Azisoko Harmoko Sebut Jasa Para Pemimpin Termasuk Soeharto Harus Dihormati
Soeharto 
00:42
29 September 2024

Azisoko Harmoko Sebut Jasa Para Pemimpin Termasuk Soeharto Harus Dihormati

Politisi Partai Golkar, Azisoko Harmoko, menghadiri acara Silaturahmi Kebangsaan Pimpinan MPR bersama Keluarga Besar Presiden RI kedua, Soeharto, di Gedung Nusantara IV MPR, Jakarta.

Putra Mantan Ketua DPR/MPR H. Harmoko itu mengatakan bahwa silaturahmi tersebut tidak hanya menjadi momen untuk mengenang jasa para pemimpin, tetapi juga sebagai platform untuk mendiskusikan langkah perbaikan ke depan bagi bangsa Indonesia.

Azisoko menekankan pentingnya menghargai jasa-jasa mendiang para pemimpin bangsa, terutama Presiden Soeharto, yang dikenal sebagai Bapak Pembangunan. 

"Banyak jasa beliau selama menjabat presiden. Beliau tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membentuk fondasi ekonomi yang kuat. Sudah seharusnya kita menghargai dan melanjutkan apa yang telah beliau capai,” ujarnya dalam keterangan yang diterima, Sabtu (28/9/2024).

Azisoko juga mengingatkan bahwa keberhasilan pada era Presiden Soeharto, yang membuat Indonesia dijuluki "Macan Asia," merupakan hasil dari perencanaan yang matang dan kebijakan yang terarah. 

"Kita pernah meraih swasembada beras, harga bahan pokok terjangkau, dan inflasi terkendali. Semua itu tidak datang secara instan, tetapi melalui usaha dan strategi yang tepat, tidak grusa grusu," kata dia.

Dia menambahkan bahwa prestasi ini diakui secara internasional, dan menjadi bukti nyata kemampuan bangsa dalam mengelola sumber daya.

Azisoko menekankan pentingnya melanjutkan pembangunan yang telah dirintis oleh para pendahulu. 

"Apa yang belum sempurna harus kita perbaiki. Kita tidak boleh melupakan jasa beliau-beliau, karena setiap langkah yang kita ambil saat ini merupakan lanjutan dari perjuangan mereka,” tegasnya. 

Dia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu, merapatkan barisan, dan berkomitmen dalam mewujudkan visi besar untuk Indonesia.

Dalam konteks masa depan, Azisoko berharap agar Indonesia segera menggelar Rekonsiliasi Nasional. 

"Kita perlu bersatu untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada. Menuju Indonesia Emas, kita harus mengupayakan stabilitas sosial politik agar tercipta kemajuan ekonomi yang berkeadilan,” imbuhnya.

Dia meyakini bahwa persatuan dan kolaborasi antar semua lapisan masyarakat merupakan kunci untuk mencapai tujuan tersebut.

“Kita adalah penerus cita-cita para pemimpin ini. Mari kita jaga dan teruskan semangat mereka dalam membangun bangsa,” tandasnya.

Diketahu, MPR RI sepakat memulihkan nama  Presiden ke-2 RI Soeharto dalam Ketetapan MPR Nomor 11 tahun 1998 tentang penyelenggara negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). 

"Rasanya tidak berlebihan sekiranya mantan Presiden Soeharto dipertimbangkan oleh pemerintah yang akan datang dan oleh pemerintah mendapatkan anugerah gelar pahlawan nasional, selaras dengan mendapatkan martabat kemanusiaan dengan peraturan perundangan," kata Bamsoet di Gedung Nusantara IV, Senayan, Jakarta, Sabtu (28/9/2024).

Selain itu, kata Bamsoet, pemberian anugerah pahlawan nasional itu juga demi menghargai jasa Soeharto dalam memimpin Indonesia selama 32 tahun.

Di antaranya, Soeharto disebut mampu membawa Indonesia melewati masa sulit pada 1963. Saat itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia kontraksi minus 2,25 persen dan tiga tahun setelahnya atau 1966 inflasi melonjak hingga 635,3 persen.

Pada 1967, Indonesia tercatat sebagai negara miskin dengan catatan hutang sebesar 700 juta dolar US. 

Menurut Bamsoet, Soeharto yang dibantu Soemitro Djojohadikusumo yang juga ayah Prabowo membalikan keadaan.

"Pada tahun 1969 atau setahun setelah menjabat Presiden, pertumbuhan ekonomi melonjak tajam menjadi 12 persen. Dan inflasi berhasil ditekan pada kisaran 9,9 persen," jelasnya.

Karena itu, Bamsoet menuturkan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto juga untuk membangkitkan semangat rekonsiliasi di Indonesia. 

"Karena pada hakikatnya dalam konsepsi kehidupan berbangsa-bernegara, setiap konsultasi tidak pernah dimaksudkan untuk menanam benih-benih konflik, melainkan upaya kita bersama untuk mencapai titik temu," ungkapnya.

"Mari kita bersama sebagai sebuah keluarga bangsa mengambil hikmah atas berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau, untuk kita jadikan pelajaran berharga bagi pembangunan karakter nasional bangsa Indonesia di masa kini dan di masa yang akan datang," sambungnya.

Dia berharap tidak ada lagi ada dendam sejarah yang diwariskan kepada anak-anak bangsa. Apalagi, mereka tidak pernah terlihat dalam peristiwa kelam masa lalu tersebut.

"Jangan ada lagi dendam sejarah yang diwariskan pada anak-anak bangsa yang tidak pernah tahu apalagi terlibat pada berbagai peristiwa kelam di masa lalu," pungkasnya.

Editor: Hendra Gunawan

Tag:  #azisoko #harmoko #sebut #jasa #para #pemimpin #termasuk #soeharto #harus #dihormati

KOMENTAR