Hangatnya Perayaan Hari Ibu di Panti Werdha Wisma Mulia

– Ketika pintu aula Panti Werdha Wisma Mulia, Jakarta Barat, dibuka, senyum para lansia yang sudah duduk rapi langsung menyambut setiap tamu yang datang.

Mereka menghadap ke sebuah dekorasi pohon Natal yang berkilauan, sementara alunan musik bertema Natal perlahan mengisi ruangan, menciptakan suasana hangat sejak langkah pertama.

Para lansia tampak kompak mengenakan kaus berwarna pink muda bertuliskan “Panti Werdha Wisma Mulia”.

Beberapa di antara mereka ikut bernyanyi mengikuti musik yang diputar, sementara yang lain tersenyum sambil memperhatikan sekitar.

Itulah gambaran suasana ketika Kompas.com bersama Tim Volunteer Generasi Jernih memasuki aula panti dalam rangka program Jernih Berbagi Charitrip Spesial Hari Ibu, Senin (22/12/2025).

Perayaan Hari Ibu di panti tersebut tidak hanya dihadiri para nenek, tetapi juga para kakek yang ikut memeriahkan acara.

Kebersamaan lintas usia itu menghadirkan suasana kekeluargaan yang kental, seolah aula panti berubah menjadi ruang pertemuan keluarga besar.

Jejak panjang panti Werdha Wisma Mulia

Momen perayaan Jernih Berbagi Charitrip Spesial Hari Ibu di Panti Werdha Wisma Mulia, Jakarta Barat, bersama Kompas.com dan Tim Volunteer Generasi Jernih, Senin (22/12/2025). KOMPAS.com/DEVI PATTRICIA Momen perayaan Jernih Berbagi Charitrip Spesial Hari Ibu di Panti Werdha Wisma Mulia, Jakarta Barat, bersama Kompas.com dan Tim Volunteer Generasi Jernih, Senin (22/12/2025).

Perwakilan Panti Werdha Wisma Mulia, Adam Dirham menjelaskan, panti tersebut memiliki sejarah panjang dalam melayani para lansia.

“Panti ini sejarah berdirinya tahun 1961. Sebelumnya tidak ada Oma-Opa, tapi hanya Oma saja yang berada di sini dulu,” kata Adam dalam acara tersebut.

Ia juga menjelaskan, para lansia di Panti Werdha Wisma Mulia terbagi ke dalam beberapa kategori perawatan.

“Kami itu terbagi dari tiga kluster yaitu kluster mandiri, pendampingan, dan perawatan atau total care. Beberapa Oma juga tidak bisa ikut berkumpul ke aula karena mobilitasnya tidak memungkinkan,” ujar dia.

Penjelasan tersebut memberi gambaran bahwa perayaan Hari Ibu kali ini juga menyesuaikan kondisi fisik para lansia, dengan tetap mengedepankan rasa kebersamaan dan perhatian.

Lagu “Kasih Ibu” dan pemberian mawar sebagai pembuka

Acara perayaan Hari Ibu dimulai dengan persembahan lagu “Kasih Ibu” yang dinyanyikan oleh tim volunteer Generasi Jernih.

Lagu tersebut langsung mengundang respons hangat dari para lansia. Beberapa nenek dan kakek tampak ikut bernyanyi, sementara yang lain menyimak dengan mata berbinar.

Di akhir lagu, para volunteer memberikan setangkai bunga mawar kepada para lansia yang hadir.

Raut wajah bahagia pun terpancar jelas, menandai momen sederhana yang sarat makna.

Perayaan dilanjutkan dengan pemotongan kue secara simbolis yang diwakili oleh salah satu nenek, disambut tepuk tangan dari seluruh ruangan.

Merangkai kreativitas lewat mosaik kancing

Kegiatan berikutnya mengajak para lansia untuk membuat kerajinan mosaik kancing. Setiap lansia didampingi oleh volunteer selama mengerjakan kerajinan tersebut.

Mereka diminta menempelkan kancing pada titik-titik gambar yang telah disediakan. Terlihat para lansia begitu bersemangat.

Meski sebagian mengaku penglihatan mereka sudah tidak setajam dulu, upaya untuk menyelesaikan mosaik tetap dilakukan dengan penuh kesungguhan.

Kreativitas dan ketelatenan menjadi kunci, dengan tangan-tangan yang terus bergerak menempelkan kancing satu per satu.

Suasana aula dipenuhi percakapan ringan, tawa kecil, serta interaksi hangat antara lansia dan para volunteer yang setia mendampingi.

Kotak pertanyaan dan hadiah selimut

Keceriaan berlanjut ketika para lansia diajak menjawab kotak pertanyaan yang disediakan tim volunteer.

Beberapa lansia ditunjuk untuk berbagi jawaban atas pertanyaan seputar pelajaran hidup yang ingin mereka sampaikan kepada generasi muda, hingga kisah paling berkesan saat masa muda.

Selain itu, para lansia juga menerima kado berupa selimut yang dapat digunakan sehari-hari. Hadiah tersebut disambut senyum hangat dan ekspresi terhibur dari para penerima.

Karaoke bersama hingga harmonika yang memeriahkan suasana

“Nyanyi, Aku mau nyanyi,” seru Dyah Erfatih, seorang nenek berusia 73 tahun yang telah tinggal di Panti Werdha Wisma Mulia selama dua tahun.

Permintaan Dyah seolah menjadi penanda dimulainya sesi karaoke. Suasana semakin hangat ketika berbagai lagu diputar, mulai dari lagu Mandarin, lagu hits Jepang Kokoro no Tomo, hingga lagu Ambon berjudul Sio Mama.

Para lansia bernyanyi sambil berjoget kecil di tempat duduk masing-masing. Momen seperti ini seolah-olah menjadi pelepas penat mereka.

Salah satu momen yang mencuri perhatian adalah penampilan seorang kakek bernama Allan yang piawai memainkan harmonika.

Ia membawakan lagu Joy to the World dan We Wish You a Merry Christmas. Tepuk tangan riuh langsung memenuhi aula, mengiringi akhir permainannya.

Namun, menjelang tengah hari, kegiatan harus diakhiri. Para lansia bersiap untuk makan siang dan beristirahat. Para volunteer pun turut menemani mereka makan, berbincang ringan, dan berbagi tawa.

Momen hangat dalam perayaan Hari Ibu ini menjadi pengingat bahwa perhatian, kehadiran, dan kebersamaan sederhana mampu menghadirkan kebahagiaan yang berarti bagi para lansia.

Di Panti Werdha Wisma Mulia, Hari Ibu dirayakan bukan hanya dengan rangkaian acara, tetapi juga dengan kasih yang nyata dan tulus.

Tag: #hangatnya #perayaan #hari #panti #werdha #wisma #mulia