8 Sifat Orang yang Diam-diam Suka Stalking Mantan Pasangan di Media Sosial Menurut Psikologi
Ilustrasi diam-diam suka stalking mantan (freepik)
15:08
20 November 2024

8 Sifat Orang yang Diam-diam Suka Stalking Mantan Pasangan di Media Sosial Menurut Psikologi

- Di era media sosial saat ini, tidak jarang orang merasa penasaran dengan masa lalu pasangan mereka atau bahkan mantan pasangan mereka. Meskipun rasa penasaran bisa terlihat seperti hal yang wajar, namun stalking yang terus-menerus bisa menunjukkan rasa tidak aman dan masalah emosional yang lebih dalam.

Menyadari sifat-sifat yang mendorong perilaku ini dapat memberikan wawasan tentang kompleksitas emosional yang terlibat dalam hubungan tersebut. Perilaku stalking ini bukan hanya berdampak pada individu yang melakukannya, tetapi juga dapat memengaruhi hubungan saat ini.

Dari kurangnya rasa percaya hingga keinginan yang tidak sehat untuk merasa terhubung, perilaku ini menunjukkan tantangan emosional yang perlu dihadapi agar hubungan menjadi lebih sehat. Dilansir dari laman Global English Editing, Rabu (20/11), berikut adalah 8 sifat orang yang sering kali diam-diam stalking mantan pasangan mereka di media sosial:

1. Didorong oleh Rasa Penasaran
Semua orang memiliki rasa ingin tahu yang alami, dan ini menjadi lebih kuat ketika menyangkut masa lalu pasangan. Meski pada awalnya terasa wajar, rasa penasaran yang berlebihan bisa berubah menjadi obsesi. Jika pasangan sering mengunjungi profil media sosial mantan mereka, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka belum mendapat penutupan emosional yang tepat.

Perilaku stalking yang terus-menerus ini sering kali berakar pada ketidakmampuan untuk melepaskan masa lalu dan menghormati batas-batas dalam hubungan yang sedang berjalan.

2. Empati yang Tinggi
Meskipun terlihat positif, tingkat empati yang sangat tinggi bisa memicu obsesi yang tidak sehat. Pasangan yang sering stalking mantan pasangan mereka mungkin merasa perlu untuk memahami perasaan mantan mereka lebih dalam, bahkan merasa khawatir atau sedih melihat kesulitan yang mereka alami, meskipun sudah bertahun-tahun sejak berpisah.

Namun, empati yang berlebihan bisa membuat mereka melupakan batasan yang seharusnya ada, menciptakan keterikatan emosional yang bisa merusak hubungan mereka yang sedang berlangsung.

3. Ketakutan Akan Ditinggalkan
Orang yang terus-menerus memeriksa media sosial mantan pasangan mereka sering kali memiliki ketakutan mendalam akan ditinggalkan atau digantikan. Ketakutan ini bisa memicu kebutuhan untuk membandingkan diri dengan mantan pasangan, untuk meyakinkan diri mereka bahwa mereka lebih baik.

Perilaku ini umumnya berakar dari rasa tidak aman atau kurangnya kepercayaan diri, yang memicu kecemasan yang terus-menerus dan dapat merusak hubungan saat ini.

4. Mencari Validasi
Salah satu alasan pasangan sering stalking mantan mereka adalah untuk mencari validasi. Mereka mungkin ingin meyakinkan diri mereka bahwa mereka lebih dicintai atau lebih dihargai daripada mantan pasangan. Namun, mencari validasi dari luar tidak menyelesaikan masalah ketidakamanan internal mereka.

Validasi sejati datang dari dalam diri, dan perbandingan dengan mantan pasangan tidak akan memberikan kepuasan jangka panjang.

5. Keinginan untuk Terhubung
Kadang-kadang, orang tetap terhubung dengan masa lalu mereka, meskipun hanya melalui media sosial, karena keinginan untuk mempertahankan hubungan emosional dengan kenangan lama. Pasangan mungkin merasa bahwa mereka harus tetap terhubung dengan masa lalu atau teman-teman bersama, tetapi ini bisa menghalangi mereka untuk sepenuhnya melibatkan diri dalam hubungan saat ini.

Sebagai alternatif, lebih sehat untuk berinvestasi secara emosional pada hubungan yang sedang berlangsung daripada terus terikat dengan masa lalu.

6. Kesulitan dalam Menyelesaikan Masalah
Bagi sebagian orang, stalking mantan pasangan di media sosial adalah cara mereka mencoba untuk mencari penutupan emosional yang tidak dapat mereka temukan.

Mereka berharap dengan melihat kembali masa lalu, mereka bisa memahami apa yang salah dalam hubungan sebelumnya dan menghindari kesalahan yang sama. Namun, kenyataannya adalah bahwa penutupan emosional tidak bisa ditemukan melalui media sosial mantan pasangan.

Penting untuk menerima kenyataan dan melepaskan masa lalu agar bisa sepenuhnya fokus pada hubungan yang ada saat ini.

7. Kurangnya Kepercayaan
Stalking mantan pasangan sering kali merupakan tanda jelas dari kurangnya kepercayaan dalam hubungan. Ketika pasangan terus memeriksa media sosial mantan pasangan mereka, ini lebih mencerminkan rasa curiga dan kecemasan daripada perlindungan terhadap hubungan. Tanpa kepercayaan, hubungan menjadi penuh ketegangan dan drama yang tidak perlu.

Kepercayaan adalah fondasi dari setiap hubungan. Jika pasangan tidak bisa percaya bahwa mantan mereka sudah benar-benar berlalu, bagaimana mereka bisa sepenuhnya hadir dalam hubungan mereka sekarang?

8. Kurangnya Kesadaran Diri
Kurangnya kesadaran diri adalah salah satu faktor yang mendasari perilaku stalking ini. Banyak orang tidak menyadari bahwa perasaan tidak aman atau kecemasan mereka memengaruhi tindakan mereka.

Mereka mungkin berfokus pada membandingkan diri dengan mantan pasangan, tanpa menyadari bahwa perasaan ini berasal dari keraguan dan ketidakamanan internal mereka.

Langkah pertama untuk perubahan adalah mengenali perasaan tersebut dan bekerja untuk membangun kebiasaan dan mekanisme koping yang lebih sehat.

Memahami sifat-sifat yang mendorong seseorang untuk diam-diam stalking mantan pasangan di media sosial adalah langkah pertama untuk menciptakan hubungan yang lebih sehat dan lebih terbuka.

Dengan meningkatkan kesadaran diri, komunikasi terbuka, dan membangun kepercayaan yang lebih kuat, individu dapat mengurangi perilaku ini dan berfokus pada pertumbuhan pribadi serta kualitas hubungan yang lebih baik.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #sifat #orang #yang #diam #diam #suka #stalking #mantan #pasangan #media #sosial #menurut #psikologi

KOMENTAR