Menhan RI-Ceko Bertemu, Bahas Pengadaan Radar dan Persenjataan Ringan
Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Sjafrie Sjamsoeddin dan Menhan Ceko, Jana ?ernochová berjalan bersama saat memeriksa pasukan TNI dalam upacara Jajar Kehormatan di Kantor Kemenhan, Jakarta, Selasa (18/2/2025).(KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA)
15:44
18 Februari 2025

Menhan RI-Ceko Bertemu, Bahas Pengadaan Radar dan Persenjataan Ringan

- Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Sjafrie Sjamsoeddin, dan Menhan Ceko, Jana Cernochova, turut membahas soal rencana pengadaan radar dan persenjataan ringan dalam pertemuan tertutup yang digelar di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Kepala Biro Info Pertahanan (Infohan) Setjen Kemenhan RI, Brigjen TNI Frega Wenas, mengatakan bahwa pengadaan radar sebelumnya telah dilakukan oleh kedua negara.

"Ya, jadi memang tadi dibahas beberapa pencapaian yang memang saat ini sudah dilakukan antara Ceko dengan Indonesia dan bahkan alutsista yang diadakan bersama dengan Ceko itu sudah digunakan," kata Frega, ditemui di Kantor Kemenhan RI, Jakarta, Selasa.

"Baik yang terkait dengan radar, kemudian persenjataan ringan yang memang juga sudah diadakan dari beberapa tahun yang lalu," tambahnya.

Menurutnya, peningkatan kerja sama radar maupun persenjataan ringan itu bisa dilakukan ketika kedua negara sudah resmi memperpanjang perjanjian kerja sama pertahanan atau Defense Cooperation Agreement (DCA).

Adapun DCA antara Indonesia dan Ceko sudah berakhir pada tahun 2023.

Frega menyampaikan bahwa negosiasi untuk memperpanjang DCA sudah dilakukan Indonesia dan Ceko.

"Negosiasi sudah dijalankan. Memang ketika kita bernegosiasi dalam hubungan internasional antara negara lain itu prosesnya tidak singkat. Karena kita harus mencari titik temu antara kepentingan nasional kedua negara," ujar Frega.

Kendati demikian, ia menegaskan bahwa perpanjangan tersebut memerlukan kesepakatan tingkat kepala negara.

Terlebih, ia menyebut bahwa kepala negara Indonesia dan Ceko memiliki latar belakang yang sama di dunia militer.

Ia pun meyakini perpanjangan DCA bakal dilakukan.

"Kami berharap bisa segera terselesaikan tentunya dengan tadi ada kesamaan kepentingan, kemudian kesamaan pemahaman, visi bahwa memang kedua negara perlu," tukasnya.

Adapun sebelumnya, pemasangan radar di Indonesia terus diperluas oleh TNI Angkatan Udara (AU).

TNI AU akan memasang 25 radar yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Tonny Harjono menjelaskan bahwa pemasangan radar ini untuk memastikan tak ada area titik buta atau blind spot di wilayah kedaulatan udara Republik Indonesia.

"Jadi ke depan nanti tidak ada lagi area-area yang blind spot atau yang tidak ter-cover radar," ujar Tonny saat ditemui di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (30/12/2024).

"Seluruh wilayah Indonesia nanti akan ter-cover radar. Tidak ada pergerakan pesawat yang tidak dicover radar," katanya lagi.

Tonny menjelaskan bahwa penambahan 25 radar itu terdiri dari 13 penggantian radar yang sedang beroperasi.

Radar-radar tersebut diganti karena kemampuan lacaknya yang mulai menurun.

Kemudian ada 12 radar di lokasi yang belum terjamah oleh alat lacak pesawat ini.

"Kemudian yang lokasi baru ini yang kita mulai dulu kan. Rencananya di bulan Januari ini saya akan groundbreaking di Takalar, Sulawesi Selatan, itu ada di Selatan Makassar, dengan (satu radar) di Banjarmasin," imbuhnya.

Pemasangan 12 radar baru ini, kata Tonny, sudah lama direncanakan dan akan mulai dikerjakan pada tahun 2025 hingga 2029.

Adapun radar yang akan digunakan untuk mengganti 13 radar lama berasal dari PT Thales, asal Perancis.

"Dan dari Republik Ceko, buatan Excalibur untuk 12 radar lokasi baru," tandasnya.

Editor: Nicholas Ryan Aditya

Tag:  #menhan #ceko #bertemu #bahas #pengadaan #radar #persenjataan #ringan

KOMENTAR