Platform Digital Dinilai Tidak Konsisten Menindak Iklan Rokok, Anak Masih Bisa Akses
- Menurut Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), YouTube tidak konsisten dalam mencegah anak terpapar konten iklan rokok di situs web mereka.
Perwakilan dari SAFEnet, Wida Arioka menyampaikan, hal ini berdasarkan pemantauan pihaknya terhadap konten iklan produk tembakau di YouTube sepanjang Agustus-Desember 2023 dan Maret-Agustus 2024.
:“Yang paling banyak tidak dianggap melanggar adalah video yang memperlihatkan aktivitas merokok. Mungkin tidak dianggap sesuatu yang berbahaya, tapi ternyata itu tidak konsisten dengan tindakan YouTube,” tutur Wida dalam kegiatan bertajuk “Mendorong Pemenuhan Hak Anak atas Rasa Aman di Ruang Digital” di Erian Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/10/2025).
Tidak semua konten iklan rokok ditindak
Perwakilan Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), Wida Arioka, dalam kegiatan bertajuk ?Mendorong Pemenuhan Hak Anak atas Rasa Aman di Ruang Digital? di Erian Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/10/2025).
Sepanjang periode pemantauan, SAFEnet menemukan 2.328 konten iklan produk tembakau yang terdiri dari berbagai jenis konten. Berikut rinciannya:
- Sebanyak 1.900 video berupa ulasan produk
- Sebanyak 209 video yang memperlihatkan aktivitas merokok
- Sebanyak 76 video berupa podcast tentang produk rokok
- Sebanyak 55 video yang menampilkan produk rokok
- Sebanyak 50 video merekomendasikan produk rokok
- Sebanyak 38 video berupa tutorial menggunakan produk rokok
SAFEnet pun melaporkan ribuan konten tersebut, berdasarkan pedoman komunitas (community guideline) YouTube tentang keamanan anak dalam mengakses situs web mereka serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2000 dan PP Nomor 28 Tahun 2024 terkait larangan mengiklankan produk rokok pada jam tertentu dan dunia maya.
Akan tetapi, Wida melanjutkan, ada 355 atau 15 persen video yang tidak mendapat tindakan apa pun dari pihak YouTube karena tidak dianggap melanggar ketentuan mereka, meskipun semuanya memperlihatkan produk tembakau.
Dinilai tidak konsisten dengan peraturan sendiri
Dalam kesempatan itu, Wida menampilkan tangkapan layar tiga konten ulasan produk tembakau dari seorang kreator di YouTube.
“Semuanya dibuat oleh kreator yang sama, posisinya sama, cuma produknya saja yang berbeda. Semuanya (konten) mengulas produk (tembakau),” kata Wida.
Namun, ada perbedaan dalam tindakan YouTube terhadap tiga konten tersebut. Konten pertama diturunkan oleh YouTube, lalu konten kedua dibatasi secara usia (age-restricted).
Sementara itu, konten ketiga tidak mendapat tindakan dan masih bisa diakses oleh semua usia.
“Kenapa bisa beda? Padahal kontennya sama. Inkonsistensi ini sungguh berbahaya buat keamanan anak di layar digital karena mereka masih bisa mengakses konten yang sama,” ucap Wida.
Kerja sama dengan pemerintah dan masyarakat sipil
SAFEnet menilai platform digital belum konsisten dalam menindak konten iklan rokok. Akibatnya, anak-anak masih bisa mengakses tayangan tersebut.
Menilik hal tersebut, SAFEnet merekomendasikan agar YouTube bekerja sama dengan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan dan Kementerian Komunikasi dan Digital, serta masyarakat sipil perihal moderasi konten.
Sebab, mungkin saja YouTube tidak mengenali sebuah konten sebagai konten yang berkaitan dengan produk tembakau karena pengunggah menggunakan bahasa-bahasa yang tidak dikenali situs tersebut.
Untuk moderasi konten, sebaiknya dilakukan secara transparan, proporsional, dan menerapkan mekanisme baru. Hal ini karena selama ini pelapor belum bisa mengajukan banding ketika laporan ditolak.
“Kalau mereka bilang itu (konten) tidak melanggar, kita harus lapor ulang lagi,” ucap Wida.
Kemudian, sebisa mungkin proses pengaduan dibuat menjadi lebih mudah. Sebab, ketika hendak melaporkan sebuah konten di YouTube, ada banyak pilihan yang diajukan sehingga menimbulkan kebingungan.
Tag: #platform #digital #dinilai #tidak #konsisten #menindak #iklan #rokok #anak #masih #bisa #akses