8 Kebiasaan Disukai Anak Muda Tapi Justru Merusak Mental dan Fisik Menurut Psikologi
kebiasaan disukai anak muda tapi justru merusak mental dan fisik menurut Psikologi. (Freepik/ freepik)
16:18
1 Juli 2025

8 Kebiasaan Disukai Anak Muda Tapi Justru Merusak Mental dan Fisik Menurut Psikologi

 

 – Psikologi mencatat bahwa sejumlah kebiasaan yang digemari anak muda justru berdampak negatif terhadap kondisi fisik dan kesehatan mental.

Dalam psikologi, perilaku yang tampak menyenangkan di permukaan sering kali menyimpan risiko tersembunyi bagi kesejahteraan mental anak muda.

Anak muda cenderung mengikuti tren kebiasaan tanpa menyadari dampaknya, dan psikologi memberikan peringatan atas pola ini.

Psikologi menekankan bahwa keseimbangan antara kesenangan dan kesehatan mental harus dijaga sejak usia muda untuk mencegah dampak jangka panjang.

Dilansir dari merusak mental dan fisik menurut Psikologi.

  1. Bermain ponsel hingga larut malam

Dunia digital memang memikat, terutama saat malam hari ketika seharusnya tubuh beristirahat dengan kualitas tidur yang baik.

Banyak anak muda yang terjebak dalam rutinitas menghabiskan waktu di depan layar hingga lewat tengah malam, entah itu scrolling media sosial atau menonton serial favorit.

Aktivitas ini ternyata mengganggu siklus tidur alami tubuh dan menyebabkan mata mengalami ketegangan berlebihan.

Cahaya biru yang dipancarkan layar gadget dalam ruangan gelap dapat mengacaukan ritme sirkadian tubuh, membuat otak terkecoh seolah masih siang hari.

Kondisi ini membuat seseorang kesulitan untuk tertidur dan mengalami gangguan pola tidur yang berkualitas.

Pikiran juga menjadi penuh dengan informasi yang tidak perlu, menciptakan kebisingan mental saat seharusnya otak beristirahat.

  1. Melewatkan sarapan pagi

Kesibukan di pagi hari sering membuat banyak orang memilih untuk langsung minum kopi dan bergegas keluar rumah tanpa sarapan.

Padahal, tubuh telah berpuasa selama beberapa jam sejak malam hari dan membutuhkan asupan energi untuk memulai aktivitas.

Melewatkan sarapan justru memperpanjang periode puasa dan dapat memicu rasa lapar berlebihan di siang hari.

Hal ini berpotensi menyebabkan makan berlebihan, penambahan berat badan, dan kekurangan nutrisi penting.

Tubuh yang tidak mendapat asupan energi di pagi hari cenderung mengalami penurunan tingkat energi sepanjang hari.

Stabilitas suasana hati juga dapat terganggu ketika tubuh tidak mendapat bahan bakar yang cukup untuk menjalankan fungsi-fungsinya dengan optimal.

  1. Gaya hidup tidak aktif bergerak

Kemudahan teknologi modern membuat segala sesuatu dapat diakses hanya dengan sekali klik, mulai dari bekerja, bermain, hingga berbelanja.

Kenyamanan ini sayangnya mendorong peningkatan perilaku duduk dalam waktu lama di kalangan anak muda.

Duduk terlalu lama telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan serius seperti obesitas, penyakit jantung, dan bahkan beberapa jenis kanker.

Dampak negatif tidak hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga mental dengan meningkatnya tingkat kecemasan dan depresi pada mereka yang menjalani gaya hidup tidak aktif.

Yang mengejutkan adalah meskipun seseorang rutin berolahraga, duduk dalam waktu lama sepanjang hari tetap dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan.

Fenomena ini dikenal sebagai "sindrom kentang sofa aktif" yang menunjukkan pentingnya bergerak secara konsisten sepanjang hari, bukan hanya saat olahraga.

  1. Konsumsi berlebihan makanan olahan

Burger, kentang goreng, pizza, dan minuman bersoda memang praktis, mudah didapat, dan memiliki rasa yang menggugah selera.

Namun, makanan-makanan yang telah melalui proses pengolahan intensif ini umumnya mengandung lemak tidak sehat, gula, dan natrium dalam jumlah tinggi.

Konsumsi berlebihan makanan jenis ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan seperti penambahan berat badan, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes.

Tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, penelitian menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi makanan olahan dengan peningkatan risiko depresi dan kecemasan.

Sebaliknya, mengonsumsi makanan utuh seperti buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh dapat memberikan nutrisi esensial yang dibutuhkan tubuh.

Makanan-makanan alami ini juga terbukti dapat meningkatkan suasana hati dan kesejahteraan mental secara keseluruhan.

  1. Mengabaikan perawatan diri

Dalam hiruk-pikuk kehidupan dengan berbagai tugas, tenggat waktu, dan kewajiban sosial, mudah sekali melupakan pentingnya merawat diri sendiri.

Banyak yang menganggap berbagai aktivitas eksternal lebih penting daripada meluangkan waktu untuk memperhatikan kebutuhan pribadi.

Namun, perawatan diri bukanlah tindakan egois atau kemewahan yang bisa diabaikan, melainkan kebutuhan fundamental untuk kesehatan fisik dan mental.

Ketika mengabaikan kebutuhan dasar seperti istirahat, nutrisi, atau perawatan emosional, seseorang hanya akan mengalami kelelahan yang berujung pada burnout.

Tidak ada pencapaian apapun yang sebanding dengan mengorbankan kesejahteraan pribadi demi tujuan tertentu.

Meluangkan waktu setiap hari untuk melakukan sesuatu yang menyehatkan tubuh dan pikiran, sekecil apapun itu, merupakan investasi terbaik untuk diri sendiri.

  1. Ketergantungan berlebihan pada kafein

Kafein sering diandalkan sebagai solusi ajaib untuk mengatasi kantuk di pagi hari, sesi belajar larut malam, dan rasa lelah di sore hari.

Banyak yang merasa tidak dapat berfungsi normal tanpa asupan kafein dalam jumlah yang semakin meningkat setiap harinya.

Ketergantungan berlebihan pada kafein dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan tidur, lonjakan tekanan darah, masalah pencernaan, dan serangan panik.

Semakin banyak kafein yang dikonsumsi, semakin besar jumlah yang dibutuhkan untuk mendapatkan efek yang sama, menciptakan siklus ketergantungan yang merugikan.

Tubuh yang terlalu bergantung pada stimulan eksternal ini dapat mengalami gejala withdrawal ketika asupan kafein berkurang.

Mengurangi konsumsi kafein secara bertahap dan menggantinya dengan alternatif seperti teh herbal atau air putih dapat membantu tubuh beradaptasi dan mengurangi ketergantungan.

  1. Mengabaikan kesehatan mental

Dalam kesibukan mengejar kebugaran fisik, pekerjaan, studi, atau sosialisasi, seringkali aspek kesehatan mental terabaikan dan tidak mendapat perhatian yang memadai.

Padahal, mengabaikan kesehatan mental dapat berujung pada masalah serius seperti gangguan kecemasan, depresi, dan penyakit terkait stres.

Penting untuk memahami bahwa kesehatan mental memiliki bobot yang sama pentingnya dengan kesehatan fisik dalam menentukan kualitas hidup seseorang.

Mengintegrasikan praktik mindfulness seperti meditasi atau yoga ke dalam rutinitas harian dapat menjadi langkah awal yang efektif.

Ketika merasa kewalahan atau tidak mampu mengatasi tekanan hidup, mencari bantuan profesional merupakan langkah yang bijak dan bukan tanda kelemahan.

Menerima bahwa tidak selalu harus baik-baik saja sepanjang waktu adalah bagian dari proses menjaga kesehatan mental yang sehat.

  1. Kurangnya aktivitas fisik rutin

Aktivitas fisik merupakan salah satu cara paling efektif untuk memelihara kesehatan fisik dan mental secara bersamaan.

Olahraga tidak hanya membantu mengontrol berat badan dan mencegah penyakit kronis, tetapi juga meningkatkan suasana hati, kualitas tidur, dan mengurangi stres.

Meskipun manfaatnya sudah terbukti, masih banyak anak muda yang tidak mendapatkan cukup aktivitas fisik karena berbagai alasan seperti keterbatasan waktu, minat, atau motivasi.

Namun, manfaat olahraga teratur terlalu signifikan untuk diabaikan dalam menjaga kesejahteraan jangka panjang.

Tidak perlu melakukan aktivitas berat seperti berlari maraton atau menghabiskan jam di gym untuk mendapatkan manfaatnya.

Perubahan kecil seperti naik tangga alih-alih lift, berjalan kaki saat istirahat makan siang, atau menari mengikuti lagu favorit sudah dapat memberikan dampak positif yang berarti.

 

 

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #kebiasaan #disukai #anak #muda #tapi #justru #merusak #mental #fisik #menurut #psikologi

KOMENTAR