



Kolaborasi Desainer Internasional dan Pengrajin Lokal Indonesia di Ajang Mode Dunia Paris
- Mode fashion hingga brand asli asal Indonesia kembali bertengger dengan deretan mode internasional lain di Paris. Hal ini berkat kerja sama antara desainer internasional dengan penenun hingga pembatik yang kemudian tergabung dalam koleksi kapsul hasil kolaborasi di Premiere Classe Paris, salah satu ajang pameran mode paling berpengaruh di dunia.
Kehadiran mode fashion Indonesia di Paris ini diyakini menjadi peetanda langkah penting dalam memperkenalkan kekayaan wastra Indonesia ke panggung global sekaligus memperkuat dialog lintas budaya antara Indonesia dan Prancis.
Melalui peran Lakon Indonesia lewat inisiatif internasionalnya, PINTU Incubator, sejak awal telah menghadirkan program pendampingan, akses industri, dan eksposur global, sehingga kreativitas Indonesia dapat bersaing secara kontemporer dan profesional.
"PINTU Incubator lahir dari keyakinan bahwa warisan budaya Indonesia tidak hanya harus dilestarikan, tetapi juga diberi ruang untuk bertransformasi dan bersaing di tingkat internasional. Premiere Classe memberi kami kesempatan untuk menunjukkan bahwa karya dari Indonesia memiliki Thresia Mareta, Founder Lakon kualitas eksekusi, relevansi pasar, dan daya saing global," kata Indonesia & Co-initiator PINTU Incubator, Rabu (8/10).
Dalam edisi Paris kali ini, PINTU menampilkan hasil Residency Program, yaitu program yang mempertemukan desainer internasional dengan pengrajin lokal Indonesia, yaitu Priscille Berthaud, lulusan École Duperré Paris, berkolaborasi dengan penenun di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Dalam karyanya, ia menerjemahkan struktur tenun tradisional menjadi siluet elegan dengan sentuhan arsitektural.
Adapun karya kedua adalah dark Kozue Sullerot, desainer dari Enamoma (Ecole Nationale de Mode et Matière PSL Paris) yang bekerja sama dengan pembatik di Tegal, Jawa Tengah. Bersama-sama, mereka menghadirkan motif dan teknik baru yang memberi energi segar pada tradisi batik.
Kedua kolaborasi ini melahirkan koleksi kapsul yang memadukan kedalaman artistik dengan kesiapan pasar, bukan sekadar prototipe, melainkan lini mode yang siap bertemu pembeli internasional.
Selain mempersembahkan koleksi Residency, tahun ini PINTU Incubator juga membawa dua brand lokal terkurasi ke Paris, yaitu Denim It Up dan Lil Public. Kedua brand ini telah melalui proses pengembangan intensif selama kurang lebih tujuh bulan dalam program PINTU, meliputi mentoring, pendampingan bisnis, serta persiapan koleksi agar siap bersaing di pasar global.
Program Mentorship dengan Para Ahli
Sebagai bagian dari komitmennya, tahun ini PINTU Incubator juga kembali menghadirkan para ahli dari berbagai bidang industri mode untuk menjadi mentor bagi para peserta. Di antaranya adalah Alain Soreil, Direktur di Ecole Duperré Paris, yang baru-baru ini menandatangani MoU dengan PINTU untuk memperkuat kerja sama pendidikan dan pertukaran desainer.
"Kerja sama dengan PINTU merupakan langkah penting dalam memperluas jangkauan pendidikan mode. Melalui kolaborasi ini, para desainer Indonesia dapat mengakses perspektif internasional, sementara kami di Prancis juga belajar dari kekayaan tradisi tekstil Indonesia. Ini adalah pertukaran yang saling memperkaya," ucap Alain Soreil, Direktur École Duperré Paris.
Tag: #kolaborasi #desainer #internasional #pengrajin #lokal #indonesia #ajang #mode #dunia #paris