



Bisa Ganggu Target Indonesia Emas 2045, Kampus Berharap Dana Pendidikan dan Riset Tidak Dipotong
–Kebijakan Presiden Prabowo Subianto memangkas anggaran kementerian, lembaga, hingga pemerintah daerah, terus menuai sorotan. Kali ini disuarakan kalangan dosen. Mereka meminta anggaran sektor pendidikan dan riset tidak dipangkas.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Asosiasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) PTNBH Yuli Setyo Indarto. Sebaliknya Yuli berharap dana riset dan pendidikan ditambah. Karena dua bidang ini, menjadi pilar penting bagi Indonesia untuk menuju Indonesia Emas 2045.
”Bahkan usul kami, anggaran riset ditambah,” kata Yuli Setyo Indarto di sela peluncuran Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) 2025 di kampus Universitas Terbuka (UT) Tangerang Selatan, Banten (13/2).
Yuli mencontohkan anggaran Kemendiktisaintek rencananya dipangkas Rp 22,2 triliun. Dia khawatir pengeprasan anggaran yang begitu besar tersebut, justru mengancam target untuk menyambut Indonesia Emas 2045. Menurut dia target tersebut sudah semakin dekat, yaitu 20 tahun lagi. Baginya bidang pendidikan dan riset, menjadi pilar penting untuk menuju Indonesia Emas 2045.
”Jangan sampai target tersebut meleset, karena adanya pemangkasan anggaran yang cukup besar di sektor pendidikan, riset, termasuk juga pengabdian kepada Masyarakat,” ungkap Yuli Setyo Indarto.
Dia mencontohkan inovasi Tiongkok soal panel surya sekarang nomor satu di dunia. Di balik itu ada kegiatan riset dengan jumlah publikasi dua kali lipat lebih banyak dibandingkan di AS. Selain itu, Tiongkok juga berhasil menciptakan inovasi pesawat anti radar. Kemudian juga inovasi kapal induk.
”Kita hanya bisa terkagum-kagum. Padahal sebelumnya Tiongkok berdarah-darah melakukan riset,” tutur Yuli Setyo Indarto.
Untuk itu dia berharap Presiden Prabowo memberikan perhatian terhadap pentingnya anggaran untuk pendidikan dan riset. Yuli mengatakan kampus-kampus PTNBH berkolaborasi dalam menjalankan tugas penelitian dan pengabdian masyarakat. Bahkan mereka akan memperluas kolaborasi dengan kampus negeri non PTNBH serta kampus swasta.
Dia menegaskan penelitian di perguruan tinggi tidak boleh berhenti, lalu masuk laci. Tetapi harus bisa menjadi sebuah inovasi dan dapat memecahkan persoalan di tengah masyarakat.
Sementara itu Ketua LPPM UT Dewi Artati Padmo Putri menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, setiap perguruan tinggi telah banyak membuat nota kesepahaman atau MoU dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Tetapi realisasi di lapangan dalam menindaklanjuti MoU tersebut belum signifikan jumlahnya.
”Dalam rangka peningkatan jumlah kerja sama penelitian dan pengabdian masyarakat, digelar kegiatan riset dan pengabdian masyarakat kolaborasi Indonesia. Khususnya oleh pimpinan kampus PTNBH yang membidangi urusan penelitian dan pengabdian masyarakat. Kolaborasi itu penting, karena banyak penelitian bersifat multi dan lintas disiplin ilmu pengetahuan atau keahlian,” kata Dewi Artati Padmo Putri.
Tag: #bisa #ganggu #target #indonesia #emas #2045 #kampus #berharap #dana #pendidikan #riset #tidak #dipotong