Anak Ditegur di Sekolah, Perlukah Orangtua Ikut Memarahi di Rumah? Ini Kata Psikolog
Kasus kepsek tampar murid di Banten menjadi viral. Perlukah orangtua ikut memarahi anak di rumah setelah ia ditegur di sekolah? Simak penjelasannya.(Dok. Freepik/wahyu_t)
17:25
19 Oktober 2025

Anak Ditegur di Sekolah, Perlukah Orangtua Ikut Memarahi di Rumah? Ini Kata Psikolog

- Kasus kepala sekolah yang diduga menampar siswa kelas XII di SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, berinisial ILP (17), viral di media sosial.

ILP ditegur dan diduga ditampar karena berbohong saat ditegur bahwa dirinya ketahuan merokok di sekitar area sekolah, Jumat (10/10/2025).

Orangtua ILP, Tri Indah Alesti, melaporkan Dini ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Lebak pada hari yang sama ini, meskipun akhirnya dicabut pada Kamis (16/10/2025), setelah menuai reaksi negatif dari warganet.

Banyak warganet menilai aksi Tri berlebihan. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa mereka bakal ikut memarahi anak sesampainya di rumah karena telah melanggar peraturan di sekolah.

Namun, apakah tindakan orangtua yang seperti itu tepat untuk membuat anak kapok karena melanggar peraturan?

“Kalau orangtuanya cukup arif, bahasanya bukan ‘nanti anak saya marahin lagi’,” tutur psikolog klinis anak dan remaja di Klinik Sajiva RSKJ Dharmawangsa, Mira Damayanti Amir, S.Psi., saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/10/2025).

Anak ditegur di sekolah, orangtua lanjut marahi di rumah?

Cara bijak hadapi anak yang ditegur di sekolah

Kasus kepsek tampar murid di Banten menjadi viral. Perlukah orangtua ikut memarahi anak di rumah setelah ia ditegur di sekolah? Simak penjelasannya.Dok. Freepik/Freepik Kasus kepsek tampar murid di Banten menjadi viral. Perlukah orangtua ikut memarahi anak di rumah setelah ia ditegur di sekolah? Simak penjelasannya.

Menurut Mira, orangtua yang cukup bijak bakal mengajak anak untuk melakukan diskusi dua arah sepulang sekolah, bukannya ikut memarahi.

Diskusi mencakup pemahaman mendalam terkait apa yang anak lakukan, dan mengapa hal tersebut dianggap salah dan melanggar peraturan sekolah.

“Kalau anaknya dimarahi lagi, yang ada orangtua menyuburkan agresivitas. Akhirnya, enggak heran kalau anak melakukan tindak kekerasan karena di sekolah dimarahi, dan di rumah dimarahi,” ujar Mira.

Orangtua bisa diskusi argumen dengan anak di rumah

Ajari anak mengakui kesalahan

Kasus kepsek tampar murid di Banten menjadi viral. Perlukah orangtua ikut memarahi anak di rumah setelah ia ditegur di sekolah? Simak penjelasannya.Dok. Freepik/Freepik Kasus kepsek tampar murid di Banten menjadi viral. Perlukah orangtua ikut memarahi anak di rumah setelah ia ditegur di sekolah? Simak penjelasannya.

Hal senada dituturkan oleh psikolog klinis sekaligus pendiri lembaga Personal Growth, Ratih Ibrahim, M.Psi..

Ketika diajak berdiskusi, anak mungkin bakal defensif, yang mana hal tersebut wajar terjadi pada anak-anak.

Orang-orang yang saat ini sudah dewasa pun pasti pernah defensif ketika dinasihati oleh ayah dan ibu semasa kecil.

“Kita bisa saling mendiskusikan argumen masing-masing. Tapi, poin yang ditegakkan oleh orangtua bukan soal harus membela anak atau tidak, tapi mendudukkan masalah secara obyektif,” kata Ratih saat dihubungi pada Sabtu (18/1/2025).

Anak perlu diajarkan untuk memahami dan menerima bahwa apa yang telah dilakukannya salah karena melanggar aturan.

Mengakui kesalahan bukanlah tindakan seorang pecundang, melainkan tindakan seseorang dengan integritas yang tinggi.

“Anak perlu belajar menjadi pribadi yang sportif yang berintegritas, bukan semata-mata (menasihati) supaya kapok. Yang penting, anak benar-benar mengerti yang dia lakukan itu apa, mengapa aturan dibuat, dan setiap tindakan pasti ada konsekuensinya,” ucap Ratih.

Tag:  #anak #ditegur #sekolah #perlukah #orangtua #ikut #memarahi #rumah #kata #psikolog

KOMENTAR