengatakan, KPK akan menindaklanjuti informasi terkait kondisi kesehatan Mbak Ita tersebut.
Tak hanya itu, KPK akan membawa dokter untuk mengecek langsung kondisi kesehatan Mbak Ita.
"Juga nanti akan membawa dokter dari KPK untuk mengecek (kondisi Mbak Ita). Waktunya kapan, saya masih belum bisa sampaikan, karena baru hari ini info tersebut didapat oleh penyidik," ujarnya.
Tag: #mbak #suaminya #terjerat #kasus #korupsi #pengadaan #kursi