Risiko Cemar Tinggi dan Bisa Picu Penyakit Diare hingga Polio, Penggunaan Air Kran yang Dimasak Bukan Solusi Hidup Sehat
Di tengah lonjakan harga barang pokok yang sedang terjadi, masyarakat dipaksa memutar otak untuk menemukan solusi alternatif untuk tetap bisa hidup sehat dengan harga yang hemat. Air minum rumah tangga untuk minum dan memasak adalah salah satu kebutuhan yang harus tetap terpenuhi.
Namun, seringkali pola pikir hemat tidak dibarengi dengan pola pikir sehat. Berdasarkan riset dari Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) Tahun 2020, menyatakan bahwa 14,8% rumah tangga di Indonesia masih menggunakan sumur gali untuk keperluan minum dengan tingkat risiko cemaran tinggi dan amat tinggi.
Padahal, air minum yang tercemar dapat menyebabkan kondisi berbahaya seperti penyakit diare, demam tifoid, polio dan berbagai penyakit akibat bakteri jahat lainnya. Karenanya, bisa dikatakan bahwa penggunaan air kran atau air sumur yang dimasak bukanlah solusi hidup sehat.
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) menjadi salah satu opsi yang sering diandalkan oleh masyarakat untuk mendapatkan akses air minum berkualitas. Namun, harga AMDK yang tinggi membuat masyarakat lagi-lagi dihadapkan pada dua pilihan antara hemat atau sehat.
“Masyarakat membutuhkan pilihan air minum yang murah tanpa menurunkan kualitas hidup terutama dalam hal kesehatan," ujar Yantje Wongso, CEO dan Founder Air Minum Biru dalam keterangan tertulis yang diterima.
"Kami hadir sebagai pilihan bagi masyarakat yang menginginkan kualitas terbaik dengan harga yang lebih murah daripada air minum kemasan,” sambungnya.
Yantje memaparkan, konsep yang diusung oleh pihaknya adalah menyediakan air minum bagi masyarakat pelanggan pada tingkatan harga sepertiga dari harga AMDK dengan kualitas yang setara.
Yantje mengklaim, Air Minum Biru juga menjadi daya tarik masyarakat khususnya pelanggan dalam pemenuhan kebutuhan air untuk kegiatan masak memasak. Munculnya kesadaran bahwa proses masak-memasak untuk seluruh anggota keluarga di rumah, tentunya juga harus mengedepankan kesehatan.
"Pelanggan saat ini juga semakin menyadari bahwa untuk mengolah makanan di dapur, harus menggunakan air minum yang sehat dan murah. Mereka tidak mau lagi menggunakan air sembarangan, misalkan air kran, air bersih yang utamanya adalah untuk kegiatan mandi-cuci-kakus, membersihkan rumah dan lantai, mencuci baju dan lainnya," katanya.
Dalam rangka membangun kesadaran masyarakat akan adanya alternatif pilihan air minum yang hemat dan sehat, lanjut Yantje, pihaknya meluncurkan kampanye #BiruPilihanBaru.
“Kampanye ini menjadi komitmen kami dalam memenuhi harapan masyarakat akan kebutuhan utamanya, yaitu air minum yang sehat, berkualitas terbaik, dengan harga murah. Sehingga masyarakat tidak hanya puas dengan harga terbaik, tidak hanya puas dengan kualitas terbaik, juga puas dengan harga-sekaligus-kualitas-terbaik,” tutup Yantje.
Tag: #risiko #cemar #tinggi #bisa #picu #penyakit #diare #hingga #polio #penggunaan #kran #yang #dimasak #bukan #solusi #hidup #sehat