Studi Ungkap Biang Keladi Drama Toksik Kantor
Ilustrasi Gosip Kantor(DOK. SHUTTERSTOCK)
10:35
1 Desember 2025

Studi Ungkap Biang Keladi Drama Toksik Kantor

- Fenomena perilaku yang merugikan di tempat kerja bukanlah hal baru. Kita bisa menemukannya dalam bentuk keterlambatan, gosip yang beredar dari satu meja ke meja lain, hingga konflik kecil yang berkembang menjadi drama berkepanjangan.

Meski tampak remeh, perilaku-perilaku tersebut dapat memengaruhi suasana kerja, produktivitas, dan hubungan antar karyawan.

Dalam psikologi industri dan organisasi, perilaku semacam ini dikenal sebagai perilaku kerja kontraproduktif, yaitu tindakan yang disengaja dan berpotensi merugikan organisasi maupun rekan kerja.

Salah satu gambaran menarik tentang perilaku ini muncul dalam penelitian dilakukan mahasiswa dan dosen Program Studi Magister Psikologi Universitas Tarumanagara;
Nathania Maria Indratno, Raja Oloan Tumanggor, P. Tommy dan S. Suyasa.

Penelitian tersebut menemukan bahwa perilaku kerja yang merugikan tidak hanya dipicu oleh lingkungan kerja saja, tetapi juga oleh faktor psikologis dalam diri setiap karyawan. Dua faktor utama yang menonjol adalah pengendalian diri dan kepuasan kerja

Perilaku kontraproduktif tidak selalu muncul dalam bentuk pelanggaran serius. 

Dalam banyak kasus, ia muncul dalam keseharian, seperti menunda pekerjaan, memperpanjang waktu istirahat, membicarakan rekan kerja, memperlambat pekerjaan sebagai bentuk protes, atau menggunakan waktu kerja untuk urusan pribadi.

Meski tampak sepele, kebiasaan tersebut dapat menular dan membentuk budaya kerja yang
tidak sehat.

Salah satu penyebab umum munculnya perilaku tersebut adalah rendahnya kemampuan
mengendalikan diri. Individu yang kesulitan mengelola emosi atau dorongan impulsif lebih rentan bereaksi negatif dan menunjukkan perilaku merugikan.

Kontrol Diri, Fondasi Perilaku Profesional

Pengendalian diri membantu seseorang menahan dorongan emosional, mempertimbangkan
konsekuensi, dan memilih respons yang lebih matang. Di tempat kerja, kemampuan ini
penting untuk menjaga profesionalitas.

Individu dengan pengendalian diri yang baik cenderung mampu menjaga ketenangan saat menghadapi tekanan, tidak mudah terpancing konflik, lebih fokus pada tujuan kerja, menghindari tindakan impulsif seperti mengeluh berlebihan atau bergosip.

Sebaliknya, rendahnya pengendalian diri dapat membuat seseorang lebih mudah
melampiaskan kekesalan melalui perilaku yang merugikan.

Selain pengendalian diri, kepuasan kerja juga berpengaruh besar terhadap perilaku. Kepuasan
kerja mencakup perasaan positif terhadap pekerjaan, lingkungan kantor, hubungan dengan
rekan kerja, serta kesempatan berkembang.

Karyawan yang merasa puas biasanya lebih termotivasi, lebih stabil secara emosional, menjaga hubungan baik dengan rekan kerja, serta lebih kecil kemungkinan terlibat dalam perilaku kontraproduktif.

Sementara itu, ketidakpuasan baik karena lingkungan kurang mendukung, kurangnya
apresiasi, atau beban kerja yang tidak seimbang, dapat memicu stres dan meningkatkan
kecenderungan munculnya perilaku negatif.

Cara Mengurangi Drama di Kantor?

Menciptakan lingkungan kerja yang sehat bukan hanya tanggung jawab organisasi. Setiap
karyawan dapat berperan dalam menjaga budaya kerja yang positif. Beberapa langkah yang
dapat dilakukan antara lain:

1. Kendalikan Reaksi Emosi

Memberi jeda sebelum merespons situasi yang memicu emosi dapat mencegah tindakan
impulsif. Teknik sederhana seperti menarik nafas dalam atau menenangkan diri sejenak dapat
membantu menjaga kejernihan berpikir.

2. Atur Prioritas dan Waktu Kerja

Menyusun jadwal, membagi tugas ke dalam bagian kecil, dan menyiapkan kebutuhan kerja
sejak malam membantu mengurangi penundaan maupun keterlambatan. Perencanaan yang
baik membuat ritme kerja lebih stabil dan efisien.

3. Hindari Lingkaran Gosip
Jika percakapan mulai mengarah pada gosip atau pembicaraan negatif, menjaga jarak secara sopan adalah langkah strategis. Mengikuti aliran percakapan semacam ini justru berisiko menimbulkan masalah baru.

4. Bangun Kepuasan Kerja dari Hal Sederhana

Mengapresiasi pencapaian harian, menciptakan ruang kerja yang nyaman, dan menjaga komunikasi yang positif dengan rekan dapat membantu meningkatkan kenyamanan bekerja.

5. Tunjukkan Sikap Profesional dalam Hal Kecil

Menepati waktu, menghargai pendapat orang lain, dan menjaga komitmen pekerjaan adalah kebiasaan sederhana yang berdampak besar pada lingkungan kerja.

Perilaku kontraproduktif bukan hanya persoalan disiplin kerja, tetapi juga cerminan kemampuan seseorang dalam mengelola emosi dan menilai pekerjaannya.

Dengan memperkuat pengendalian diri dan meningkatkan kepuasan kerja, setiap individu dapat berkontribusi menciptakan suasana kerja yang lebih produktif, harmonis, dan jauh dari drama yang tidak perlu.

Lingkungan kerja yang sehat bermula dari pilihan dan kebiasaan sederhana yang dilakukan
setiap hari.

Tag:  #studi #ungkap #biang #keladi #drama #toksik #kantor

KOMENTAR